
Musim 2024/2025 telah menjadi babak emas yang tak terlupakan bagi Paris Saint-Germain (PSG). Klub raksasa Prancis ini berdiri di ambang pencapaian yang mungkin belum pernah terukir dalam sejarah sepak bola modern: meraih lima trofi dalam satu musim. Setelah mengamankan gelar Liga Prancis, Coupe de France, Piala Super Prancis, dan yang paling prestisius, Liga Champions UEFA, Les Parisien kini membidik mahkota kelima, yakni Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. Gelandang energik mereka, Fabian Ruiz, tak bisa menyembunyikan antusiasmenya menghadapi kesempatan monumental untuk mengakhiri musim dengan gelar juara dunia.
Puncak dari rentetan kesuksesan ini adalah final Piala Dunia Antarklub 2025, di mana PSG dijadwalkan menghadapi raksasa Inggris, Chelsea, pada Senin, 14 Juli 2025, dini hari WIB. Pertandingan ini bukan sekadar perebutan trofi; ini adalah penentuan warisan, kesempatan untuk mengukir nama mereka dalam buku sejarah sebagai salah satu tim terbaik sepanjang masa. Bagi PSG, yang telah berinvestasi besar-besaran selama bertahun-tahun untuk mendominasi kancah domestik dan Eropa, musim 2024/2025 adalah manifestasi dari visi tersebut.
Perjalanan PSG menuju final Piala Dunia Antarklub ini adalah cerminan dominasi mereka yang tak terbantahkan sepanjang musim. Di bawah asuhan pelatih Luis Enrique, tim ini telah bertransformasi menjadi kekuatan yang kohesif, dinamis, dan menakutkan. Enrique, dengan filosofi sepak bolanya yang agresif dan berbasis penguasaan bola, berhasil meramu skuad bertaburan bintang menjadi unit yang berfungsi layaknya orkestra. Ia tidak hanya mengandalkan bakat individu, tetapi juga menekankan pentingnya kerja sama tim, disiplin taktis, dan mentalitas juara.
Liga Prancis, kompetisi domestik utama mereka, berhasil diamankan dengan relatif mudah. PSG menunjukkan konsistensi luar biasa sejak awal musim, jarang kehilangan poin dan sering kali memenangkan pertandingan dengan margin gol yang meyakinkan. Mereka mendominasi lawan-lawan mereka dengan permainan menyerang yang memukau, dibarengi pertahanan yang solid. Gelar Ligue 1 berhasil dipastikan beberapa pekan sebelum musim berakhir, memberikan ruang bagi Enrique untuk merotasi skuad dan menjaga kebugaran pemain untuk tantangan yang lebih besar di kompetisi lainnya.
Tak lama setelahnya, Coupe de France berhasil ditambahkan ke lemari trofi. Perjalanan di kompetisi piala domestik ini memperlihatkan kedalaman skuad PSG, di mana pemain-pemain pelapis juga mampu tampil prima saat dibutuhkan. Final Coupe de France menjadi tontonan menarik yang menunjukkan daya juang PSG, di mana mereka berhasil mengatasi perlawanan sengit dari lawan tangguh dengan determinasi tinggi. Kemenangan ini semakin memperkuat keyakinan tim akan kemampuan mereka untuk meraih lebih banyak gelar.
Namun, pencapaian paling signifikan dan paling didambakan adalah trofi Liga Champions UEFA. Setelah bertahun-tahun berjuang, seringkali harus menelan pil pahit kekalahan di fase-fase krusial, musim 2024/2025 akhirnya menjadi milik mereka. Perjalanan di Liga Champions penuh dengan rintangan. Di fase grup, PSG berhasil mengatasi tim-tim kuat Eropa dengan performa meyakinkan. Di babak gugur, mereka menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa, menyingkirkan beberapa raksasa sepak bola Eropa melalui pertandingan-pertandingan dramatis yang menguji setiap aspek permainan mereka. Final Liga Champions menjadi klimaks yang mendebarkan, di mana PSG tampil dengan performa puncak mereka, memadukan keindahan permainan dengan efisiensi mematikan untuk akhirnya mengangkat "Si Kuping Besar" yang telah lama mereka impikan. Gelar ini bukan hanya kemenangan di lapangan, tetapi juga validasi atas proyek jangka panjang klub.
Sebelum musim benar-benar berjalan jauh, Trophée des Champions atau Piala Super Prancis juga sudah mereka amankan. Ini menjadi penanda awal musim yang sempurna, mengirimkan pesan jelas kepada rival-rival mereka bahwa PSG adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Empat trofi telah berada dalam genggaman, dan kini, hanya satu langkah lagi menuju quintuple yang bersejarah.
Fabian Ruiz, gelandang tim nasional Spanyol, menjadi salah satu figur kunci di balik kesuksesan luar biasa PSG musim ini. Pemain berusia 29 tahun ini merasa bahwa musim ini telah mengangkat kariernya ke level yang berbeda. "Sejujurnya saya sedang menjalani momen yang sangat indah dalam karier saya. Rasanya ini salah satu yang terbaik, kalau bukan yang terbaik," ujarnya di situs resmi FIFA. Pernyataan Ruiz ini bukan tanpa alasan. Di bawah Luis Enrique, Ruiz telah menemukan kembali performa terbaiknya, bahkan melampaui ekspektasi. Ia bukan hanya sekadar gelandang box-to-box yang memiliki visi dan kemampuan passing mumpuni, tetapi juga telah menjadi motor penggerak lini tengah PSG, penghubung vital antara lini belakang dan serangan.
Peran Ruiz dalam sistem Enrique sangat krusial. Ia seringkali menjadi pemain yang mengatur tempo permainan, memecah serangan lawan, dan melancarkan umpan-umpan progresif yang membelah pertahanan. Kemampuan adaptasinya untuk bermain dalam berbagai peran di lini tengah—baik sebagai gelandang bertahan, gelandang tengah yang lebih menyerang, atau bahkan sebagai "mezalla" yang merangsek ke kotak penalti—telah menjadikannya aset tak ternilai. Statistiknya, baik dalam hal jumlah operan sukses, intersep, maupun kontribusi gol dan assist, menunjukkan peningkatannya yang signifikan. Kepercayaan yang diberikan Enrique padanya telah membuahkan hasil, dan Ruiz membalasnya dengan konsistensi dan performa kelas dunia di setiap pertandingan.
"Kami baru saja melalui musim yang luar biasa, kami punya satu pertandingan lagi untuk menuntaskannya, jadi saya sangat senang di level personal tapi lebih senang lagi di level tim," tambah Ruiz. Perkataannya mencerminkan etos kolektif yang telah dibangun Enrique. Tim ini bermain bukan hanya untuk individu, tetapi untuk satu sama lain, dan untuk ambisi klub yang lebih besar. "Kami memainkan sepak bola yang atraktif dan cantik, sementara pada saat yang sama tim menunjukkan ingin menjadi juara di semua turnamen, dan begitulah satu pertandingan lagi tersisa buat kami," pungkas Ruiz, menyoroti filosofi permainan yang memadukan estetika dengan efektivitas.
Filosofi "sepak bola atraktif dan cantik" yang disebutkan Ruiz adalah ciri khas dari tim Luis Enrique. Mereka tidak hanya menang, tetapi juga memenangkan pertandingan dengan gaya. Penguasaan bola yang dominan, pergerakan tanpa bola yang cerdas, pressing tinggi saat kehilangan bola, dan kemampuan untuk transisi cepat dari bertahan ke menyerang telah menjadi identitas PSG musim ini. Para pemain tampak menikmati setiap momen di lapangan, dengan kebebasan kreatif yang tetap dalam koridor taktis. Ini adalah perpaduan yang mematikan, yang membuat mereka menjadi lawan yang sangat sulit untuk dihadapi.
Kini, fokus sepenuhnya beralih ke final Piala Dunia Antarklub 2025 melawan Chelsea. Kompetisi ini, dengan format barunya yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak tim dari seluruh konfederasi, menjanjikan gengsi yang jauh lebih tinggi. Chelsea, sebagai wakil dari Eropa (kemungkinan sebagai juara Liga Europa atau runner-up Liga Champions di musim sebelumnya, atau bahkan juara Premier League di musim yang sama), akan menjadi lawan yang tangguh. The Blues dikenal dengan pertahanan mereka yang solid, lini tengah yang ulet, dan kemampuan serangan balik yang cepat. Pertandingan ini akan menjadi duel taktik antara kecerdasan menyerang PSG dan ketangguhan defensif Chelsea.
Bagi PSG, pertandingan ini lebih dari sekadar trofi. Ini adalah kesempatan untuk menahbiskan diri sebagai tim terbaik di dunia, secara harfiah. Gelar Piala Dunia Antarklub akan melengkapi koleksi trofi mereka, menjadikan mereka salah satu dari sedikit klub dalam sejarah yang berhasil meraih "quintuple" dalam satu musim. Pencapaian ini akan mengukir nama Luis Enrique sebagai salah satu pelatih paling sukses, dan akan meningkatkan status PSG di mata dunia sepak bola, menarik talenta-talenta terbaik di masa depan, dan memperkuat citra mereka sebagai klub yang tidak hanya kaya tetapi juga mampu meraih sukses besar di level tertinggi.
Bagi Fabian Ruiz dan rekan-rekan setimnya, final ini adalah puncak dari kerja keras, dedikasi, dan pengorbanan sepanjang musim. Mereka telah membuktikan diri di kancah domestik dan Eropa. Sekarang, mereka memiliki kesempatan untuk menaklukkan dunia. Antusiasme Ruiz mencerminkan keyakinan seluruh skuad bahwa mereka mampu menuntaskan misi bersejarah ini. Tekanan akan sangat besar, tetapi dengan mentalitas juara yang telah mereka bangun, Paris Saint-Germain siap untuk melangkah ke lapangan dan mengukir namanya di antara yang terhebat. Seluruh mata akan tertuju pada Riyadh atau kota tuan rumah lainnya, menanti apakah Les Parisien akan menyelesaikan mahakarya mereka dan mengakhiri musim 2024/2025 sebagai tim yang tak terkalahkan dalam perburuan gelar.
