
Jakarta – Sebuah kabar mengejutkan datang dari markas besar Arsenal, London Utara. Klub raksasa Premier League, Arsenal, dan bek serbaguna mereka, Takehiro Tomiyasu, dilaporkan telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kontrak kerja sama mereka lebih cepat dari yang seharusnya. Keputusan pahit ini, yang dikabarkan pertama kali oleh media terkemuka Inggris, Sky Sports, diduga kuat dipicu oleh masalah kebugaran yang terus-menerus menghantui pemain internasional Jepang tersebut. Kontrak Tomiyasu sejatinya baru akan berakhir pada tahun depan, namun rentetan cedera yang tak berkesudahan telah memaksa kedua belah pihak untuk mengambil langkah drastis ini demi kebaikan bersama.
Sejak kedatangannya ke Emirates Stadium pada musim panas 2021, Tomiyasu memang seringkali menjadi langganan ruang perawatan. Masalah cedera menjadi momok yang tak pernah benar-benar lepas dari sang bek, menghambatnya untuk menunjukkan potensi penuh dan membangun konsistensi yang diharapkan. Musim lalu, misalnya, menjadi cerminan nyata dari perjuangan Tomiyasu melawan cedera, di mana ia hanya mampu tampil selama enam menit saja di semua kompetisi. Ini adalah statistik yang memilukan bagi seorang pemain yang sejatinya memiliki kualitas tinggi dan sangat diandalkan oleh manajer Mikel Arteta di awal kedatangannya.
Penyebab utama dari keterbatasan penampilan Tomiyasu adalah cedera lutut yang berulang. Pada Februari lalu, ia kembali mengalami cedera lutut yang serius, memaksa dirinya harus menepi dari lapangan hijau selama lima bulan penuh. Proyeksi pemulihan penuhnya bahkan diperkirakan baru akan tercapai pada Oktober mendatang. Ini berarti, sang pemain akan menghabiskan sebagian besar waktunya di pinggir lapangan, sebuah situasi yang jelas tidak ideal baik bagi sang pemain yang ingin terus berkembang maupun bagi klub yang membutuhkan kontribusi maksimal dari setiap anggota skuadnya.
Dalam rentang waktu tiga musimnya bersama The Gunners, Tomiyasu telah mencatatkan total 84 penampilan di semua kompetisi. Dari jumlah tersebut, ia berhasil menyumbangkan dua gol dan enam assist. Statistik ini, meskipun tidak buruk untuk seorang bek, sejatinya bisa jauh lebih baik jika saja ia terbebas dari belenggu cedera. Kontribusi Tomiyasu, terutama di musim pertamanya, sangat signifikan dalam memperkuat lini pertahanan Arsenal, di mana ia menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa dan kematangan dalam bermain, baik sebagai bek kanan, bek kiri, maupun bek tengah.
Kisah Takehiro Tomiyasu di Arsenal dimulai dengan harapan besar. Didatangkan dari Bologna pada hari terakhir bursa transfer musim panas 2021 dengan biaya sekitar 16 juta poundsterling, Tomiyasu awalnya tidak terlalu dikenal luas oleh sebagian besar penggemar Premier League. Namun, ia dengan cepat memenangkan hati para Gooners dengan penampilannya yang lugas, tenang, dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat di lingkungan sepak bola Inggris yang menuntut fisik dan intensitas tinggi. Di bawah asuhan Mikel Arteta, ia menjadi pilihan utama di posisi bek kanan, bahkan menggeser nama-nama yang lebih senior. Fleksibilitasnya untuk bermain di berbagai posisi di lini belakang, termasuk bek tengah dan bek kiri, membuatnya menjadi aset berharga bagi Arteta yang mengedepankan taktik adaptif.
Musim pertamanya, 2021-2022, adalah yang paling menjanjikan. Tomiyasu tampil dalam 21 pertandingan Premier League, memberikan stabilitas yang sangat dibutuhkan di sisi kanan pertahanan Arsenal. Ia dikenal karena kemampuannya dalam duel udara, tekel yang bersih, dan pengambilan posisi yang cerdas. Namun, di penghujung musim tersebut, cedera mulai mengintai. Ia mengalami masalah betis yang membuatnya absen untuk periode penting di musim tersebut, dan sejak saat itu, rentetan cedera menjadi teman setianya.
Musim 2022-2023 dan 2023-2024 menjadi periode yang lebih menantang. Tomiyasu terus berjuang melawan serangkaian cedera otot dan sendi, terutama masalah pada lututnya. Setiap kali ia mulai menunjukkan tanda-tanda kebugaran dan kembali ke performa terbaiknya, cedera lain akan muncul dan memaksanya kembali ke ruang perawatan. Hal ini tidak hanya mengganggu ritme permainannya tetapi juga menghambat kemampuannya untuk bersaing secara konsisten dengan rekan setimnya seperti Ben White, Oleksandr Zinchenko, dan Jurrien Timber yang baru didatangkan. Kehadiran para pemain baru yang lebih tangguh secara fisik dan minim riwayat cedera, seperti Timber, semakin mempersempek peluang Tomiyasu untuk mendapatkan waktu bermain reguler.
Bagi Mikel Arteta, dilema Tomiyasu adalah salah satu yang paling sulit. Sang manajer selalu menghargai profesionalisme dan dedikasi Tomiyasu. Dalam beberapa kesempatan, Arteta secara terbuka menyatakan kekagumannya terhadap etos kerja dan semangat pantang menyerah Tomiyasu dalam menghadapi cedera. Namun, realitas sepak bola modern menuntut ketersediaan pemain yang konsisten. Dengan jadwal pertandingan yang padat di berbagai kompetisi, sebuah tim seperti Arsenal tidak bisa mengandalkan pemain yang sering absen dalam jangka waktu lama. Keputusan untuk berpisah ini, meskipun menyakitkan, adalah langkah pragmatis yang harus diambil demi kepentingan jangka panjang klub.
Dari sudut pandang finansial dan strategis, melepas Tomiyasu juga memberikan ruang gerak bagi Arsenal. Kontrak yang akan berakhir tahun depan berarti klub harus membuat keputusan tentang perpanjangan kontraknya atau menjualnya di bursa transfer. Dengan riwayat cedera yang panjang, nilai jualnya tentu akan menurun drastis, dan perpanjangan kontrak akan menjadi risiko besar. Dengan melepasnya lebih awal, Arsenal dapat menghemat beban gaji dan membebaskan satu slot di skuad untuk pemain baru yang lebih fit dan dapat memberikan kontribusi instan. Ini juga membuka peluang bagi Arsenal untuk lebih agresif di bursa transfer mendatang dalam mencari bek baru yang lebih kokoh dan minim risiko cedera, sejalan dengan ambisi klub untuk terus bersaing di level tertinggi.
Sebelum mengukir namanya di Premier League bersama Arsenal, Takehiro Tomiyasu telah meniti karier sepak bolanya melalui jalur yang menarik. Ia memulai karier profesionalnya di Jepang bersama klub Avispa Fukuoka. Di sana, ia menunjukkan bakatnya sebagai bek muda yang menjanjikan, menarik perhatian klub-klub Eropa. Langkah pertamanya ke Eropa adalah bergabung dengan klub Belgia, Sint-Truidense VV, pada Januari 2018. Di Liga Pro Belgia, Tomiyasu mendapatkan pengalaman berharga dalam sepak bola Eropa yang lebih kompetitif.
Performanya yang impresif di Belgia kemudian menarik minat klub Serie A Italia, Bologna, yang merekrutnya pada musim panas 2019. Di Italia, Tomiyasu semakin matang sebagai seorang bek. Ia menjadi salah satu pilar pertahanan Bologna, dikenal karena ketenangannya di bawah tekanan, kemampuan membaca permainan yang baik, dan adaptasinya yang mulus di posisi bek kanan maupun bek tengah. Konsistensinya di Serie A inilah yang akhirnya meyakinkan pemandu bakat Arsenal bahwa ia adalah target yang tepat untuk memperkuat lini belakang mereka.
Selain karier klubnya, Tomiyasu juga merupakan anggota penting dari tim nasional Jepang. Ia telah menjadi langganan di skuad Samurai Biru dan telah mewakili negaranya di berbagai turnamen penting, termasuk Piala Dunia. Kehadirannya di timnas Jepang sangat diapresiasi karena kepemimpinan dan kemampuannya dalam menjaga lini pertahanan. Namun, sama seperti di level klub, cedera juga kerap mengganggu kontribusinya untuk tim nasional, memaksanya absen di beberapa pertandingan krusial.
Kini, dengan keputusan perpisahan ini, Tomiyasu bisa sepenuhnya fokus pada proses pemulihan cedera lututnya tanpa tekanan untuk segera kembali ke lapangan demi kepentingan klub. Ini adalah kesempatan baginya untuk benar-benar menyembuhkan diri dan membangun kembali kebugaran fisiknya dari nol. Setelah pulih sepenuhnya, tantangan berikutnya adalah mencari klub baru. Proses ini tentu tidak akan mudah, mengingat riwayat cederanya yang panjang. Namun, dengan kualitas yang dimilikinya saat fit, ditambah pengalaman bermain di Premier League, Serie A, dan level internasional, Tomiyasu tetap akan menjadi target menarik bagi klub-klub yang bersedia mengambil risiko.
Masa depan Tomiyasu mungkin akan membawanya ke liga-liga Eropa lain yang intensitasnya sedikit lebih rendah dari Premier League, atau bahkan kembali ke Asia, seperti Jepang, di mana ia bisa mendapatkan waktu bermain reguler dan membangun kembali kepercayaan dirinya. Yang terpenting bagi Tomiyasu saat ini adalah memastikan pemulihan yang total dan menemukan lingkungan yang tepat yang bisa mendukungnya untuk kembali ke puncak performa tanpa terlalu banyak tekanan.
Bagi para penggemar Arsenal, perpisahan dengan Tomiyasu adalah momen yang campur aduk. Ada rasa sedih melihat seorang pemain dengan potensi besar harus pergi karena masalah yang tak terhindarkan, namun juga ada pemahaman bahwa keputusan ini adalah yang terbaik bagi semua pihak. Tomiyasu akan selalu dikenang sebagai bek yang profesional, gigih, dan memberikan segalanya saat ia mampu bermain. Meskipun singkat, kontribusinya di beberapa momen penting bagi Arsenal tidak akan terlupakan.
Sebagai penutup, kepergian Takehiro Tomiyasu dari Arsenal adalah cerminan kerasnya dunia sepak bola profesional, di mana kebugaran fisik menjadi kunci utama kesuksesan. Ini adalah perpisahan yang diselimuti simpati dan harapan. Baik bagi Tomiyasu maupun Arsenal, keputusan ini menandai babak baru. Tomiyasu akan memulai perjalanan pemulihan dan pencarian klub baru, sementara Arsenal akan terus bergerak maju, mencari pemain yang bisa mengisi kekosongan dan membantu mereka mencapai ambisi meraih gelar. Semoga Tomiyasu segera pulih sepenuhnya dan menemukan kembali kejayaannya di klub barunya kelak.
