
Paris Saint-Germain (PSG) mengukir dominasi mutlak dalam pentas sepak bola global, melumat Inter Milan dengan skor telak 4-0 di babak semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. Pertandingan yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, pada 10 Juli 2025, menjadi panggung bagi kekuatan finansial dan kualitas skuad PSG yang tak terbantahkan, sekaligus momen memalukan bagi raksasa Serie A, Inter Milan. Namun, bukan hanya skor telak yang menjadi sorotan utama; kekalahan tragis ini segera memicu gelombang meme masif di media sosial, khususnya X.com (dulunya Twitter), yang menyoroti berbagai aspek kekalahan Inter, termasuk nasib mantan bintang dan pemain yang dikaitkan dengan mereka.
Sejak peluit babak pertama ditiup, PSG langsung tancap gas, menunjukkan intensitas dan agresivitas yang membuat lini pertahanan Inter Milan kewalahan. Serangan bertubi-tubi dari sisi sayap dan penetrasi tajam dari lini tengah PSG berhasil menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Gol pembuka lahir dari kaki penyerang anyar mereka, Julian Alvarez, pada menit ke-17 setelah memanfaatkan umpan terobosan cerdik dari Vitinha. Alvarez dengan tenang mengonversi peluang tersebut menjadi gol yang membungkam seisi stadion, sekaligus membuka keran gol bagi Les Parisiens. Keunggulan digandakan oleh Ousmane Dembele di menit ke-35, yang dengan kecepatan dan dribelnya berhasil melewati dua bek Inter sebelum melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dijangkau kiper Yann Sommer. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum, menggambarkan betapa pincangnya kekuatan kedua tim di lapangan.
Memasuki babak kedua, Inter Milan mencoba bangkit dan melakukan beberapa perubahan taktis, namun pertahanan mereka yang rapuh kembali menjadi sasaran empuk. Goncalo Ramos menambah derita Inter di menit ke-62 setelah menyambar bola rebound hasil tendangan keras Achraf Hakimi yang membentur tiang. Gol ini semakin mengikis semangat juang para pemain Nerazzurri. Puncaknya, gol penutup dilesakkan oleh Marco Asensio pada menit ke-80, melalui tendangan melengkung indah dari luar kotak penalti yang bersarang telak di pojok atas gawang. Skor 4-0 menjadi hasil akhir yang memalukan bagi Inter Milan, yang di atas kertas memiliki skuad bertabur bintang. Statistik penguasaan bola, tembakan ke gawang, dan akurasi operan menunjukkan jurang perbedaan yang dalam, menegaskan dominasi mutlak PSG sepanjang 90 menit. Serangan Inter tumpul, lini tengah mudah ditembus, dan pertahanan mereka tampak kebingungan menghadapi pergerakan dinamis para penyerang PSG.
Kekalahan telak ini sontak memicu badai meme di media sosial, terutama platform X.com. Sasaran empuk pertama adalah Kylian Mbappe, penyerang kelas dunia yang santer dikabarkan telah meninggalkan PSG untuk bergabung dengan Inter Milan dalam saga transfer yang dramatis. Meme yang beredar menggambarkan Mbappe diolok-olok: "Pindah dari PSG ke Inter Milan, eh PSG-nya jadi bagus dan melumat Inter Milan 4-0 di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025." Ironi ini menjadi bahan tertawaan banyak netizen, yang menganggap keputusan Mbappe kurang tepat waktu. Ada pula meme yang lebih menyindir, berbunyi: "Mbappe meninggalkan super team PSG untuk gabung ke Inter Milan. Kurang sabar sih, padahal sedikit lagi berlian…" Meme ini seolah menggambarkan penyesalan hipotetis Mbappe yang memilih pergi sebelum PSG mencapai puncak kejayaannya di ajang bergengsi ini. Sentimen yang berkembang adalah bahwa kepergian Mbappe justru membuat PSG lebih solid dan tidak lagi bergantung pada satu pemain, sehingga performa mereka melonjak.
Metafora pertarungan bebas WWE menjadi representasi visual paling populer untuk menggambarkan dominasi PSG atas Inter. Salah satu meme menampilkan pegulat yang menindih lawannya dengan keterangan: "Meme gulat WWE, inilah situasi PSG menindih Inter Milan 4-0." Meme lain melanjutkan tema serupa, dengan gambar pegulat yang melumat lawan, disertai tulisan: "Meme WWE lainnya. PSG melanjutkan tradisi melumat Inter Milan setelah sebelumnya dilakukan Barcelona." Ini mengacu pada beberapa kekalahan telak Inter di ajang Eropa sebelumnya, seolah menegaskan bahwa Nerazzurri memang rentan terhadap tim-tim besar yang bermain menyerang agresif. Kekalahan 0-4 ini seolah menjadi pengulangan skenario pahit bagi Inter, yang kesulitan menghadapi tekanan tinggi dari tim lawan.
Tak hanya Mbappe, bintang Real Madrid yang kabarnya juga merapat ke Inter Milan, Rodrygo, turut menjadi bahan ejekan. Meme yang menampilkan Rodrygo dengan ekspresi bingung atau pasrah disertai tulisan: "Rodrygo juga kena ledek karena cuma duduk di bangku cadangan Inter Milan saat lawan PSG." Meme ini menyoroti bagaimana pemain sekaliber Rodrygo pun tidak mampu memberikan dampak instan bagi Inter, atau bahkan tidak dipercaya untuk bermain sebagai starter dalam laga sepenting itu. Seolah kehadirannya di bangku cadangan Inter tidak mampu memberikan dampak signifikan, atau bahkan menjadi simbol dari keputusan transfer yang dipertanyakan oleh para penggemar.
Salah satu meme yang paling frontal dan pedas menggambarkan lini belakang Inter Milan seperti "anjing yang terkencing-kencing" menghadapi gempuran penyerang PSG. Meskipun ekstrem dan menggunakan bahasa yang kasar, meme ini secara brutal menangkap esensi rapuhnya pertahanan Nerazzurri yang tampak tidak berdaya dan panik menghadapi setiap serangan yang dilancarkan oleh pemain-pemain cepat dan lincah PSG. Meme ini menunjukkan betapa frustrasinya para penggemar melihat lini belakang tim kesayangan mereka diobrak-abrik dengan begitu mudah. Ini adalah gambaran visual yang menyakitkan, namun efektif dalam menyampaikan tingkat kekalahan dan keputusasaan yang dirasakan.
Fenomena "Inter" yang selalu dilumat 0-4 oleh PSG menjadi meme berulang yang menarik perhatian. Sebuah meme Spider-Man yang menunjuk ke arah dirinya sendiri disertai tulisan: "Ada meme Spider-Man nih. Kok deja vu ya seperti waktu PSG lawan Inter Miami." Meme lain secara eksplisit membandingkan kedua kejadian tersebut: "Inter Milan dan Inter Miami, nasibnya sama dilumat PSG 0-4." Ini menyoroti kebetulan skor yang sama ketika PSG sebelumnya menghadapi Inter Miami, menciptakan narasi bahwa setiap tim dengan nama "Inter" seolah ditakdirkan untuk dihancurkan oleh Les Parisiens dengan skor telak yang sama. Ini menambah lapisan ironi dan humor gelap pada kekalahan Inter Milan.
Meme lain yang membandingkan kualitas individu dengan performa tim juga muncul, dengan klaim bahwa "1 Messi masih lebih baik dari 11 pemain Inter Milan saat dilumat PSG. Setuju nggak?" Meme ini secara hiperbolis menekankan betapa buruknya performa kolektif Inter Milan, seolah satu individu dengan kualitas luar biasa seperti Lionel Messi sekalipun bisa mengungguli seluruh tim Nerazzurri dalam pertandingan tersebut. Ini adalah pukulan telak bagi kebanggaan Inter, menyiratkan bahwa tim mereka kekurangan kualitas bintang dan semangat juang yang dibutuhkan untuk bersaing di level tertinggi. Sentimen ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap penampilan para pemain yang diharapkan bisa membawa Inter ke final.
Puncak ejekan terhadap performa Inter Milan adalah meme yang menyebut mereka seolah "bapack-bapack fun football" yang kebetulan mengenakan jersey Inter Milan. Meme ini berbunyi: "Jadi tadi malam itu kayaknya yang lawan PSG adalah bapack-bapack fun football pakai jersey Inter Milan." Istilah "bapack-bapack fun football" merujuk pada pertandingan sepak bola santai antar teman-teman yang dimainkan tanpa intensitas profesional, tanpa taktik yang jelas, dan dengan tingkat kebugaran yang rendah. Ini adalah pukulan telak bagi reputasi klub sekaliber Inter, menyiratkan bahwa mereka bermain tanpa semangat, disiplin, atau kualitas yang seharusnya dimiliki oleh tim profesional yang berlaga di semifinal turnamen dunia. Meme ini secara efektif merangkum kekecewaan dan rasa malu yang dirasakan oleh penggemar Inter.
Bagi PSG, kemenangan ini menegaskan ambisi mereka untuk merajai sepak bola dunia. Dengan skuad yang semakin dalam dan taktik yang matang di bawah arahan pelatih Luis Enrique, Les Parisiens menunjukkan bahwa mereka telah berevolusi menjadi tim yang menakutkan, tidak lagi terlalu bergantung pada satu atau dua bintang saja. Langkah mereka ke final Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi bukti nyata proyek jangka panjang klub untuk meraih dominasi di kancah internasional, setelah bertahun-tahun berjuang di Liga Champions. Kemenangan ini memberikan dorongan moral yang signifikan menjelang pertandingan puncak, membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.
Sementara itu, Inter Milan harus menghadapi kenyataan pahit. Kekalahan telak ini menuntut introspeksi mendalam dan evaluasi total terhadap seluruh aspek tim, mulai dari strategi pelatih, performa pemain, hingga keputusan transfer. Tekanan besar kini berada di pundak pelatih Simone Inzaghi dan manajemen klub untuk menemukan solusi atas rapuhnya pertahanan dan tumpulnya lini serang. Para penggemar Nerazzurri pasti merasa kecewa berat, dan kekalahan ini bisa menjadi titik balik, entah menuju perbaikan atau krisis yang lebih dalam. Pertandingan ini akan menjadi noda hitam dalam sejarah klub, terutama mengingat betapa brutalnya ejekan yang mereka terima dari komunitas sepak bola global.
Insiden ini juga menyoroti peran media sosial sebagai arena "pengadilan publik" instan. Meme-meme ini, meski menghibur bagi sebagian orang, juga menjadi refleksi brutal atas performa tim dan tekanan yang dihadapi oleh para pemain di era digital. Setiap kesalahan atau kekalahan telak akan segera menjadi bahan olok-olok yang menyebar luas, menambah beban mental bagi para atlet.
Kekalahan telak Inter Milan dari PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 akan dikenang tidak hanya karena skornya yang timpang, tetapi juga karena gelombang meme yang mengiringinya. Dari sindiran untuk Mbappe dan Rodrygo, analogi WWE yang menggambarkan dominasi brutal, hingga perbandingan dengan "bapack-bapack fun football," semua ini menciptakan narasi pahit bagi Inter Milan dan menegaskan posisi PSG sebagai kekuatan baru yang menakutkan di kancah sepak bola global.
