
"Riding for a Greater Cause": Para Bikers Bosnia Menuju Srebrenica dalam Misi Peringatan dan Solidaritas
Srebrenica, kota yang selamanya terukir dalam sejarah sebagai lokasi genosida mengerikan tahun 1995, kembali menjadi pusat perhatian dan refleksi mendalam seiring dengan kedatangan ribuan pengendara sepeda motor. Mereka berkumpul untuk Srebrenica Moto Marathon, sebuah acara tahunan yang bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan sebuah ziarah yang sarat makna, dilakukan untuk memperingati 30 tahun genosida dan menghormati ribuan jiwa yang tak berdosa yang kehilangan nyawa mereka. Di akhir bulan Mei ini, kota itu menjadi saksi bisu persiapan sebuah perjalanan emosional dan penuh solidaritas yang akan segera dimulai.
Genosida Srebrenica, yang terjadi pada Juli 1995, merupakan salah satu episode paling kelam dalam sejarah Eropa pasca-Perang Dunia II. Di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian PBB, lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki etnis Bosniak dibantai secara sistematis oleh pasukan Serbia Bosnia. Tragedi ini, yang telah diakui sebagai genosida oleh pengadilan internasional, meninggalkan luka yang mendalam dan warisan yang tak terlupakan bagi Bosnia dan Herzegovina serta seluruh dunia. Moto Marathon ini, dengan deru mesin dan keheningan hati para pesertanya, menjadi pengingat yang kuat akan peristiwa tersebut, sekaligus menjadi seruan untuk tidak pernah melupakan dan memastikan bahwa kekejaman semacam itu tidak akan pernah terulang.
Enver Sulic, kepala komite penyelenggara Moto Marathon dari klub sepeda motor Suburb Riders di Ilidza, menceritakan bahwa ide mulia ini pertama kali tercetus pada tahun 2012. Ide tersebut lahir dari semangat persaudaraan dan solidaritas yang kuat di antara komunitas pengendara motor. "Solidaritas di antara para biker, sikap kami terhadap sesama pengendara, dan terhadap semua orang, tak tertandingi," kata Sulic. Ia menjelaskan betapa mudahnya mengumpulkan dukungan dari komunitas ini. "Melalui solidaritas kami ini, cukup dengan menghubungi beberapa nomor telepon, dan Anda bisa mengumpulkan kelompok 100, 200, bahkan 300 pengendara motor." Ini menunjukkan betapa mendalamnya komitmen para biker terhadap tujuan bersama ini.
Skala acara ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Sulic menyebutkan bahwa sekitar 1.500 pengendara motor turut serta dalam Moto Marathon tahun lalu, dan tahun ini, jumlah yang lebih besar lagi diperkirakan akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada anak laki-laki dan pria Bosniak dari Srebrenica yang dibantai secara kejam oleh pasukan Serbia Bosnia. Partisipasi ini tidak hanya terbatas pada pengendara dari Bosnia dan Herzegovina saja, melainkan juga menarik perhatian para biker dari berbagai negara, termasuk Kroasia, Slovenia, Austria, Jerman, Italia, Swedia, Swiss, Turki, dan banyak lagi. Kehadiran internasional ini menegaskan bahwa genosida Srebrenica adalah tragedi kemanusiaan yang memiliki resonansi global, melampaui batas-batas geografis dan etnis.
Setiap tahun, upacara peringatan genosida di Pusat Peringatan Srebrenica menjadi momen yang sangat emosional, di mana sisa-sisa jenazah korban yang baru teridentifikasi selama 12 bulan sebelumnya akan dimakamkan. Momen ini secara khusus menyentuh hati Miralem Batlak, anggota klub motor Plavi Vitezovi, yang telah berpartisipasi dalam hampir semua Moto Marathon sejak awal, kecuali yang pertama. Batlak kini menjadi salah satu anggota yang bertanggung jawab atas keselamatan para peserta. "Sebagai seorang yang beriman, saya tahu betul apa artinya menghadiri pemakaman seseorang," kata Batlak, suaranya sarat emosi. Ia menambahkan bahwa berdiri di samping mereka yang mengalami penderitaan begitu besar "membuat saya sangat bangga." Baginya, setiap perjalanan adalah bentuk penghormatan dan solidaritas yang mendalam.
Perjalanan tahunan para biker ini dimulai pada 9 Juli dari Bihac di barat laut negara itu, mengikuti rute yang penuh makna. Mereka berkendara melalui Kljuc, Jajce, dan Travnik sebelum tiba di ibu kota, Sarajevo. Kota-kota ini sendiri memiliki sejarah yang kaya dan kompleks dalam konflik Bosnia, menjadikan setiap kilometer perjalanan sebagai bagian dari narasi yang lebih besar. Pagi berikutnya, setelah meletakkan bunga di tugu peringatan anak-anak yang gugur selama pengepungan Sarajevo—sebuah tindakan simbolis untuk mengenang semua korban perang, bukan hanya di Srebrenica—mereka melanjutkan perjalanan terakhir mereka menuju Pusat Peringatan Srebrenica di desa Potocari. Rute ini, yang membentang di sepanjang lanskap Bosnia yang indah namun berbekas luka, menjadi sebuah kanvas bergerak untuk peringatan dan perenungan.
‘Keheningan Menggelegar’
Partisipasi para biker dari seluruh dunia sangat penting bagi Mersudin ‘Uco’ Hasanovic, seorang anggota klub motor Argentum dari Srebrenica, yang merasakan langsung dampak genosida di kampung halamannya. Hasanovic menjelaskan fenomena unik yang mereka alami selama perjalanan, yang ia sebut "keheningan menggelegar." "Ketika Anda menyalakan mesin dan berangkat dari Sarajevo, misalnya, Anda berkendara dalam dua kolom dan merasakan keheningan yang menggelegar," kata Hasanovic. "Meskipun deru begitu banyak mesin menciptakan kebisingan yang luar biasa, Anda merasakan keheningan." Kontradiksi ini menggambarkan suasana khidmat dan introspektif yang menyelimuti perjalanan mereka, di mana setiap deru mesin adalah bagian dari sebuah doa kolektif.
Bagi Hasanovic dan penduduk Srebrenica lainnya, momen ini sangat emosional. "Bagi orang-orang seperti saya dari Srebrenica, ini sangat emosional. Lalu lintas berhenti dan banyak sekali orang berdiri di tepi jalan, melambai. Sulit untuk tidak meneteskan air mata," ujarnya. Pemandangan ribuan pengendara motor bergerak dalam formasi yang teratur, melintasi jalanan yang pernah menjadi saksi bisu kekejaman, adalah pemandangan yang mengharukan dan membangkitkan harapan.
Sulic menjelaskan bahwa cara para biker berkendara dalam formasi dari Sarajevo ke Pusat Peringatan di Potocari juga membantu mengatasi prasangka yang mungkin dimiliki orang tentang komunitas biker. "Bayangkan 2.000 pengendara motor berkendara dalam formasi, berdampingan, tanpa membunyikan klakson sekali pun, tanpa mempercepat laju, berkendara dalam prosesi dari Sarajevo ke Potocari dengan kecepatan serendah mungkin," jelas Sulic. Cara berkendara yang disiplin dan penuh hormat ini mengirimkan pesan yang kuat: "pesan perdamaian, pesan bahwa hal itu tidak boleh terjadi lagi kepada siapa pun di mana pun, bahwa itu tidak boleh terulang, dan bahwa itu tidak boleh dilupakan." Ini adalah demonstrasi nyata bahwa komunitas biker dapat menjadi duta perdamaian dan pengingat yang kuat akan pentingnya memori kolektif.
Momen paling menyentuh bagi Sulic, Batlak, dan Hasanovic setiap tahun adalah ketika mereka melewati kota Nova Kasaba. Di sana, para wanita keluar dari rumah mereka dengan membawa bunga dan melemparkan kelopak mawar ke jalan, sebuah tradisi yang penuh makna sebagai bentuk penghormatan dan duka cita. "Ketika kami lewat, ketika seluruh kelompok sepeda motor ini lewat, itu membangkitkan perasaan khusus," kata Batlak. "Saya percaya tidak ada satu pun biker yang melewatinya tanpa meneteskan air mata di balik helm mereka." Momen-momen seperti ini memperkuat ikatan emosional antara para pengendara dan komunitas yang mereka layani, mengubah perjalanan fisik menjadi perjalanan spiritual.
Hasanovic merangkum esensi dari Moto Marathon ini dengan sebuah pernyataan yang mendalam: "Biasanya, ketika Anda berkendara, Anda merasakan kebebasan, tetapi hari itu Anda merasa seperti mengendarai sepeda motor Anda untuk tujuan yang lebih besar." Ini adalah inti dari seluruh inisiatif, bahwa kebebasan pribadi mengendarai motor disalurkan untuk sebuah tujuan yang jauh lebih besar dari diri sendiri, sebuah tujuan yang melibatkan keadilan, ingatan, dan perdamaian.
Berdampingan
Tahun ini, Moto Marathon menyambut partisipan baru seperti Nihad Zorlak, yang bergabung dengan tiga temannya dari Turki. Zorlak, yang lahir dan besar di Jerman, namun memiliki akar keluarga dari Gorazde di Bosnia, telah beberapa kali menghadiri pemakaman dan peringatan di Srebrenica. Namun, tahun ini ia ingin memberikan penghormatan dengan cara yang berbeda, yaitu dengan mengendarai sepeda motornya sendiri. "Saya punya anak, saya menceritakan kepada mereka kisah Srebrenica agar mereka tahu dari mana mereka berasal dan apa yang terjadi di Bosnia, meskipun mereka lahir di sini," kata Zorlak. Baginya, partisipasi ini adalah cara untuk memastikan bahwa generasi mendatang tidak akan pernah melupakan sejarah kelam ini, dan bahwa memori akan terus hidup melalui tindakan nyata.
Di Srebrenica, matahari terbenam di atas kamp sepeda motor di kota yang memikul beban masa lalunya yang kelam. Di sana, para biker berkumpul, berbagi cerita, dan menemukan kekuatan dalam kebersamaan. Mereka berkendara berdampingan, dan, tanpa banyak kata, menceritakan kisah solidaritas, persahabatan, dan rasa hormat – baik satu sama lain, maupun bagi para korban genosida yang tidak bersalah. Keheningan yang terkadang menyelimuti mereka lebih keras daripada deru mesin, mencerminkan kedalaman emosi dan komitmen yang mereka bawa.
Hasanovic kembali menegaskan bahwa bagi mereka yang terlibat, Moto Marathon ke Srebrenica adalah sesuatu yang istimewa dan tak tergantikan. "Biasanya, ketika Anda berkendara, Anda merasakan kebebasan," ulangnya, "tetapi pada hari itu, Anda merasa seperti mengendarai sepeda motor Anda untuk tujuan yang lebih besar." Perjalanan ini bukan hanya tentang jarak yang ditempuh atau jumlah peserta; ini adalah tentang perjalanan hati, perjalanan untuk mengingatkan dunia akan kekejaman masa lalu, dan perjalanan untuk menegaskan bahwa kemanusiaan dan solidaritas akan selalu bangkit di atas tragedi. Moto Marathon Srebrenica adalah bukti hidup bahwa bahkan dari penderitaan yang paling dalam sekalipun, dapat lahir sebuah kekuatan untuk kebaikan, ingatan, dan harapan.
