
Jakarta, Indonesia – Jack Dorsey, figur ikonik di dunia teknologi yang dikenal sebagai CEO Block dan salah satu pendiri Twitter, baru-baru ini memperkenalkan inovasi terbarunya dalam ranah komunikasi digital: sebuah aplikasi perpesanan bernama Bitchat. Berbeda dari platform perpesanan konvensional seperti WhatsApp atau Telegram yang sepenuhnya bergantung pada koneksi internet, Bitchat dirancang dengan pendekatan revolusioner, mengandalkan teknologi Bluetooth sebagai tulang punggung utamanya. Konsep ini secara inheren bertujuan untuk membebaskan pengguna dari ketergantungan pada infrastruktur internet yang seringkali rentan terhadap pemantauan, sensor, atau bahkan pemutusan akses di lingkungan tertentu.
Desain Bitchat yang terdesentralisasi, sebagaimana dirinci oleh Dorsey sendiri melalui protokol dan mekanismenya, secara eksplisit memprioritaskan keamanan dan privasi. Ide dasarnya adalah menciptakan saluran komunikasi yang tangguh dan tahan sensor, ideal untuk digunakan di "lingkungan berisiko tinggi" – seperti wilayah konflik, negara dengan rezim otoriter, area bencana alam di mana infrastruktur komunikasi terganggu, atau selama demonstrasi di mana jaringan internet sering dimatikan atau diawasi ketat. Dalam skenario semacam itu, kemampuan untuk berkomunikasi tanpa perlu terhubung ke internet dapat menjadi penyelamat nyawa dan alat vital untuk mengorganisir atau berbagi informasi krusial. Tidak adanya server pusat yang menyimpan data pengguna juga diharapkan dapat meminimalkan risiko kebocoran data massal atau penyensoran dari entitas tunggal.
Namun, di balik ambisi besar dan klaim keamanan yang digembar-gemborkan, Bitchat segera menghadapi badai kritik dan keraguan serius dari komunitas keamanan siber. Klaim bahwa aplikasi ini sepenuhnya aman masih perlu dipertanyakan secara mendalam, terutama mengingat fakta krusial yang diakui sendiri oleh Dorsey: aplikasi dan kode sumbernya belum melalui proses peninjauan atau pengujian keamanan eksternal yang komprehensif. Ini adalah sebuah pengakuan yang sangat mengkhawatirkan, terutama untuk sebuah aplikasi yang ditujukan bagi pengguna di lingkungan yang sangat rentan.
Dorsey sendiri mengeluarkan peringatan keras yang tertera dalam dokumentasi Bitchat: "Software ini belum menerima tinjauan keamanan eksternal dan mungkin mengandung kerentanan serta belum tentu memenuhi tujuan keamanan yang dinyatakan. Jangan gunakan untuk keperluan produksi dan jangan mengandalkan keamanannya hingga ditinjau." Pernyataan jujur ini, meski menunjukkan transparansi, sekaligus mengangkat bendera merah yang sangat besar. Mengingat reputasi Jack Dorsey sebagai inovator yang berani mengambil risiko, perilisan aplikasi dengan peringatan keamanan yang begitu eksplisit ini memicu perdebatan sengit tentang tanggung jawab pengembang, terutama ketika produknya berpotensi digunakan oleh individu dalam situasi genting.
Pernyataan peringatan dari Dorsey ini muncul setelah serangkaian temuan kritis dari peneliti keamanan siber terkemuka, Alex Radocea. Radocea menemukan celah fundamental yang dapat memungkinkan seseorang untuk menyamar sebagai orang lain dan mengelabui kontak pengguna, membuat mereka percaya sedang berkomunikasi dengan kontak yang sah. Ini adalah kerentanan yang sangat serius, dikenal sebagai serangan "man-in-the-middle" atau peniruan identitas, yang dapat memiliki konsekuensi fatal di lingkungan berisiko tinggi. Bayangkan seorang aktivis yang berkomunikasi dengan rekannya, namun ternyata pesan-pesan tersebut dicegat dan dibaca oleh pihak berwenang yang menyamar, atau bahkan disusupi dengan informasi palsu yang dapat membahayakan.
Radocea secara spesifik menjelaskan bahwa Bitchat memiliki sistem autentikasi atau verifikasi identitas yang rusak secara fundamental. Sistem ini seharusnya membangun "jabat tangan digital" atau "kunci identitas" yang aman dan tepercaya antara dua pihak yang berkomunikasi. Namun, Radocea menemukan bahwa para peretas berpotensi mencegat kunci identitas ini, sehingga memungkinkan mereka untuk memalsukan identitas dan menyusup ke dalam percakapan. Ini berarti kepercayaan yang seharusnya menjadi dasar komunikasi aman dalam aplikasi tersebut dapat dengan mudah dikompromikan.
Dikutip dari laporan detikINET yang merujuk pada Tech Crunch, beberapa celah keamanan lain juga dilaporkan oleh pengguna dan peneliti lain, menegaskan bahwa masalah Bitchat tidak hanya terbatas pada temuan Radocea. Kondisi ini membuat Radocea mengeluarkan peringatan keras kepada publik, mendesak agar pengguna Bitchat sebaiknya tidak mempercayai aplikasi tersebut untuk saat ini. "Ada orang-orang di luar sana yang akan menerima pesan seputar keamanan secara harfiah dan mengandalkannya, sehingga proyek tersebut dalam kondisinya saat ini dapat membahayakan mereka," cetusnya. Komentar ini menyoroti dilema etis yang mendalam: meskipun niat di balik Bitchat mungkin mulia, merilis alat yang belum terbukti aman namun ditujukan untuk orang-orang yang paling rentan dapat menimbulkan konsekuensi yang jauh lebih buruk daripada tidak adanya alat sama sekali.
Mengacu pada temuannya dan temuan orang lain, Radocea tidak ragu untuk mengkritik Dorsey secara langsung. "Saya berpendapat bahwa Bitchat sebenarnya telah menerima tinjauan keamanan eksternal dan hasilnya tidak terlihat baik," ujarnya, menyiratkan bahwa pengakuan Dorsey tentang belum adanya tinjauan eksternal mungkin kurang tepat, karena komunitas keamanan siber secara de facto telah melakukan tinjauan dan menemukan banyak kekurangan. Kritik ini menekankan pentingnya transparansi penuh dan pengujian ketat sebelum meluncurkan produk yang mengklaim keamanan, terutama dari tokoh sekelas Jack Dorsey yang memiliki pengaruh besar di industri teknologi.
Lebih jauh, konsep Bitchat yang mengandalkan Bluetooth untuk komunikasi secara teknis memang menarik. Teknologi Bluetooth memungkinkan komunikasi jarak pendek antar perangkat tanpa memerlukan internet, seringkali membentuk jaringan mesh di mana setiap perangkat dapat bertindak sebagai node untuk meneruskan pesan ke perangkat lain yang berada dalam jangkauan. Ini berpotensi menciptakan jaringan komunikasi lokal yang tahan terhadap pemadaman internet skala besar atau sensor pemerintah. Namun, ada juga keterbatasan inheren: jangkauan Bluetooth yang terbatas (umumnya puluhan meter), kecepatan transfer data yang relatif rendah, dan konsumsi daya baterai yang signifikan, yang semuanya dapat menjadi hambatan dalam penggunaan praktis di lingkungan berisiko tinggi. Selain itu, masalah skalabilitas juga menjadi pertanyaan besar; bagaimana Bitchat dapat menangani komunikasi di antara ribuan atau bahkan jutaan pengguna di area geografis yang luas tanpa internet?
Pentingnya tinjauan keamanan eksternal atau audit keamanan tidak dapat dilebih-lebihkan, terutama untuk aplikasi yang berfokus pada privasi dan keamanan. Audit ini melibatkan tim ahli keamanan independen yang secara sistematis memeriksa kode sumber aplikasi, arsitektur sistem, dan implementasi kriptografi untuk mengidentifikasi kerentanan yang mungkin terlewat oleh pengembang internal. Proses ini seringkali mencakup pengujian penetrasi (penetration testing), di mana auditor mencoba meretas aplikasi seolah-olah mereka adalah penyerang sungguhan. Tanpa proses ini, klaim keamanan apa pun hanyalah janji kosong. Sejarah industri teknologi penuh dengan contoh aplikasi yang pada awalnya dianggap aman namun kemudian terbukti memiliki celah fatal setelah audit eksternal atau setelah dieksploitasi oleh pihak jahat.
Kasus Bitchat menyoroti perdebatan yang lebih luas dalam komunitas teknologi mengenai keseimbangan antara inovasi cepat dan kehati-hatian dalam keamanan. Di satu sisi, ada dorongan untuk meluncurkan produk dengan cepat ("move fast and break things," filosofi lama Silicon Valley), tetapi di sisi lain, ada tanggung jawab moral dan etis untuk memastikan bahwa produk, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan privasi, tidak membahayakan penggunanya. Bagi Jack Dorsey, yang dikenal dengan advokasinya untuk desentralisasi dan kontrol pengguna atas data mereka, insiden Bitchat ini menjadi pelajaran pahit tentang kompleksitas dan tantangan dalam mewujudkan visi tersebut menjadi realitas yang aman dan fungsional.
Meskipun niat di balik Bitchat untuk menciptakan alat komunikasi yang aman dan terdesentralisasi patut diacungi jempol, eksekusinya yang terburu-buru tanpa pengujian keamanan yang memadai telah merusak kredibilitasnya. Bagi pengguna, terutama mereka yang sangat membutuhkan alat komunikasi aman di lingkungan berbahaya, pelajaran dari Bitchat ini adalah untuk selalu skeptis terhadap klaim keamanan dan hanya mengandalkan aplikasi yang telah terbukti secara independen melalui audit keamanan yang ketat, seperti Signal atau Threema, yang telah membangun reputasi mereka melalui tahun-tahun pengujian dan perbaikan. Masa depan Bitchat akan sangat bergantung pada apakah Jack Dorsey dan timnya dapat dengan cepat mengatasi kerentanan yang ditemukan, melakukan audit keamanan menyeluruh, dan membangun kembali kepercayaan komunitas. Jika tidak, Bitchat berisiko menjadi contoh lain dari ambisi teknologi yang gagal karena mengabaikan fondasi keamanan yang paling dasar.
