Kesabaran Kunci Sukses Xabi Alonso di Real Madrid, Desak Claude Makelele

Kesabaran Kunci Sukses Xabi Alonso di Real Madrid, Desak Claude Makelele

Mantan bintang Real Madrid, Claude Makelele, dengan tegas mendesak manajemen dan para penggemar klub raksasa Spanyol itu untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelatih baru mereka, Xabi Alonso. Tak dapat dimungkiri, Alonso kini menghadapi tekanan yang jauh lebih besar dan intensitas sorotan yang tak tertandingi di Madrid dibandingkan dengan posisi sebelumnya. Menggantikan pelatih kawakan dan sarat prestasi, Carlo Ancelotti, di penghujung musim LaLiga 2024/2025 adalah sebuah tantangan monumental. Alonso, yang baru saja menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun hingga 2028, diharapkan dapat langsung meneruskan tradisi kemenangan yang telah dibangun Ancelotti.

"Mereka itu kan punya seorang pelatih baru, yang juga teman saya, tapi dia membawa kualitas yang berbeda, dan ini tidak mudah," ungkap Makelele kepada media AS, menyoroti kompleksitas peran yang diemban Alonso. "Madrid akan selalu jadi Madrid. Sedikit demi sedikit. Xabi butuh waktu. Setahun atau dua tahun. Mereka mesti membiarkan dia bekerja. Dia toh punya sebuah skuad yang impresif." Pernyataan ini bukan sekadar dukungan seorang teman, melainkan sebuah peringatan dari seorang yang sangat memahami dinamika dan ekspektasi yang tak realistis di Santiago Bernabéu.

Xabi Alonso datang ke Madrid dengan modal pengalaman melatih Bayer Leverkusen selama tiga tahun yang sangat mengesankan. Di bawah kepemimpinannya, mantan gelandang top Spanyol itu berhasil mengantar Leverkusen mendobrak dominasi Bayern Munich di Jerman, sebuah pencapaian yang sebelumnya dianggap hampir mustahil. Ia sukses merebut titel Bundesliga, Piala DFB (Piala Jerman), dan Piala Super Jerman pada musim 2023/2024, bahkan mengantar timnya finis di posisi kedua di musim sebelumnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk hengkang dan menerima pinangan dari klub masa kecilnya, Real Madrid. Filosofi permainannya yang modern, kemampuannya mengembangkan pemain muda, serta mentalitas pemenang yang ia tanamkan di Leverkusen menjadi nilai jual utama yang menarik perhatian manajemen Los Blancos.

Namun, transisi dari Leverkusen ke Real Madrid adalah lompatan kuantum dalam hal tekanan dan ekspektasi. Di Leverkusen, Alonso diberi kebebasan untuk membangun timnya tanpa bayang-bayang sejarah panjang yang menuntut gelar setiap musim. Di Madrid, setiap pertandingan adalah final, setiap hasil imbang adalah krisis, dan setiap kekalahan adalah bencana. Sejarah klub yang dipenuhi trofi Liga Champions dan La Liga menuntut kesempurnaan instan. Penggemar Real Madrid, yang dikenal sangat vokal dan menuntut, tidak terbiasa dengan periode transisi atau pembangunan jangka panjang tanpa hasil yang cepat. Mereka menginginkan gelar, dan mereka menginginkannya sekarang.

Carlo Ancelotti meninggalkan warisan yang luar biasa. Pelatih asal Italia itu telah membawa Real Madrid meraih dua gelar Liga Champions, dua gelar La Liga, dan berbagai trofi domestik lainnya dalam dua periode kepelatihannya. Menggantikan seorang pelatih yang begitu dicintai dan sukses tentu bukan tugas yang mudah. Alonso harus menghadapi perbandingan tak terhindarkan dengan Ancelotti, baik dalam hal taktik, manajemen pemain, maupun hasil. Meskipun Alonso telah menunjukkan sentuhan emasnya di ajang debutnya bersama Madrid, Piala Dunia Antarklub 2025, di mana Los Blancos tampil mulus tidak terkalahkan dan berhasil menembus babak semifinal, ini hanyalah permulaan. Turnamen ini, meskipun penting, tidak memiliki bobot dan tekanan yang sama dengan kompetisi domestik dan Eropa.

Ujian sesungguhnya bagi Xabi Alonso akan terhampar di hadapannya saat memimpin Real Madrid di Liga Spanyol, Liga Champions, dan Copa del Rey pada musim 2025/2026. Kompetisi-kompetisi ini menuntut konsistensi, strategi yang matang, dan kemampuan untuk tampil di level tertinggi dalam setiap pertandingan. Liga Spanyol akan menjadi pertarungan sengit melawan rival abadi seperti Barcelona dan Atletico Madrid, yang juga terus berbenar. Liga Champions, kompetisi favorit Real Madrid, akan menjadi panggung di mana kesabaran Madridista benar-benar diuji. Setiap kekalahan di fase gugur bisa berarti bencana. Dan Copa del Rey, meskipun kadang dianggap sebagai prioritas ketiga, tetap merupakan trofi yang ingin dimenangkan untuk melengkapi dominasi domestik.

