
Bill Gates, pendiri raksasa teknologi Microsoft dan salah satu filantropis terkemuka dunia, telah secara terbuka menyatakan kekecewaan mendalamnya terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara drastis memangkas bantuan asing, termasuk yang dialokasikan untuk United States Agency for International Development (USAID). Pemotongan anggaran ini, yang disebut Gates sebagai kebijakan yang sangat merugikan, telah menyebabkan gangguan serius dalam pengiriman bantuan vital dan mengancam kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Gates bahkan menyebut bahwa lembaga sebesar USAID praktis telah "bubar" akibat pemangkasan tersebut, sebuah indikasi betapa parahnya dampak yang ia lihat.
"Dampak buruk dari pemotongan ini sepenuhnya dapat dicegah dan belum terlambat untuk membalikkannya," tulis Bill Gates dalam sebuah postingan di platform X, mencerminkan urgensi dan keprihatinannya. Pernyataan ini bukan sekadar kritik politis, melainkan seruan kemanusiaan yang didasari oleh laporan konkret dari lapangan. Gates merujuk pada unggahan seorang pekerja kemanusiaan yang menggambarkan situasi mengerikan: pengiriman obat HIV untuk anak-anak di Afrika belum tiba selama berbulan-bulan, menyebabkan persediaan yang ada hanya akan bertahan dalam hitungan minggu. Selain itu, dilaporkan pula adanya kekurangan tabung oksigen vital untuk bayi baru lahir dan obat-obatan esensial untuk penyakit menular seksual, menunjukkan krisis kesehatan yang menganga akibat terhambatnya aliran bantuan.
Pemotongan anggaran ini merupakan bagian dari perubahan prioritas dalam kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Trump, yang mengusung narasi "America First" dan menekankan pengurangan pengeluaran di luar negeri. Namun, bagi Gates dan banyak pakar pembangunan global, kebijakan ini adalah langkah mundur yang berbahaya. Minggu sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS saat itu, Marco Rubio, telah mengisyaratkan bahwa ke depannya, bantuan AS akan lebih ditargetkan dan dibatasi waktu, sebuah pendekatan yang, menurut para kritikus, akan mengurangi fleksibilitas dan cakupan program bantuan yang telah terbukti efektif. Ini bukan kali pertama Gates menyuarakan keprihatinannya; sebelumnya, ia juga secara tegas menyatakan bahwa pengurangan bantuan tersebut telah menyebabkan kematian.
Dalam sebuah pidato yang disampaikan di Ethiopia pada bulan Juni, Gates secara lebih rinci menjelaskan dampak dari pemotongan ini. "Banyak pemotongan dilakukan dalam program bantuan luar negeri," katanya selama kunjungan tersebut, seperti dikutip dari CNBC. Ia menyoroti bagaimana pemotongan tersebut seringkali dilakukan secara tiba-tiba, menyebabkan "gangguan total dalam uji coba, atau obat-obatan masih tersimpan di gudang dan tidak tersedia." Ketidaksiapan dan kurangnya transisi yang mulus ini berarti bahwa niat baik atau dana yang telah dialokasikan sebelumnya menjadi sia-sia karena tidak dapat menjangkau mereka yang membutuhkan. "Dan pemotongan ini adalah sesuatu yang menurut saya merupakan kesalahan besar," cetusnya, menggarisbawahi keyakinannya bahwa keputusan ini tidak hanya merugikan penerima bantuan tetapi juga merusak reputasi dan pengaruh global Amerika Serikat.
USAID, sebagai lembaga utama yang bertanggung jawab atas bantuan pembangunan dan kemanusiaan AS, telah menjadi mitra kunci bagi Bill & Melinda Gates Foundation selama bertahun-tahun. Yayasan ini, yang didirikan oleh Bill dan mantan istrinya Melinda French Gates, telah menghabiskan miliaran dolar untuk pembangunan dan kesehatan global, memberikan ribuan hibah kepada berbagai organisasi di seluruh dunia. Kolaborasi antara USAID dan Gates Foundation telah menghasilkan terobosan signifikan dalam memerangi penyakit seperti polio, malaria, dan HIV/AIDS, serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak di negara-negara berkembang. Sinergi antara dana publik dan swasta ini telah terbukti sangat efektif dalam mencapai tujuan pembangunan yang ambisius. Oleh karena itu, pelemahan USAID secara langsung berdampak pada kemampuan Gates Foundation untuk memaksimalkan dampak filantropinya.
Ketika Bill & Melinda Gates Foundation mengumumkan pada bulan Mei bahwa Gates akan memberikan hampir seluruh kekayaannya untuk kemanusiaan selama dua dekade berikutnya, mereka secara eksplisit menyoroti kontras yang ironis: di saat yayasan meningkatkan komitmennya, pemerintah di seluruh dunia justru telah mengumumkan pemotongan puluhan miliar dolar untuk pendanaan bantuan. Ini menunjukkan pergeseran global yang mengkhawatirkan di mana beban untuk mengatasi tantangan kemanusiaan yang kompleks semakin bergeser dari pemerintah ke sektor filantropi, padahal skala masalahnya memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak.
Pemangkasan bantuan oleh pemerintahan Trump tidak hanya bersifat umum, tetapi juga menyasar program-program spesifik yang terbukti vital. Salah satu yang paling terdampak adalah PEPFAR (President’s Emergency Plan for AIDS Relief), sebuah inisiatif yang diluncurkan di bawah pemerintahan George W. Bush dan telah menyelamatkan jutaan nyawa dengan menyediakan pengobatan antiretroviral (ARV) dan layanan pencegahan HIV/AIDS di negara-negara berkembang. Sejak didirikan, PEPFAR telah menjadi tonggak penting dalam perjuangan global melawan epidemi HIV, menunjukkan kekuatan diplomasi kesehatan AS. Pengurangan komitmen terhadap program semacam ini, yang telah menunjukkan hasil nyata dan terukur, menimbulkan kekhawatiran serius tentang potensi kebangkitan kembali epidemi yang telah berhasil ditekan.
Selain PEPFAR dan USAID secara umum, pemerintahan Trump juga mengindikasikan bahwa mereka akan mengakhiri dukungannya terhadap kelompok vaksin Gavi, aliansi vaksin global yang didirikan oleh Yayasan Gates pada tahun 1999. Gavi adalah organisasi yang sangat krusial dalam mempercepat akses ke vaksin baru dan yang sudah ada untuk anak-anak di negara-negara termiskin di dunia. Dukungan finansial dari negara-negara maju, termasuk AS, adalah tulang punggung operasional Gavi. Penarikan dukungan dari AS tidak hanya mengancam program imunisasi yang sedang berjalan, tetapi juga berpotensi menunda peluncuran vaksin baru yang vital, seperti yang untuk malaria atau TBC, yang bisa menyelamatkan jutaan jiwa. Ini adalah pukulan telak bagi upaya global untuk mencapai cakupan imunisasi universal, sebuah tujuan yang sangat didukung oleh Gates yang percaya bahwa vaksin adalah salah satu investasi kesehatan paling efektif yang pernah ada.
Dampak dari pemangkasan bantuan ini jauh melampaui angka-angka anggaran. Ini adalah masalah nyawa dan kematian, stabilitas regional, dan pengaruh global. Ketika AS mengurangi kehadirannya dalam bantuan kemanusiaan dan pembangunan, itu menciptakan kekosongan yang dapat diisi oleh aktor-aktor lain dengan agenda yang berbeda, atau lebih buruk lagi, oleh kekacauan dan penderitaan. Bantuan asing seringkali bukan hanya tentang amal, tetapi juga tentang investasi dalam keamanan global dan kepentingan strategis AS. Program-program yang didanai oleh USAID dan mitra-mitranya membantu menstabilkan wilayah, mengurangi ekstremisme, dan membangun kapasitas lokal untuk menghadapi tantangan seperti pandemi dan perubahan iklim. Memangkas program-program ini berarti mengabaikan potensi risiko jangka panjang yang dapat kembali menghantam AS dalam bentuk krisis migrasi, wabah penyakit, atau ketidakstabilan politik.
Bill Gates, dengan pengalaman puluhan tahun dalam filantropi global dan pemahaman mendalam tentang sistem kesehatan dan pembangunan, melihat pemotongan ini sebagai kemunduran besar bagi kemajuan yang telah dicapai. Konsistensinya dalam menyuarakan keprihatinan ini, mulai dari pidatonya di Ethiopia hingga cuitannya di X, menunjukkan betapa seriusnya ia memandang ancaman ini. Baginya, mengurangi bantuan kemanusiaan adalah langkah yang kontraproduktif dan tidak etis, terutama ketika dampak buruknya "sepenuhnya dapat dicegah."
Situasi ini menyoroti perdebatan yang lebih luas tentang peran negara-negara kaya dalam mengatasi masalah global. Apakah tanggung jawab untuk memerangi kemiskinan ekstrem, penyakit, dan ketidakadilan hanya terletak pada entitas filantropi, ataukah itu adalah kewajiban moral dan strategis bagi pemerintah? Bagi Gates, jawabannya jelas: pemerintah memiliki peran krusial yang tidak bisa digantikan. Investasi dalam kesehatan dan pembangunan global bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang membangun dunia yang lebih stabil, adil, dan aman untuk semua.
Dengan terus menyuarakan kekecewaannya dan mendesak pembalikan kebijakan, Bill Gates berharap dapat membangkitkan kesadaran publik dan menekan para pengambil keputusan untuk memprioritaskan kembali bantuan asing. Pesannya adalah bahwa dampak kemanusiaan dari pemotongan ini terlalu besar untuk diabaikan, dan bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan tersebut demi mencegah penderitaan yang tidak perlu dan menjaga kemajuan yang telah diraih dengan susah payah dalam pembangunan global. Masa depan jutaan orang di negara-negara berkembang bergantung pada keputusan yang akan diambil oleh para pemimpin dunia mengenai komitmen mereka terhadap bantuan kemanusiaan.
