
OpenAI, raksasa di balik revolusi kecerdasan buatan generatif, telah mengambil langkah monumental yang mengukuhkan posisinya tidak hanya sebagai pemimpin dalam pengembangan perangkat lunak AI, tetapi juga sebagai pemain serius di ranah perangkat keras. Akuisisi startup hardware misterius bernama io Product Inc. senilai USD 6,5 miliar, atau setara dengan Rp 105,5 triliun, menandai babak baru dalam strategi perusahaan yang dipimpin oleh Sam Altman ini. Langkah ini tidak hanya mengejutkan publik dan pasar teknologi, tetapi juga segera diwarnai dengan kontroversi hukum terkait pelanggaran paten yang menarik perhatian global.
Di balik startup io Product Inc. adalah sosok legendaris di dunia desain industri: Jony Ive. Pria berkebangsaan Inggris ini adalah otak kreatif di balik sejumlah produk ikonik Apple yang telah mengubah cara miliaran manusia berinteraksi dengan teknologi, termasuk iPhone, iPod, iMac, dan Apple Watch. Reputasinya sebagai desainer yang mengutamakan kesederhanaan, keindahan fungsional, dan pengalaman pengguna yang intuitif telah menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh di industri teknologi selama lebih dari tiga dekade. Setelah meninggalkan Apple pada tahun 2019, Ive mendirikan firma desainnya sendiri, LoveFrom, yang kini terlibat erat dalam kolaborasi strategis dengan OpenAI ini. Namun, dalam pengumuman resminya, OpenAI tampak sangat berhati-hati dalam menyebut nama startup yang mereka akuisisi, hanya menyebutnya sebagai "io Product Inc." tanpa memberikan detail lebih lanjut mengenai sejarah atau portofolio produknya sebelum akuisisi ini.
Kehati-hatian OpenAI ini ternyata bukan tanpa alasan. Tak lama setelah pengumuman awal akuisisi, postingan blog di situs resmi OpenAI sempat dihapus. Alasan di balik penarikan mendadak ini adalah adanya gugatan pelanggaran paten dari sebuah startup lain bernama Iyo. Iyo adalah startup inovatif yang berfokus pada pengembangan alat bantu dengar canggih, dan yang lebih menarik lagi, mereka merupakan lulusan dari Google Moonshot Factory, sebuah divisi riset dan pengembangan rahasia Google yang kini dikenal sebagai X Development LLC, tempat proyek-proyek ambisius dan futuristik dilahirkan. Kemiripan nama antara "io Product Inc." dan "Iyo" memicu kebingungan dan masalah hukum yang serius, memaksa OpenAI untuk menarik kembali pengumumannya sembari mencari solusi.
Setelah sempat menghilang, postingan tersebut akhirnya kembali muncul di situs OpenAI, lengkap dengan pernyataan baru yang telah direvisi dan lebih hati-hati dalam pemilihan kata. "Kami sangat senang untuk memberitahukan bahwa tim io Product, Inc sudah bergabung dengan OpenAI. Jony Ive dan LoveFrom akan tetap independen dan terlibat dalam desain yang mendalam serta kewajiban kreatif di OpenAI," demikian bunyi pernyataan terbaru tersebut. Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun tim inti io Product Inc. telah menjadi bagian integral dari struktur OpenAI, firma desain Jony Ive, LoveFrom, akan tetap beroperasi secara independen, namun dengan peran konsultatif dan kreatif yang mendalam dalam pengembangan produk-produk AI OpenAI di masa depan.
Tidak hanya postingan blog, video pengumuman akuisisi yang awalnya menampilkan CEO OpenAI Sam Altman dan Jony Ive dalam percakapan yang penuh visi juga ikut ditarik dari situs resmi OpenAI dan berbagai akun media sosial mereka akibat gugatan yang sama. Video tersebut dimaksudkan untuk menjadi manifestasi visual dari kolaborasi strategis ini, menyoroti sinergi antara keahlian AI OpenAI dan kejeniusan desain Ive. Penarikan video ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sengketa nama dan paten tersebut terhadap citra dan komunikasi publik OpenAI di awal langkah penting ini.
Pernyataan terbaru OpenAI lebih lanjut menjelaskan peran tim yang baru bergabung: "Tim io, yang berfokus pada pengembangan produk yang menginspirasi, memberdayakan, kini bergabung dengan OpenAI untuk bekerja lebih dekat dengan tim penelitian, engineering, dan produk di San Francisco." Ini mengindikasikan bahwa io Product Inc. sebelum akuisisi kemungkinan besar sudah memiliki fokus pada inovasi produk yang berorientasi pada pengguna, sebuah keahlian yang sangat relevan untuk misi OpenAI dalam menciptakan perangkat keras AI yang intuitif dan transformatif. Penempatan tim ini di San Francisco juga menunjukkan integrasi yang erat dengan pusat operasional dan pengembangan utama OpenAI.
Menariknya, sebelum akuisisi senilai USD 6,5 miliar ini, OpenAI ternyata sudah memiliki saham sebesar 23% di startup io Product Inc. Ini bukan sekadar akuisisi mendadak, melainkan hasil dari investasi strategis jangka panjang yang telah direncanakan dengan matang. Kepemilikan saham awal ini menunjukkan bahwa OpenAI telah melihat potensi besar dalam io Product Inc. dan visi Jony Ive sejak lama, menggarisbawahi keyakinan mereka pada kolaborasi ini untuk membentuk masa depan interaksi manusia dengan AI.
Saat pertama kali mengumumkan akuisisi ini pada akhir Mei 2025 lalu, CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk merevolusi cara manusia menggunakan komputer. Visi Altman sangat ambisius: ia percaya bahwa meskipun teknologi AI kini sudah sangat canggih dan mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, perangkat yang kita gunakan untuk mengaksesnya — seperti smartphone dan komputer pribadi — masih merupakan "warisan dekade lalu." Menurut Altman, perangkat-perangkat ini, dengan antarmuka yang seringkali membatasi dan format yang tidak selalu optimal untuk interaksi AI yang mendalam, tidak lagi mampu mengimbangi kecepatan dan kemampuan AI modern. "Sudah saatnya ada sesuatu yang benar-benar baru melampaui produk-produk lama tersebut," tandas Altman, menyerukan sebuah paradigma baru dalam perangkat keras yang dirancang khusus untuk era AI.
Senada dengan Altman, Jony Ive juga menyuarakan optimismenya yang besar terhadap kolaborasi ini. "Kolaborasi ini akan menghasilkan produk-produk yang benar-benar baru," ujarnya dengan keyakinan. Ive menyatakan bahwa seluruh pengalamannya selama 30 tahun di dunia desain, yang telah membawanya dari menciptakan bentuk-bentuk ikonik Apple hingga mendefinisikan ulang pengalaman pengguna, kini membawanya ke momen krusial ini. Bagi Ive, kolaborasi dengan OpenAI adalah kesempatan emas untuk menerapkan filosofi desainnya—yang berpusat pada kesederhanaan, kejelasan, dan fungsionalitas yang mulus—ke dalam ranah AI yang belum tereksplorasi. Ia melihat potensi tak terbatas dalam menciptakan perangkat yang tidak hanya cerdas, tetapi juga indah, intuitif, dan secara fundamental mengubah cara manusia berinteraksi dengan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari.
Detail perangkat keras AI yang tengah dikembangkan memang masih jadi misteri besar, menyelimuti proyek ini dengan aura antisipasi. Namun, Altman tak segan membocorkan adanya prototipe yang ia klaim sebagai "teknologi paling keren yang pernah ada." Pernyataan ini memicu spekulasi luas di kalangan pengamat industri dan penggemar teknologi, membayangkan seperti apa wujud perangkat revolusioner ini. Apakah itu akan menjadi jenis perangkat wearable baru yang selalu aktif dan terintegrasi dengan kehidupan kita? Atau mungkin sebuah perangkat komputasi ambient yang berinteraksi dengan lingkungan secara cerdas tanpa perlu layar atau keyboard tradisional? Atau bahkan sesuatu yang sama sekali baru, yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, yang benar-benar mendefinisikan ulang kategori perangkat keras itu sendiri?
Publik diharapkan bisa melihat wujud produk revolusioner ini pada peluncuran perdana yang diproyeksikan pada tahun 2026. Target waktu ini memberikan jendela pengembangan yang cukup untuk menciptakan inovasi yang signifikan, namun juga menetapkan ekspektasi yang tinggi untuk OpenAI dan tim desain Ive. Tujuan utamanya adalah menciptakan perangkat yang melampaui paradigma komputer dan smartphone saat ini, bukan sekadar perangkat keras baru, tetapi sebuah platform interaksi AI yang mengubah dasar-dasar komputasi personal. Ini berarti, perangkat tersebut mungkin tidak akan lagi bergantung pada antarmuka pengguna grafis (GUI) yang kita kenal, melainkan mungkin mengandalkan interaksi suara, gerakan, atau bahkan antarmuka yang lebih intuitif dan kontekstual yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara real-time.
Langkah OpenAI memasuki arena perangkat keras ini merupakan cerminan dari evolusi industri AI secara keseluruhan. Dari fokus awal pada model bahasa besar dan pengembangan perangkat lunak, perusahaan-perusahaan AI kini menyadari bahwa potensi penuh kecerdasan buatan hanya dapat terealisasi jika ada perangkat keras yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan interaksi dan pengalaman pengguna. Akuisisi io Product Inc. dan kolaborasi dengan Jony Ive menempatkan OpenAI di garis depan pergeseran ini, menantang dominasi raksasa teknologi lain yang juga berlomba mengembangkan perangkat keras AI mereka sendiri.
Meskipun ada tantangan awal berupa sengketa paten, visi jangka panjang OpenAI tetap jelas: untuk menciptakan masa depan di mana AI tidak hanya menjadi alat, tetapi juga mitra yang terintegrasi secara mulus dalam kehidupan manusia, didukung oleh perangkat keras yang dirancang dengan kejeniusan dan visi. Jika berhasil, kolaborasi antara kecerdasan buatan terdepan dan desain industri legendaris ini dapat membuka era baru dalam komputasi, menjanjikan pengalaman yang lebih intuitif, personal, dan transformatif bagi miliaran orang di seluruh dunia. Langkah ini bukan hanya tentang akuisisi, melainkan tentang pembentukan ulang dasar-dasar interaksi manusia dengan teknologi di era kecerdasan buatan.
