Indonesia Siap Jadi Raja AI Asia Tenggara, Telkom Kunci Utamanya dengan Investasi Miliaran Dolar dan Pengembangan Talenta Digital Masif

Indonesia Siap Jadi Raja AI Asia Tenggara, Telkom Kunci Utamanya dengan Investasi Miliaran Dolar dan Pengembangan Talenta Digital Masif

Indonesia, dengan populasi yang mencapai 287 juta jiwa, menempatkan dirinya sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Posisi strategis ini bukan hanya sekadar angka demografi, melainkan sebuah kekuatan fundamental yang diproyeksikan akan menjadikan negeri ini pemain utama dalam industri kecerdasan buatan (AI) global. Dalam visi besar ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara, tampil sebagai motor penggerak utama, menyatakan keyakinan penuh untuk mendongkrak potensi Indonesia di panggung AI dunia.

Optimisme ini didukung kuat oleh proyeksi ekonomi yang menjanjikan. Berdasarkan riset mendalam dari Boston Consulting Group (BCG), potensi ekonomi yang digerakkan oleh AI di seluruh kawasan ASEAN diperkirakan akan menyentuh angka fantastis USD 120 miliar pada tahun 2027. Lebih lanjut, pertumbuhan total ekonomi AI di ASEAN diproyeksikan akan mencapai USD 65 miliar pada tahun 2030, menandakan lonjakan signifikan dalam adopsi dan implementasi teknologi transformatif ini di berbagai sektor. Angka-angka ini bukan sekadar statistik; ia merefleksikan gelombang revolusi industri keempat yang tengah melanda, di mana AI menjadi pusat inovasi dan efisiensi.

Melihat potensi ekonomi yang begitu masif dari AI, Direktur IT Digital Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi, mengungkapkan bahwa Telkom telah mengidentifikasi peluang emas ini sejak satu dekade lalu dan secara proaktif memulai pengembangan ekosistem AI. Komitmen jangka panjang ini terwujud melalui tiga pilar strategi utama: penguatan industri vertikal, penyediaan platform terintegrasi, dan penguatan kolaborasi multi-pihak. Pendekatan holistik ini dirancang untuk memastikan bahwa adopsi AI tidak hanya sporadis, tetapi terstruktur dan berkelanjutan, menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Faizal menjelaskan bahwa saat ini, implementasi AI di Indonesia masih sangat terfragmentasi, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, dan berorientasi pada solusi untuk dua belas sektor industri vertikal yang strategis. Sektor-sektor ini mencakup minyak dan gas, pertambangan, manufaktur, kesehatan, asuransi, keuangan, hingga perbankan. Keragaman ini menunjukkan kompleksitas tantangan yang dihadapi setiap industri, namun sekaligus membuka peluang besar bagi solusi AI yang inovatif dan adaptif. “Pentingnya kolaborasi erat antara industri sebagai pengguna AI, pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan etika, serta universitas sebagai penyedia talenta dan pusat riset, menjadi kunci dalam pengembangan dan implementasi AI yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” tegas Faizal dalam sebuah diskusi pada Jumat, 11 Juli 2025.

Telkom tidak hanya berhenti pada wacana. Mereka telah mulai mengimplementasikan teknologi inti AI seperti big data, machine learning (AI tradisional), deep learning, hingga generative AI. Komitmen ini terlihat dari pengembangan portofolio solusi AI yang diterapkan di setiap tahapan pemrosesan data dan pengambilan keputusan. Di ranah big data, Telkom menghadirkan Big Box, Big One, dan Big View, yang berfungsi sebagai fondasi untuk mengelola dan menganalisis volume data yang sangat besar. Untuk machine learning, ada Big Science dan Big Social, dirancang untuk mengidentifikasi pola dan memprediksi tren. Sementara itu, Big Vision memanfaatkan deep learning untuk analisis visual yang canggih. Yang tak kalah menarik, Telkom juga merambah generative AI dengan solusi seperti Big Assistant dan Big Legal, menandakan kemajuan signifikan dalam kemampuan AI untuk menghasilkan konten dan otomatisasi proses yang kompleks.

Implementasi solusi AI Telkom ini sudah dirasakan manfaatnya secara konkret, baik oleh pemerintah maupun sektor industri swasta. Ambil contoh di Kimia Farma, aplikasi AI Telkom telah diimplementasikan untuk mengelola rantai pasok manajemen eksekutif. Dengan penerapan AI, data operasional dan pemasaran dapat diintegrasikan secara real-time, memungkinkan Kimia Farma untuk memastikan ketersediaan produk di seluruh jaringan, mengefisienkan proses distribusi, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan berbasis data yang akurat dan terkini. Ini adalah contoh nyata bagaimana AI dapat mengubah operasional bisnis dari reaktif menjadi proaktif.

Kasus lain yang menonjol adalah di Pertamina, di mana aplikasi AI Telkom digunakan untuk optimalisasi stok dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan mengimplementasikan AI Telkom, Pertamina mampu mengintegrasikan data masif dari 5.518 SPBU, 15 juta transaksi per hari, dan data pergerakan 178 juta kendaraan. Kemampuan ini sangat krusial untuk memantau distribusi BBM secara akurat, mencegah kelangkaan di daerah terpencil, dan menjaga pasokan energi nasional agar tetap stabil dan merata. Skala operasional Pertamina yang sangat besar menunjukkan kapabilitas AI Telkom dalam menangani kompleksitas data yang luar biasa.

