
Dunia sepak bola diguncang oleh berita duka yang mendalam pada pekan lalu, menyusul kabar meninggalnya penyerang andalan Liverpool dan tim nasional Portugal, Diogo Jota, dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tunggal yang tragis. Berita awal menyebutkan bahwa Diogo Jota dan Andre Silva turut menjadi korban, namun kemudian diklarifikasi bahwa korban lainnya adalah adik kandung Jota. Insiden memilukan ini, yang terjadi di jalan tol A-52 Cernadilla, Zamora, Spanyol, seketika menarik perhatian global, bukan hanya karena status Jota sebagai atlet top dunia, tetapi juga karena kontroversi yang menyelimuti penyebab kecelakaan tersebut. Kepolisian setempat dengan cepat mengeluarkan pernyataan awal yang menduga bahwa insiden itu dipicu oleh kecepatan tinggi, namun klaim ini segera dibantah oleh seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian.
Kecelakaan nahas itu terjadi pada malam hari pekan lalu, ketika mobil Lamborghini yang ditumpangi Diogo Jota dan adiknya tiba-tiba mengalami pecah ban. Hilang kendali, mobil mewah tersebut menabrak pagar pembatas jalan tol A-52 Cernadilla, Zamora, Spanyol, sebelum akhirnya terbakar hebat. Pemandangan mengerikan ini menyisakan puing-puing hangus dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, klub, dan jutaan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Investigasi awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian Spanyol mengarah pada dugaan bahwa kecepatan tinggi merupakan faktor utama penyebab kecelakaan. Mereka berpendapat bahwa Diogo Jota, yang ditengarai mengendarai Lamborghini miliknya, melaju dengan kecepatan ekstrem, sehingga menyebabkan kehilangan kendali setelah ban pecah. Pernyataan ini sontak memicu perdebatan sengit, terutama di kalangan penggemar dan jurnalis yang mengikuti perkembangan berita tersebut.
Namun, narasi yang dibangun oleh kepolisian itu tak bertahan lama. Sebuah kesaksian yang kuat dan kredibel muncul, membantah keras dugaan kebut-kebutan yang dituduhkan kepada Jota. Saksi mata tersebut adalah Jose Azevedo, seorang pengemudi truk yang kebetulan berada di lokasi kejadian pada saat yang bersamaan. Azevedo, dengan hati nurani yang tulus, mengaku melihat langsung bagaimana peristiwa itu terjadi dan bahkan sempat merekam sebagian momen krusial. Dalam keterangannya kepada media, termasuk yang dilansir oleh Daily Mail, Azevedo dengan tegas menyatakan bahwa Diogo Jota sama sekali tidak mengemudi dengan kecepatan tinggi. "Saya merekamnya, berhenti, dan coba membantu. Tetapi sayangnya tak ada yang bisa saya lakukan. Saya punya hati nurani yang tulus," ujar Azevedo, menunjukkan betapa terpukulnya ia atas insiden tersebut.
Kesaksian Jose Azevedo bukan hanya sekadar bantahan lisan. Ia mengaku memiliki bukti rekaman video yang bisa mendukung klaimnya. Azevedo menekankan bahwa ia adalah seorang pengemudi truk berpengalaman yang melintasi jalan tol A-52 setiap hari, dari Senin hingga Sabtu. Pengalamannya yang luas di jalur tersebut memberinya pemahaman mendalam tentang karakteristik jalan, termasuk kondisi pencahayaan dan lalu lintas. "Saya tahu apa yang saya alami malam itu, tapi tak tahu siapa yang di dalamnya. Saya turut berbelasungkawa untuk keluarganya," tambahnya, menunjukkan empati yang mendalam meskipun ia tidak mengenal korban secara pribadi. Lebih lanjut, ia meyakinkan keluarga Jota: "Keluarganya bisa memegang kata-kata saya bahwa mereka tidak ngebut. Saya bisa melihat mesin, warna mobil. Saya mengemudi di jalan ini setiap hari, Senin sampai Sabtu. Saya tahu jalan itu seperti apa, dan tak ada gunanya."
Azevedo menggambarkan jalan tol pada malam kejadian sebagai "jalan yang gelap," namun ia mengklaim dapat melihat merek dan warna mobil Jota dengan sempurna, yang semakin menguatkan keyakinannya bahwa kecepatan bukanlah penyebab utama. "Itu cuma jalan yang gelap, dan saya bisa melihat merek dan warna mobilnya dengan sempurna. Kemudian, amat disayangkan begitu akhirnya," ungkapnya, menggambarkan betapa cepatnya tragedi itu terjadi tanpa adanya indikasi perilaku mengemudi yang sembrono dari pihak Jota. Kesaksian Azevedo ini menjadi titik terang dalam misteri penyebab kecelakaan, memberikan sudut pandang yang berbeda dari laporan awal kepolisian dan membuka kemungkinan adanya faktor-faktor lain, seperti kondisi jalan, masalah teknis pada kendaraan, atau kondisi lingkungan yang gelap.
Diogo Jota sendiri adalah sosok yang dikenal rendah hati dan profesional di dunia sepak bola. Lahir di Massarelos, Porto, Portugal, pada 4 Desember 1996, Jota memulai karier sepak bolanya di akademi Paços de Ferreira sebelum menembus tim senior. Bakatnya yang luar biasa menarik perhatian klub-klub besar, dan ia sempat memperkuat FC Porto serta bermain di La Liga bersama Atlético Madrid sebagai pemain pinjaman. Namun, namanya benar-benar melambung tinggi saat ia bergabung dengan Wolverhampton Wanderers pada tahun 2017. Di Wolves, Jota menunjukkan kemampuan mencetak gol yang tajam, pergerakan tanpa bola yang cerdas, dan etos kerja yang tinggi, menjadikannya salah satu penyerang paling menjanjikan di Liga Premier Inggris.
Puncaknya, pada September 2020, Diogo Jota direkrut oleh raksasa Premier League, Liverpool, dengan biaya transfer yang signifikan. Kedatangannya sempat diragukan oleh sebagian pihak, mengingat barisan penyerang Liverpool yang sudah sangat solid dengan trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Namun, Jota dengan cepat membuktikan kualitasnya. Ia mampu beradaptasi dengan cepat di bawah asuhan Jürgen Klopp, mencetak gol-gol penting, dan memberikan dimensi baru pada serangan The Reds. Kecepatan, kemampuan finishing yang klinis, dan fleksibilitasnya dalam bermain di berbagai posisi penyerang membuatnya menjadi aset berharga bagi Liverpool. Ia telah menjadi idola baru bagi para Kopites, sebutan untuk penggemar Liverpool, yang mengagumi dedikasi dan kontribusinya di lapangan.
Selain karier klubnya yang cemerlang, Diogo Jota juga merupakan anggota penting dari tim nasional Portugal. Ia telah mewakili negaranya di berbagai level usia sebelum akhirnya menembus skuad senior. Jota telah menjadi bagian integral dari strategi pelatih Fernando Santos, sering kali menjadi pilihan utama di lini depan bersama superstar seperti Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes. Gol-golnya untuk timnas Portugal seringkali menjadi penentu dalam pertandingan-pertandingan penting, menunjukkan kemampuannya untuk tampil di panggung internasional yang besar. Kepergiannya merupakan kehilangan besar tidak hanya bagi Liverpool, tetapi juga bagi tim nasional Portugal yang kehilangan salah satu talenta terbaiknya.
Berita duka ini sontak menyebar luas dan memicu gelombang kesedihan serta simpati dari seluruh penjuru dunia sepak bola. Klub Liverpool, melalui pernyataan resmi, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Diogo Jota dan adiknya. Manajer Jürgen Klopp dilaporkan sangat terpukul dengan kabar ini, mengingat kedekatan dan kontribusi besar Jota bagi timnya. Rekan-rekan setim Jota di Liverpool, baik melalui media sosial maupun pernyataan pribadi, mengungkapkan kesedihan mereka dan mengenang Jota sebagai sosok yang profesional, berdedikasi, dan teman yang baik. Banyak klub lain, mantan rekan setim, hingga federasi sepak bola di seluruh dunia juga menyampaikan belasungkawa, menunjukkan betapa besar dampak Diogo Jota di kancah sepak bola global.
Upacara pemakaman Diogo Jota dan adiknya telah dilaksanakan akhir pekan lalu di Portugal, dengan suasana yang sangat mengharukan dan dihadiri oleh keluarga dekat, kerabat, serta perwakilan dari Liverpool FC dan Federasi Sepak Bola Portugal. Meskipun berlangsung secara tertutup untuk menjaga privasi keluarga, laporan yang beredar menggambarkan betapa pilunya prosesi tersebut. Dunia sepak bola berpulang atas kepergian penyerang Liverpool tersebut, sebuah kehilangan yang meninggalkan kekosongan mendalam di hati para penggemar dan seluruh insan sepak bola.
Hingga saat ini, penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan tersebut masih terus berlanjut. Perbedaan antara laporan awal kepolisian dan kesaksian Jose Azevedo menimbulkan pertanyaan penting yang harus dijawab. Apakah ada faktor lain yang menyebabkan pecah ban pada mobil Lamborghini tersebut? Apakah kondisi jalan yang gelap memang berperan signifikan? Atau apakah ada detail lain yang belum terungkap? Insiden ini menyoroti kompleksitas dalam investigasi kecelakaan lalu lintas, di mana bukti forensik dan kesaksian saksi mata harus dipertemukan untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan akurat.
Kepergian Diogo Jota adalah pengingat pahit akan kerapuhan hidup, bahkan bagi atlet-atlet yang berada di puncak karier mereka. Ia akan selalu dikenang sebagai penyerang yang brilian, profesional yang berdedikasi, dan individu yang rendah hati. Warisannya di lapangan, dengan gol-gol krusial dan performa tak kenal lelah, akan terus menjadi inspirasi. Namun, di luar itu, kisah tragis kepergiannya, yang dibumbui oleh kontroversi seputar penyebabnya, akan selalu menjadi bagian dari kenangan kolektif dunia sepak bola. Semoga Diogo Jota dan adiknya beristirahat dengan tenang, dan kebenaran mengenai kecelakaan yang merenggut nyawa mereka dapat segera terungkap, memberikan kedamaian bagi keluarga yang ditinggalkan.