Makelele, yang pernah menjadi bagian tak terpisahkan dari era Galacticos Madrid, sangat memahami mentalitas klub dan para penggemarnya. Ia sendiri pernah merasakan bagaimana tekanan dapat memengaruhi karier seorang pemain dan pelatih di Bernabéu. "Madrid akan selalu jadi Madrid," kata Makelele, kalimat yang sarat makna. Ini merujuk pada identitas klub yang tidak pernah puas, selalu mencari yang terbaik, dan terkadang, sangat tidak sabar. Klub ini telah menyaksikan banyak pelatih hebat datang dan pergi dalam waktu singkat karena gagal memenuhi ekspektasi instan, meskipun mereka mungkin memiliki visi jangka panjang yang cemerlang.

Skuad yang dimiliki Real Madrid saat ini memang impresif, seperti yang disebutkan Makelele. Dengan kombinasi pemain muda berbakat seperti Vinicius Junior, Jude Bellingham, Rodrygo Goes, dan Federico Valverde, serta veteran berpengalaman seperti Luka Modric dan Toni Kroos (jika masih bertahan), Alonso memiliki materi pemain yang luar biasa. Namun, skuad yang impresif juga berarti ekspektasi yang impresif. Setiap pemain bintang memiliki ego dan tuntutan masing-masing yang harus dikelola dengan baik. Menyatukan mereka dalam sebuah sistem yang kohesif dan mematikan adalah tugas yang rumit. Alonso harus menemukan keseimbangan antara memaksimalkan potensi individu dan menciptakan kolektivitas tim yang tak terkalahkan.

Pengalaman Alonso di Leverkusen menunjukkan bahwa ia adalah seorang pembangun tim yang ulung. Ia mengambil alih tim yang sedang kesulitan dan mengubahnya menjadi mesin kemenangan yang tak terkalahkan di Bundesliga. Ia mampu mengidentifikasi bakat, mengembangkan pemain, dan menerapkan taktik yang cerdas serta adaptif. Filosofi permainannya yang menekankan penguasaan bola, tekanan tinggi, dan transisi cepat sangat cocok dengan gaya permainan modern. Namun, apakah filosofi ini dapat diterapkan secara instan di Madrid, dengan pemain-pemain yang terbiasa dengan sistem Ancelotti yang lebih pragmatis? Ini adalah pertanyaan besar yang akan dijawab seiring berjalannya waktu.

Makelele tidak hanya mendesak kesabaran, tetapi juga menyiratkan bahwa Alonso membutuhkan waktu untuk menanamkan filosofi dan sistemnya sepenuhnya. "Setahun atau dua tahun," katanya. Ini adalah periode yang cukup realistis bagi seorang pelatih untuk benar-benar membentuk timnya sesuai visi. Namun, sejarah Real Madrid menunjukkan bahwa waktu adalah komoditas yang langka bagi para pelatihnya. Beberapa pelatih legendaris seperti Vicente del Bosque dan Zinedine Zidane, meskipun sukses besar, juga pernah menghadapi periode sulit di mana kesabaran manajemen dan fans diuji.

Penting bagi Real Madrid untuk belajar dari masa lalu. Keberhasilan jangka panjang seringkali membutuhkan konsistensi dan stabilitas di posisi pelatih. Jika Alonso benar-benar diberi waktu yang ia butuhkan, ia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah klub. Latar belakangnya sebagai mantan pemain Madrid yang sukses, ditambah dengan kecerdasannya dalam membaca permainan dan pengalaman melatih yang terbukti, menjadikannya kandidat ideal untuk memimpin era baru Los Blancos.

Oleh karena itu, pesan Claude Makelele adalah sebuah kebijaksanaan yang patut direnungkan. Real Madrid telah membuat keputusan besar dengan menunjuk Xabi Alonso. Kini, giliran klub untuk menunjukkan kepercayaan penuh dan kesabaran, membiarkan Alonso bekerja tanpa tekanan berlebihan untuk meraih hasil instan. Hanya dengan begitu, potensi penuh Xabi Alonso sebagai entrenador dapat terwujud, dan ia bisa memimpin Real Madrid menuju kejayaan yang berkelanjutan di panggung domestik maupun Eropa. Perjalanan ini mungkin tidak selalu mulus, namun dengan kesabaran dan dukungan, Xabi Alonso memiliki semua modal untuk mengukir sejarahnya sendiri di Santiago Bernabéu.

Kesabaran Kunci Sukses Xabi Alonso di Real Madrid, Desak Claude Makelele

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *