Krisis Rodrygo di Real Madrid: Dicadangkan Xabi Alonso, Masa Depan Kian Suram?

Krisis Rodrygo di Real Madrid: Dicadangkan Xabi Alonso, Masa Depan Kian Suram?

Real Madrid menelan kekalahan telak di panggung Piala Dunia Antarklub 2025, dihantam empat gol tanpa balas oleh Paris Saint-Germain dalam babak semifinal yang berlangsung di MetLife Stadium, East Rutherford, New Jersey, pada Kamis (10/7/2025) dini hari WIB. Hasil mengejutkan ini tidak hanya menandai kegagalan Real Madrid melangkah ke final turnamen bergengsi tersebut, tetapi juga kembali menyoroti situasi seorang pemain muda berbakat, Rodrygo Goes, yang sekali lagi tersisih dari starting XI pilihan pelatih Xabi Alonso. Penyerang Brasil berusia 24 tahun itu harus menyaksikan timnya dihancurkan dari bangku cadangan, sebuah pemandangan yang semakin akrab baginya sepanjang partisipasi Madrid di ajang ini.

Sorotan tajam kini tertuju pada Rodrygo, yang posisinya di skuad utama Real Madrid tampaknya semakin tergerus. Ini adalah kali kelima Rodrygo disimpan di bangku cadangan dari total enam pertandingan Real Madrid di Piala Dunia Antarklub 2025. Ia hanya menjadi starter di laga perdana melawan Al Hilal, sebuah pertandingan yang mungkin dianggap "pemanasan" atau kesempatan untuk rotasi. Setelah itu, ia terus-menerus dicadangkan, dan yang lebih mengkhawatirkan, dari lima kali duduk di bangku cadangan, Rodrygo hanya diturunkan dua kali sebagai pemain pengganti. Ia tidak bermain sama sekali saat Real Madrid menghadapi Pachuca, Juventus, dan kini yang paling krusial, saat melawan Paris Saint-Germain di semifinal. Absennya di laga penting melawan PSG, di mana Madrid sangat membutuhkan daya gedor, semakin memperkuat persepsi bahwa Rodrygo kini bukan lagi bagian integral dari rencana jangka pendek Xabi Alonso.

Situasi ini menjadi lebih membingungkan mengingat catatan statistik Rodrygo sepanjang musim 2024/2025. Meskipun sering dicadangkan, Rodrygo telah bermain dalam 54 pertandingan di semua kompetisi. Dari jumlah tersebut, ia dicadangkan sebanyak 14 kali, yang berarti ia menjadi starter dalam 40 pertandingan. Dalam penampilannya, ia berhasil mencetak 14 gol dan menyumbangkan 11 assist. Angka-angka ini sejatinya cukup impresif untuk seorang pemain yang kerap keluar masuk tim utama. Kontribusi gol dan assistnya menunjukkan bahwa ketika diberi kesempatan, Rodrygo mampu memberikan dampak signifikan. Namun, inkonsistensi dalam mendapatkan menit bermain secara reguler, terutama di pertandingan-pertandingan besar, menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depannya di Santiago Bernabeu.

Setelah kekalahan memalukan dari PSG, Xabi Alonso, yang mengambil alih kemudi Real Madrid di awal musim, memberikan penjelasan singkat mengenai keputusannya mencadangkan Rodrygo. "Saya tidak memainkan Rodrygo karena alasan teknis," kata Xabi Alonso, seperti dilansir oleh Metro. Ia melanjutkan, "Kami berpikir kami lebih baik dengan pemain lain. Itu bukan soal masa depannya." Pernyataan Alonso ini, meski berusaha menenangkan spekulasi, justru memicu lebih banyak pertanyaan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan "alasan teknis"? Apakah ini berkaitan dengan formasi yang diterapkan, kebutuhan akan tipe pemain tertentu yang lebih defensif atau lebih kuat dalam penguasaan bola, ataukah ada aspek lain yang tidak diungkapkan secara gamblang?

Alonso dikenal sebagai pelatih yang detail dalam pendekatannya terhadap taktik. Keputusannya untuk tidak memainkan Rodrygo kemungkinan besar didasarkan pada analisis mendalam tentang kekuatan dan kelemahan lawan, serta bagaimana ia ingin timnya bermain. Melawan PSG yang memiliki kecepatan dan kekuatan di lini serang, Alonso mungkin memilih pemain yang dianggap lebih seimbang dalam fase menyerang dan bertahan, atau yang memiliki karakteristik yang lebih cocok untuk menekan lini belakang lawan. Namun, dengan Madrid tertinggal 0-4, kegagalan untuk memperkenalkan Rodrygo, seorang pemain yang dikenal memiliki kemampuan untuk mengubah jalannya pertandingan dengan dribel dan penyelesaian akhir, menjadi pilihan yang dipertanyakan oleh banyak pihak. Ini menunjukkan bahwa Alonso mungkin memprioritaskan struktur dan keseimbangan tim di atas potensi individu untuk menciptakan momen magis.

Krisis Rodrygo ini semakin diperparah dengan rumor transfer yang terus beredar. Situasi ini bukan hal baru; laporan-laporan menyebutkan bahwa Rodrygo mulai minim bermain secara reguler sejak musim lalu, memicu spekulasi bahwa ia mungkin mencari jalan keluar dari Real Madrid demi mendapatkan menit bermain yang lebih konsisten. Seorang pemain seusianya, yang berada di puncak perkembangannya, tentu membutuhkan waktu bermain reguler untuk mengasah kemampuannya dan mencapai potensi penuhnya. Jika ia terus-menerus dicadangkan, hal itu bisa menghambat perkembangannya, apalagi dengan ambisi untuk menjadi pemain kunci di tim nasional Brasil.

Beberapa klub dikabarkan siap menampung Rodrygo jika ia memutuskan untuk hengkang. Salah satu klub yang paling santer disebut adalah Arsenal. Klub asal London Utara itu memang tengah membutuhkan penyerang baru di lini depan, terutama seorang penyerang serbaguna yang bisa bermain di berbagai posisi di lini serang. Rodrygo, dengan kemampuan dribelnya, kecepatan, dan insting mencetak gol, akan menjadi tambahan yang berharga bagi skuad Mikel Arteta. Selain Arsenal, klub-klub top Eropa lainnya yang memiliki ambisi besar dan kebutuhan akan penyerang berkualitas juga kemungkinan akan memantau situasinya dengan cermat. Nilai pasar Rodrygo diperkirakan masih sangat tinggi, mengingat usianya yang masih muda dan potensi besarnya. Namun, apakah Real Madrid bersedia melepas salah satu aset berharganya, terutama jika mereka memiliki rencana jangka panjang yang melibatkan Rodrygo?

Kehadiran Vinicius Jr. yang tak tergantikan di sayap kiri, ditambah dengan potensi kedatangan superstar lain seperti Kylian Mbappé (meskipun Mbappé bermain untuk PSG dalam skenario ini, spekulasi transfernya ke Madrid telah berlangsung lama dan mungkin masih relevan untuk musim-musim berikutnya), menempatkan Rodrygo dalam persaingan yang sangat ketat. Pemain lain seperti Brahim Diaz dan Arda Güler juga menunjukkan peningkatan performa dan bersaing untuk mendapatkan tempat di lini serang atau gelandang serang. Federico Valverde, meskipun gelandang, sering dimainkan melebar karena etos kerja dan kemampuannya dalam transisi. Dinamika persaingan internal ini membuat Alonso memiliki banyak opsi, dan keputusan taktisnya mungkin mengorbankan satu atau dua pemain bintang.

Masa depan Rodrygo di Real Madrid kini berada di persimpangan jalan. Ia harus membuat keputusan krusial: tetap berjuang untuk mendapatkan tempat di tim yang dihuni banyak bintang, atau mencari tantangan baru di klub lain yang bisa memberinya peran utama. Bagi Real Madrid, ini juga merupakan dilema. Melepas pemain muda berbakat seperti Rodrygo bisa menjadi kerugian jangka panjang, terutama jika ia meledak di klub lain. Namun, mempertahankan pemain yang tidak sepenuhnya cocok dengan filosofi pelatih atau yang tidak mendapatkan menit bermain yang cukup juga bisa menimbulkan ketidakpuasan dalam skuad.

Kekalahan telak dari PSG di Piala Dunia Antarklub 2025 tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi Real Madrid, tetapi juga memperjelas ketidakpastian seputar salah satu talenta paling menjanjikan mereka. Keputusan Xabi Alonso untuk terus mencadangkan Rodrygo, terlepas dari alasan teknis yang dikemukakan, telah memicu gelombang spekulasi yang mungkin akan mendominasi bursa transfer musim panas mendatang. Apakah Rodrygo akan bertahan dan memperjuangkan tempatnya, ataukah ia akan mengambil langkah berani mencari petualangan baru di luar Santiago Bernabeu? Hanya waktu yang akan menjawab teka-teki masa depan bintang Brasil ini.

Krisis Rodrygo di Real Madrid: Dicadangkan Xabi Alonso, Masa Depan Kian Suram?

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *