Jika Vlahovic Bertahan, Juventus Bakal Pusing

Jika Vlahovic Bertahan, Juventus Bakal Pusing

Kabar mengenai niat Juventus untuk melepas Dusan Vlahovic bukanlah isapan jempol belaka. Penyerang berusia 24 tahun itu dilaporkan tidak masuk dalam skema atau rencana jangka panjang pelatih baru Bianconeri, Igor Tudor. Penunjukan Tudor sebagai juru taktik anyar membawa angin segar dan harapan akan perubahan taktik serta pendekatan bermain yang lebih dinamis. Dalam visi Tudor, Vlahovic yang cenderung statis sebagai target man utama, tampaknya kurang cocok dengan filosofi menyerang yang lebih cair dan fleksibel yang ingin ia terapkan. Kondisi ini diperparah dengan kedatangan penyerang baru, Jonathan David, dari Lille secara gratis. Langkah transfer David yang cerdik dan bebas biaya ini semakin memperjelas bahwa Juventus tengah mencari alternatif yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan taktis tim, sekaligus menekan anggaran gaji. Kehadiran David, yang dikenal dengan kecepatan, kemampuan finishing, dan fleksibilitasnya di lini depan, secara otomatis mengancam posisi Vlahovic.

Vlahovic sendiri mulai kehilangan tempat utama di lini depan Juventus sejak pertengahan musim lalu. Posisinya digusur secara signifikan oleh Randal Kolo Muani, pemain yang dipinjam Juventus dari Paris Saint-Germain pada jendela transfer Januari lalu. Kolo Muani, dengan etos kerja yang tinggi, kemampuan link-up play yang apik, serta mobilitasnya yang luar biasa, terbukti lebih efektif dalam sistem Juventus di bawah pelatih sebelumnya. Penampilan Vlahovic pada musim 2024/2025 memang jauh dari ekspektasi tinggi yang disematkan kepadanya saat didatangkan dari Fiorentina dengan banderol yang tidak murah. Ia hanya mampu mengemas 10 gol dalam 29 penampilan di Serie A, sebuah catatan yang tentu saja mengecewakan untuk seorang penyerang tengah utama dengan label harga yang fantastis. Kontribusinya yang minim dibandingkan dengan investasi besar yang dikeluarkan Juventus menjadi salah satu alasan utama mengapa klub kini mempertimbangkan untuk melepasnya.

Selain masalah performa dan taktik, aspek finansial adalah alasan paling mendesak bagi Juventus untuk segera melepas Vlahovic pada musim panas ini. Dengan kontrak yang hanya tersisa satu tahun, klub asal Turin ini berada di ambang kerugian besar jika gagal menjualnya. Jika Vlahovic bertahan hingga kontraknya habis pada Juni 2026, ia akan berstatus bebas transfer, dan Juventus akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kembali sebagian dari investasi besar yang mereka keluarkan untuk merekrutnya. Ini adalah skenario mimpi buruk bagi klub mana pun, apalagi bagi Juventus yang tengah berupaya keras menyeimbangkan neraca keuangan di tengah regulasi Financial Fair Play (FFP) yang semakin ketat. Kehilangan aset bernilai puluhan juta Euro secara gratis akan menjadi pukulan telak bagi stabilitas finansial klub.

Di tengah situasi yang tidak menentu ini, beberapa klub telah menyatakan minatnya terhadap Vlahovic. Klub raksasa Arab Saudi, Al Hilal, dikabarkan menjadi salah satu peminat serius. Mereka dikenal memiliki sumber daya finansial tak terbatas dan telah berhasil menarik banyak bintang Eropa untuk bermain di Liga Pro Saudi. Namun, Vlahovic secara tegas menolak tawaran menggiurkan dari Al Hilal. Penolakannya ini mencerminkan ambisi pribadinya untuk tetap bermain di level tertinggi sepak bola Eropa, di mana ia percaya masih bisa bersaing dan membuktikan kualitasnya. Prioritas Vlahovic adalah kompetisi yang lebih kompetitif dan panggung yang lebih besar, seperti Liga Champions, yang tidak bisa ditawarkan oleh Liga Arab Saudi saat ini.

Beberapa klub top Eropa sempat dikaitkan dengan Vlahovic, seperti Chelsea dan Paris Saint-Germain. Kedua klub ini memang sedang mencari penyerang tengah baru yang bisa memberikan dampak instan. Namun, seperti banyak klub lain, mereka tampaknya terganjal oleh gaji Vlahovic yang sangat tinggi. Angka 19 juta Euro per tahun adalah jumlah yang signifikan, bahkan untuk klub-klub kaya raya seperti Chelsea dan PSG, yang juga harus mempertimbangkan total biaya transfer dan amortisasi nilai pemain. Biaya gabungan antara harga transfer dan gaji membuat paket Vlahovic menjadi investasi yang sangat besar dan berisiko, terutama mengingat performanya yang belum konsisten dalam beberapa waktu terakhir. Klub-klub tersebut tampaknya berpikir dua kali sebelum melempar tawaran resmi yang memenuhi harapan Juventus maupun Vlahovic.

Ironisnya, di tengah upaya Juventus untuk menjualnya, Vlahovic dilaporkan bertekad untuk bertahan di Juventus jika tidak ada tawaran ideal yang datang dari klub Eropa lain yang sesuai dengan ambisi dan nilai pasarnya. Sikap ini jelas membuat Juventus semakin pusing. Mereka dihadapkan pada situasi di mana harus terus membayar gaji tinggi Vlahovic, meskipun ia bukan lagi pilihan utama pelatih dan tidak sesuai dengan rencana taktis tim. Selain itu, ancaman kehilangan Vlahovic secara gratis jika ia bertahan hingga kontraknya habis menjadi beban finansial dan strategis yang sangat berat bagi Si Nyonya Tua. Ini adalah sebuah "gajah di pelupuk mata" yang harus segera diatasi sebelum jendela transfer musim panas ditutup.

Fabio Capello, dengan segudang pengalaman dan reputasinya sebagai salah satu pelatih paling cerdas di dunia sepak bola, memberikan analisis tajamnya. Ia menekankan bahwa gaji Vlahovic yang sangat tinggi adalah akar masalah bagi Bianconeri. "Memiliki pemain semahal itu yang sejauh ini sedikit naik turun, dengan tekanan terus menerus yang datang dan pergi, bukanlah situasi yang baik," ujar Capello, seperti dikutip dari Football Italia. Capello memahami betul dampak psikologis dan finansial dari memiliki pemain bintang yang tidak tampil sesuai ekspektasi. Fluktuasi performa Vlahovic, dari momen-momen brilian hingga periode paceklik gol, menciptakan ketidakpastian yang merugikan stabilitas tim.

Lebih lanjut, Capello menegaskan prediksinya bahwa jika Vlahovic tetap bertahan di Allianz Stadium, itu akan menjadi "hasil terburuk yang mungkin terjadi." Pernyataan ini bukan hanya tentang performa di lapangan, melainkan juga tentang implikasi yang lebih luas terhadap dinamika skuad dan kesehatan finansial klub. Mempertahankan pemain dengan gaji setinggi itu di bangku cadangan akan menjadi pemborosan besar dan dapat memicu masalah moral di antara pemain lain. Selain itu, hal tersebut akan membebani neraca keuangan Juventus, menghambat kemampuan mereka untuk melakukan investasi lain atau menyeimbangkan buku rekening sesuai tuntutan FFP. Tekanan untuk menjual Vlahovic tidak hanya datang dari kebutuhan finansial, tetapi juga dari keinginan untuk membangun skuad yang kohesif dan sesuai dengan visi pelatih baru, tanpa adanya "beban" yang tidak produktif.

Situasi Dusan Vlahovic di Juventus adalah cerminan dari tantangan modern yang dihadapi klub-klub besar, terutama dalam mengelola aset pemain dengan nilai tinggi dan gaji fantastis. Bagi Juventus, ini adalah periode krusial untuk mengambil keputusan strategis. Melepas Vlahovic dengan harga yang layak akan menjadi kemenangan ganda: mengurangi beban gaji yang masif dan mendapatkan kembali modal investasi, yang kemudian bisa dialokasikan untuk memperkuat posisi lain atau mengakuisisi target yang lebih sesuai dengan filosofi Tudor. Namun, jika Vlahovic bersikeras bertahan dan tidak ada tawaran yang memuaskan, Juventus akan menghadapi dilema akut. Mereka harus memutuskan apakah akan mengambil risiko kehilangan sang pemain secara gratis setahun kemudian, atau mencoba mengintegrasikannya kembali ke dalam rencana Tudor, sebuah tugas yang tampaknya sulit mengingat persaingan ketat di lini depan dengan Kolo Muani dan David. Masa depan Dusan Vlahovic kini menjadi salah satu saga transfer terpanas di Serie A, dan keputusannya akan sangat menentukan arah Juventus di musim-musim mendatang.

Jika Vlahovic Bertahan, Juventus Bakal Pusing

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *