
Carlo Ancelotti, pelatih kepala Real Madrid yang diakui dunia atas segudang prestasinya, telah dijatuhi vonis hukuman penjara satu tahun oleh pengadilan Spanyol. Keputusan ini datang sebagai hasil dari kasus penggelapan pajak yang menimpanya, terkait dengan pendapatan yang tidak dilaporkan secara benar selama periode pertamanya menangani Real Madrid pada tahun 2014 dan 2015. Kasus ini menyoroti kompleksitas regulasi pajak di Spanyol, terutama bagi individu berpenghasilan tinggi dan berprofil internasional seperti Ancelotti, serta agresivitas otoritas pajak Spanyol dalam mengejar dugaan pelanggaran.
Dakwaan terhadap Ancelotti berpusat pada klaim bahwa ia telah menggelapkan pajak senilai 1 juta Euro dari gajinya, khususnya terkait dengan hak citra atau "image rights." Praktik penggelapan pajak melalui hak citra ini telah menjadi pola umum yang diidentifikasi oleh otoritas Spanyol dalam beberapa kasus profil tinggi lainnya yang melibatkan atlet dan pelatih. Ancelotti diduga menggunakan perusahaan cangkang di luar Spanyol untuk mengelola pendapatan dari hak citranya, sehingga menghindari pembayaran pajak penuh di Spanyol tempat ia menjadi residen fiskal. Selama persidangan yang telah berlangsung, Ancelotti dengan tegas membantah adanya niat untuk mengecoh departemen keuangan Spanyol. Ia berargumen bahwa tindakannya semata-mata mengikuti saran yang diberikan oleh klub dan para penasihat keuangannya, menunjukkan bahwa ia percaya telah bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku atau setidaknya tidak dengan sengaja melakukan pelanggaran. Pembelaan ini seringkali menjadi inti argumen bagi banyak individu terkenal yang menghadapi dakwaan serupa, di mana mereka mengklaim ketidaktahuan atau ketergantungan pada saran profesional.
Hukuman yang dijatuhkan ini, yaitu satu tahun penjara dan denda sebesar 386.261 Euro (sekitar Rp 7,3 miliar dengan kurs saat ini), jauh lebih ringan dibandingkan tuntutan awal yang diajukan oleh jaksa penuntut umum. Sebelumnya, jaksa menuntut Ancelotti dengan pidana penjara empat tahun sembilan bulan, mencerminkan seriusnya pelanggaran yang dituduhkan. Namun, pengadilan tampaknya mempertimbangkan beberapa faktor mitigasi dalam keputusannya. Salah satu faktor kunci yang meringankan adalah fakta bahwa Ancelotti telah melunasi seluruh jumlah pajak yang seharusnya ia bayar secara penuh pada Desember 2021. Tindakan proaktif untuk melunasi kewajiban pajak ini sering kali dilihat sebagai bentuk penyesalan dan kerja sama, yang dapat memengaruhi putusan akhir pengadilan.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun divonis hukuman penjara satu tahun, Ancelotti tidak akan benar-benar mendekam di balik jeruji besi. Hukum Spanyol memiliki ketentuan unik yang menyatakan bahwa hukuman penjara di bawah dua tahun untuk kasus-kasus non-kekerasan, terutama jika pelakunya tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, dapat ditangguhkan atau diubah menjadi masa percobaan. Mengingat Ancelotti tidak memiliki riwayat kejahatan sebelumnya dan kasus ini tidak melibatkan kekerasan, ia memenuhi kriteria untuk pengecualian ini. Ini adalah praktik umum di Spanyol yang telah menguntungkan banyak tokoh publik lain yang menghadapi masalah hukum serupa.
Kasus Ancelotti ini menambah daftar panjang nama-nama besar di dunia sepak bola yang tersandung masalah pajak di Spanyol. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas pajak Spanyol telah menunjukkan tekad yang kuat untuk menindak penggelapan pajak, terutama yang melibatkan hak citra atlet dan pelatih. Fenomena ini bukanlah kebetulan; Spanyol, pasca krisis ekonomi global, meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pajak untuk memastikan kepatuhan dan mengisi kas negara. Ini menciptakan iklim di mana bahkan bintang-bintang terbesar pun tidak luput dari pengawasan ketat.
Beberapa kasus paling menonjol yang menjadi preseden bagi situasi Ancelotti meliputi:
- Lionel Messi: Megabintang Barcelona ini divonis 21 bulan penjara (ditangguhkan) dan denda besar pada tahun 2016 karena penggelapan pajak sebesar 4,1 juta Euro dari hak citra antara tahun 2007 dan 2009. Sama seperti Ancelotti, Messi tidak dipenjara karena hukum Spanyol yang sama.
- Cristiano Ronaldo: Mantan bintang Real Madrid ini pada tahun 2019 menerima hukuman penjara 23 bulan (ditangguhkan) dan denda fantastis sebesar 18,8 juta Euro atas empat tuduhan penggelapan pajak senilai 14,7 juta Euro antara tahun 2011 dan 2014. Kasusnya melibatkan skema yang lebih kompleks dan jumlah yang jauh lebih besar, menghasilkan denda yang lebih berat.
- José Mourinho: Mantan pelatih Real Madrid lainnya ini juga menghadapi dakwaan penggelapan pajak hak citra pada tahun 2018. Ia menerima hukuman penjara satu tahun (ditangguhkan) dan denda 2,2 juta Euro karena tidak melaporkan pendapatan sebesar 3,3 juta Euro pada tahun 2011 dan 2012.
- Xabi Alonso: Gelandang legendaris Real Madrid dan Liverpool ini adalah salah satu dari sedikit yang memilih untuk tidak mencapai kesepakatan dengan jaksa dan menghadapi persidangan penuh. Ia pada akhirnya dibebaskan dari tuduhan penggelapan pajak sebesar 2 juta Euro pada tahun 2019, namun jaksa mengajukan banding dan proses hukumnya berlanjut hingga akhirnya ia juga dibebaskan pada tahun 2023. Kasusnya menunjukkan bahwa tidak semua dakwaan berakhir dengan vonis bersalah, dan proses hukum bisa sangat panjang.
- Neymar Jr.: Meskipun sebagian besar kasusnya terkait transfernya ke Barcelona yang kontroversial, Neymar juga menghadapi masalah pajak di Spanyol terkait bonus dan hak citra.
Kasus-kasus ini menunjukkan pola yang konsisten: individu berpenghasilan tinggi, terutama yang pendapatannya berasal dari hak citra dan seringkali disalurkan melalui perusahaan di yurisdiksi pajak rendah, menjadi target utama otoritas Spanyol. Meskipun vonis penjara adalah bagian dari keputusan, sanksi finansial dan reputasi seringkali menjadi dampak yang lebih signifikan.
Bagi Carlo Ancelotti sendiri, vonis ini mungkin tidak akan secara langsung memengaruhi karier kepelatihannya yang gemilang di Real Madrid. Reputasinya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia tetap tak terbantahkan, dan ia memiliki dukungan penuh dari klubnya. Namun, insiden ini tetap menjadi noda pada catatan pribadinya, meskipun di tengah realitas bahwa banyak rekannya di dunia sepak bola juga pernah menghadapi masalah serupa. Pembayaran denda sebesar 386.261 Euro adalah konsekuensi finansial langsung, di samping jumlah pajak yang telah ia bayarkan kembali.
Secara keseluruhan, kasus Carlo Ancelotti ini menjadi pengingat yang jelas akan ketatnya regulasi pajak di Spanyol dan komitmen pemerintahnya untuk menegakkan hukum fiskal tanpa pandang bulu, bahkan terhadap tokoh-tokoh paling terkenal sekalipun. Meskipun ia terhindar dari penjara fisik, vonis ini mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya kepatuhan pajak, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan tinggi dan beroperasi di kancah internasional. Bagi Ancelotti, babak hukum ini kini bisa dianggap tertutup, memungkinkannya untuk sepenuhnya fokus pada tantangan dan ambisinya bersama Real Madrid.