
Pengembang game legendaris, Hideo Kojima, sosok di balik mahakarya seperti Metal Gear Solid dan Death Stranding, baru-baru ini membuat pernyataan yang menarik perhatian banyak pihak. Dalam sebuah wawancara, ia mengaku memiliki kemiripan dengan aktor Hollywood kenamaan, Tom Cruise. Bukan dalam hal fisik atau kemampuan akting, melainkan pada inti filosofi hidup dan dedikasi mereka terhadap pekerjaan. "Saya sama seperti Tom Cruise (tertawa). Hidup saya didedikasikan untuk menciptakan sesuatu. Itulah kegembiraan saya," ujar Kojima, sebagaimana dilansir oleh IGN. Pernyataan ini membuka jendela lebih dalam tentang pola pikir seorang auteur yang telah membentuk lanskap industri hiburan interaktif.
Dedikasi Kojima bukan sekadar komitmen biasa; ia adalah sebuah obsesi positif yang menjadi inti eksistensinya. Ia menegaskan akan terus berkarya selama tubuh dan otaknya masih berfungsi optimal. Baginya, proses penciptaan adalah napas hidup, sebuah dorongan intrinsik yang tak akan padam kecuali jika hal tersebut mulai mengganggu orang-orang di sekitarnya. "Tetapi saya ingin terus berkarya sampai saya meninggal," tegasnya, sebuah janji yang mencerminkan semangat juang tanpa henti. Ini bukan hanya tentang membuat game, melainkan tentang mengekspresikan visi, menyampaikan cerita, dan mendorong batas-batas medium yang ia geluti.
Paralel dengan Tom Cruise bukanlah perbandingan fisik, melainkan resonansi jiwa antara dua seniman yang sangat berdedikasi pada bidang masing-masing. Pernyataan Kojima sepertinya merujuk pada komentar terbaru Tom Cruise pada pemutaran perdana film Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One. Ketika itu, di karpet merah, aktor kawakan tersebut mengatakan kepada The Hollywood Reporter bahwa ia tidak akan pernah berhenti membuat film. Cruise bahkan sempat menyebutkan keinginan tersebut akan dilakukannya hingga usianya mencapai 100 tahun. Kesamaan fundamental antara Kojima dan Cruise terletak pada etos kerja yang tak kenal lelah, komitmen total terhadap kualitas, dan hasrat untuk terus berinovasi serta memberikan pengalaman terbaik kepada audiens mereka, bahkan jika itu berarti harus melampaui batas kemampuan fisik dan mental. Keduanya adalah arsitek utama di balik proyek-proyek mereka, terlibat dalam setiap detail, dari konsep awal hingga eksekusi akhir, demi memastikan visi mereka terwujud dengan sempurna.
Melangkah mundur ke belakang, perjalanan Hideo Kojima dalam industri game adalah kisah epik tersendiri. Sejak bergabung dengan Konami pada tahun 1986, ia telah menciptakan beberapa waralaba paling berpengaruh dalam sejarah video game, yang paling terkenal adalah seri Metal Gear. Dengan Metal Gear, Kojima tidak hanya memperkenalkan genre tactical espionage action, tetapi juga mengangkat standar penceritaan dalam game ke level yang belum pernah dicapai sebelumnya. Cutscene yang sinematik, narasi berlapis, karakter yang kompleks, dan tema-tema filosofis yang mendalam menjadi ciri khas karyanya. Ia seringkali disebut sebagai "auteur" dalam industri game, sebuah istilah yang biasanya disematkan pada sutradara film yang memiliki visi artistik yang sangat khas dan mengontrol penuh proses kreatifnya.
Setelah perpisahan yang sensasional dengan Konami dan pendirian studio independennya sendiri, Kojima Productions, ia merilis Death Stranding. Game ini adalah bukti nyata dari visi Kojima yang tidak konvensional dan keberaniannya untuk bereksperimen. Meskipun menuai pro dan kontra, Death Stranding diakui secara luas karena pendekatan uniknya terhadap genre aksi-petualangan, penekanan pada tema koneksi manusia, dan estetika visual yang menawan. Ini semakin memperkuat reputasinya sebagai seorang visioner yang selalu berusaha untuk mendorong batas-batas apa yang mungkin dalam medium game.
Dari apa yang disampaikan Kojima, memang tidak disebutkan apakah karya yang dimaksud khusus ditujukan untuk video game atau bisa hal lainnya. Namun, ini menjadi petunjuk, bahwa pria berusia 61 tahun ini membuka diri untuk membuat sesuatu yang bukan game di masa mendatang. Mengingat kecintaannya pada sinema dan bagaimana film telah memengaruhi gaya artistiknya selama ini, kemungkinan Kojima terjun ke dunia film, serial TV, atau bentuk media interaktif lainnya tidaklah mustahil. Banyak gamer dan pengamat industri telah lama berpendulasi tentang bagaimana "cutscene" yang ditampilkannya pada setiap game buatannya sudah terasa seperti film. Dengan pengalamannya dalam penceritaan visual yang mendalam, arah artistik yang kuat, dan kemampuan untuk memimpin tim kreatif berskala besar, transisi ke medium lain mungkin merupakan langkah alami bagi seorang seniman dengan ambisi sebesar Kojima. Ia telah menunjukkan kemampuannya untuk mengintegrasikan elemen naratif, visual, dan audio dengan cara yang sangat sinematik dalam game-nya, sehingga jembatan antara dua medium ini tampaknya sangat tipis bagi dirinya.
Namun, dalam sebuah wawancara, dirinya menjelaskan meskipun apa yang selama ini dibuatnya mendapat pengaruh dari film, ia selalu fokus untuk membuat game terlebih dahulu. Ini adalah poin krusial yang membedakan Kojima dari sekadar pembuat film yang menggunakan medium game. "Saya tumbuh sambil menonton film, jadi film mempengaruhi pencahayaan, pemodelan karakter, arahan, dan sebagainya (ketika saya membuat game), tetapi saya sadar akan fakta bahwa saya tidak membuat film, dan pendekatan mendasar saya adalah mempertimbangkan apa yang hanya bisa dilakukan dalam game, termasuk kesan main-main yang aneh," pungkasnya.
Pernyataan ini menyoroti pemahaman mendalam Kojima tentang esensi medium game. Ia menghargai aspek interaktif dan partisipatif yang unik dari game, sesuatu yang tidak bisa ditemukan dalam film. Kesan "main-main yang aneh" ini bisa diartikan sebagai elemen gameplay yang tidak konvensional, eksperimen dengan mekanika baru, atau cara-cara inovatif dalam berinteraksi dengan dunia game yang melampaui narasi pasif. Misalnya, dalam Metal Gear Solid, pemain tidak hanya menonton cerita, tetapi secara aktif terlibat dalam strategi spionase, menyelinap, dan menggunakan lingkungan untuk keuntungan mereka. Dalam Death Stranding, aspek "koneksi" tidak hanya disampaikan melalui narasi, tetapi juga melalui mekanika gameplay yang mendorong pemain untuk saling membantu secara tidak langsung di dunia game yang luas. Ini adalah bentuk penceritaan yang hanya mungkin melalui interaksi pemain, di mana pilihan dan tindakan mereka membentuk pengalaman unik, bukan sekadar mengikuti alur cerita yang telah ditentukan.
Dampak Kojima pada industri game tak terbantahkan. Ia telah menginspirasi generasi pengembang game untuk berpikir lebih besar tentang potensi penceritaan, presentasi visual, dan kedalaman tematik dalam game. Kemampuannya untuk menarik bakat-bakat Hollywood, seperti Norman Reedus, Mads Mikkelsen, Léa Seydoux, dan Guillermo del Toro, ke dalam proyek-proyek game-nya juga telah membantu menjembatani kesenjangan antara industri game dan hiburan arus utama. Dengan pernyataan terbarunya, Kojima kembali menegaskan posisinya sebagai seorang seniman yang terus-menerus mencari cara baru untuk berekspresi, tidak terikat oleh batasan medium tertentu.
Ke depan, para penggemar dapat menantikan lebih banyak inovasi dan kejutan dari Hideo Kojima. Apakah itu game yang mendorong batas-batas genre, proyek media baru yang interaktif, atau bahkan debutnya di kursi sutradara film, satu hal yang pasti: Kojima akan terus berkarya dengan semangat yang sama membara seperti Tom Cruise, dengan dedikasi penuh pada seni penciptaan. Hasratnya untuk terus berinovasi dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan akan menjadi warisan yang terus berkembang, menegaskan bahwa Hideo Kojima adalah lebih dari sekadar pembuat game; ia adalah seorang visioner yang menolak untuk dibatasi oleh definisi apa pun, terus bergerak maju menuju cakrawala kreativitas tanpa batas. Ini adalah berita yang akan membuat para penggemar dan pengamat industri hiburan tetap terpaku, menantikan langkah selanjutnya dari sang legenda hidup.