Tidak hanya di industri besar, AI Telkom juga memberikan dampak signifikan pada efisiensi operasional di Mitra Prodin, sebuah perusahaan manufaktur. Di sini, AI digunakan untuk otomatisasi perhitungan jumlah linting cones. Melalui aplikasi AI Telkom ini, Mitra Prodin dapat menilai kinerja pegawai secara real-time melalui analisis pergerakan dan penghitungan jumlah cones otomatis menggunakan rekaman CCTV. Ini menghilangkan potensi human error, meningkatkan objektivitas penilaian, dan mempercepat proses produksi.

Di segmen generative AI, Telkom terus berinovasi dengan mengembangkan solusi untuk proses internal maupun eksternal. Salah satu produk unggulan adalah myindibiz dengan merek Bizy, sebuah copilot AI yang dirancang khusus untuk sektor B2B. Bizy menyatukan berbagai data B2B menjadi insight cepat yang sangat berguna bagi pelanggan, Account Manager, dan Business Manager dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan berbasis data. Ini adalah langkah maju dalam demokratisasi akses terhadap analisis data tingkat lanjut.

Selain itu, Telkom juga mengembangkan TelkomGPT, sebuah Private GPT yang dirancang khusus untuk menjaga kerahasiaan data sensitif di lingkungan internal perusahaan. Dengan TelkomGPT, risiko kebocoran informasi atau bias dari internet publik dapat diminimalisir secara signifikan, memastikan keamanan dan integritas data perusahaan. Untuk sektor hukum, Telkom menghadirkan Legalpro, sebuah platform yang mengakselerasi kepatuhan hukum melalui alat berbasis AI. Teknologi AI terkini diintegrasikan untuk memproses kepatuhan yang cepat, akurat, dan efisien, sejalan dengan lanskap hukum Indonesia yang terus berkembang dan kompleks.

Sejalan dengan visi besar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi) serta Kementerian Perindustrian untuk mencetak talenta digital yang handal, Telkom memiliki peran strategis sebagai BUMN telekomunikasi dan kepanjangan tangan negara dalam industri digital di Indonesia. Telkom menyadari bahwa teknologi canggih tanpa sumber daya manusia yang mumpuni tidak akan mencapai potensi maksimalnya.

Salah satu bukti konkret komitmen Telkom dalam pengembangan talenta dan teknologi AI adalah pembentukan AI Connect. Ini adalah pusat keunggulan AI yang berfungsi sebagai katalisator, mendorong pengembangan teknologi melalui keterlibatan aktif dan kolaborasi komunitas. Saat ini, AI Connect telah tersebar di sembilan kota strategis di seluruh Indonesia: Jakarta, Makassar, Aceh, Bandung, Malang, Labuan Bajo, Yogyakarta, Bali, dan Papua. Kehadiran AI Connect di berbagai daerah ini menunjukkan komitmen Telkom untuk meratakan akses terhadap pengetahuan dan pengembangan AI, tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Melalui AI Connect, Telkom memfasilitasi workshop, pelatihan, dan inkubasi ide-ide baru, membangun ekosistem yang kondusif bagi inovasi AI.

Dukungan pemerintah terhadap langkah-langkah Telkom ini sangat kuat. Pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) terkait pengembangan AI, Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah konkret yang telah diambil oleh Telkom dalam mendukung pengembangan industri kecerdasan artifisial di Tanah Air. “Dukungan-dukungan semacam inilah yang akan kami apresiasi kepada seluruh industri yang berkomitmen dan berdedikasi untuk mengembangkan AI di masa yang akan datang,” ujar Wamen Perindustrian dalam pidatonya, menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah.

Lebih lanjut, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyoroti aspek krusial lainnya: kesiapan talenta digital. Menurutnya, untuk mencapai pemanfaatan optimal potensi ekonomi yang digerakkan oleh AI, Indonesia harus mempersiapkan talenta digital yang tidak hanya mampu mengembangkan, tetapi juga memanfaatkan teknologi AI secara efektif. Data yang dimiliki Komdigi menunjukkan bahwa setidaknya Indonesia membutuhkan 12 juta talenta digital pada tahun 2030 untuk menopang pertumbuhan ekonomi digital, termasuk teknologi AI. Namun, saat ini Indonesia baru memasok sekitar 3 juta talenta digital, menyisakan kesenjangan yang sangat besar.

Guna mengatasi defisit talenta ini, Komdigi telah meluncurkan berbagai program. Nezar menjelaskan bahwa Komdigi memiliki program Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas talenta digital di Indonesia dalam mengadopsi teknologi AI. Tidak berhenti di situ, Komdigi juga sedang merintis program ambisius bernama AI Talent Factory. Program ini akan melibatkan kerja sama erat dengan perusahaan teknologi global, universitas terkemuka, dan berbagai pihak lain untuk mengembangkan talenta khusus di bidang AI, memastikan bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni untuk bersaing di era digital.

Dengan dukungan infrastruktur digital yang kuat dari Telkom, inovasi solusi AI yang terus berkembang, serta komitmen pemerintah dalam mengatasi kesenjangan talenta, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan ambisinya sebagai pemain utama, bahkan "raja," dalam industri kecerdasan buatan di Asia Tenggara. Kolaborasi antara Telkom, industri, pemerintah, dan akademisi akan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh AI demi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.

Indonesia Siap Jadi Raja AI Asia Tenggara, Telkom Kunci Utamanya dengan Investasi Miliaran Dolar dan Pengembangan Talenta Digital Masif

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *