Remaja Disambar Petir Saat Main HP Sambil Cas di Rumah

Remaja Disambar Petir Saat Main HP Sambil Cas di Rumah

Kejadian bermula pada Minggu sore yang tenang, saat Lisa sedang bersantai di tempat tidurnya bersama tunangannya, Conner Welborn. Mereka berdua berada di rumah mereka di Russellville, menikmati waktu luang. Lisa, seperti kebanyakan remaja masa kini, terpaku pada layar ponselnya, asyik menonton video di aplikasi TikTok. Di luar, cuaca mulai memburuk. Guruh menggelegar di kejauhan, dan kilat sesekali menerangi langit. Namun, di dalam rumah, Lisa merasa aman dan melanjutkan aktivitasnya tanpa curiga. Ponselnya terhubung ke pengisi daya, yang terpasang pada kabel ekstensi yang terhubung ke stopkontak di dinding kamar tidur.

Tiba-tiba, di tengah ketenangan yang sesaat, sebuah ledakan keras menggelegar. Suara itu begitu dekat dan dahsyat, seolah-olah terjadi di dalam ruangan itu sendiri. Lisa merasakan sebuah sengatan tajam yang melumpuhkan tubuhnya. "Saya sedang menonton video, lalu tiba-tiba sesuatu menyambar," kenangnya, suaranya masih dipenuhi getaran ketidakpercayaan saat berbicara kepada Times Daily. "Setelah letusan keras itu, yang saya dengar hanya dering di telinga." Sensasi dering yang menusuk itu menguasai indranya, mengalahkan semua suara lain di sekitarnya. Ini adalah tanda pertama dari apa yang baru saja terjadi: Lisa telah tersambar petir.

Investigasi kemudian menunjukkan bahwa petir tersebut, dalam jalur yang luar biasa dan menakutkan, menyambar melalui stopkontak di kamar tidur Lisa. Arus listrik yang dahsyat itu kemudian mengalir melalui kabel ekstensi, terus menuju pengisi daya ponsel yang sedang dipegang Lisa. Dalam sekejap mata, energi listrik yang mematikan itu berpindah dari ponsel ke tubuhnya. Dampaknya instan dan parah; Lisa merasakan tangannya mati rasa, diikuti oleh rasa sakit yang menusuk yang menjalar dari lengan kanannya hingga ke bahunya. Sensasi kesemutan dan nyeri itu begitu intens, seolah-olah listrik masih mengalir di dalam pembuluh darahnya.

Conner Welborn, tunangannya, yang menyaksikan kejadian itu dari dekat, sontak dilanda kepanikan. "Dia menangis tersedu-sedu dan melempar ponsel ke tempat tidur," kata Conner, menggambarkan reaksi Lisa yang trauma. Melihat kekasihnya dalam kondisi yang mengerikan, Conner dengan cepat bertindak. Ia segera membawa Lisa ke bagian depan rumah, menjauhkannya dari area sambaran. Sambil berusaha menenangkan Lisa, Conner dengan sigap menghubungi 911 untuk meminta bantuan darurat dan juga menghubungi kerabat terdekat untuk meminta dukungan. Kepanikan di suaranya jelas menunjukkan betapa gentingnya situasi tersebut.

Setibanya paramedis di lokasi, mereka mendapati Lisa dalam kondisi kebingungan yang parah. Ia kesulitan berkomunikasi, sebuah efek samping yang umum dari trauma listrik pada sistem saraf. Ketika paramedis menanyakan informasi dasar seperti usia atau tanggal lahirnya, Lisa kesulitan menjawab. "Saya bisa memahami orang-orang, tapi sulit berkomunikasi," ungkapnya, menjelaskan frustrasinya karena tidak bisa merangkai kata-kata dengan jelas. Kondisi ini menunjukkan betapa parahnya dampak listrik terhadap fungsi kognitif dan sarafnya.

Dokter yang merawat Lisa di rumah sakit menyatakan bahwa dia sangat beruntung. Sambaran petir itu mengenai lengan kanannya. Jika saja ponsel itu dipegang dengan tangan kiri, arus listrik berpotensi mengalir langsung ke jantungnya, yang bisa berakibat fatal. Hati adalah organ vital yang sangat rentan terhadap gangguan listrik, dan sengatan petir dapat menyebabkan aritmia jantung, henti jantung, atau kerusakan permanen pada sistem peredaran darah. Fakta bahwa dia selamat tanpa kerusakan jantung yang signifikan adalah sebuah keajaiban.

Menariknya, ini bukanlah kali pertama Lisa Henderson tersambar petir. Saat masih kecil, ia pernah mengalami kejadian serupa saat bermain di luar rumah. "Saya hanya ingat ingin bermain, lalu dibawa ke rumah sakit dan diberi es loli," kenangnya dengan nada geli, seolah-olah kejadian itu adalah bagian dari serangkaian "nasib buruk" yang selalu mengikutinya. Pengalaman masa kecilnya yang samar itu kini menjadi sebuah kenangan yang lebih relevan dan menakutkan setelah insiden kedua ini.

Menurut National Weather Service, peluang seseorang tersambar petir di Amerika Serikat adalah sekitar 1 banding 15.300. Angka ini sudah sangat kecil, namun Lisa Henderson telah menentang peluang itu dua kali dalam hidupnya, sebuah fakta yang membuatnya menjadi anomali statistik yang luar biasa. Dia bukan hanya korban petir, tetapi seorang penyintas ganda dari fenomena alam yang paling mematikan.

Setelah insiden kedua ini, Lisa dirawat selama dua hari di rumah sakit untuk observasi dan pemulihan. Beruntung, ia berhasil pulih sepenuhnya tanpa komplikasi jangka panjang yang serius. Ia kini bahkan bisa bercanda tentang "nasib buruknya," mengingat ia juga pernah mengalami insiden lain yang tidak biasa, seperti jatuh menembus lantai apartemennya. "Saya merasa ini lucu karena saya memang sering bernasib buruk," katanya sambil tertawa, menunjukkan ketangguhan mentalnya dalam menghadapi serangkaian kejadian yang tidak biasa.

Namun, di balik leluconnya, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga yang tak akan pernah ia lupakan. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya kehati-hatian yang ekstrem saat badai petir melanda. Menggunakan ponsel yang sedang diisi daya saat badai dapat membahayakan nyawa karena petir bisa mengalir melalui kabel listrik, mencari jalur konduktif untuk mencapai tanah. Rumah, meskipun dianggap sebagai tempat perlindungan, bukanlah benteng yang kebal sepenuhnya terhadap kekuatan petir. Petir dapat masuk melalui jalur listrik, saluran telepon, pipa ledeng, atau bahkan struktur logam dalam bangunan.

Para ahli keselamatan menyarankan untuk menghindari penggunaan perangkat apa pun yang terhubung ke stopkontak selama badai petir. Ini termasuk ponsel, televisi, komputer, peralatan dapur, dan perangkat elektronik lainnya. Bahkan telepon rumah yang terhubung ke kabel tembaga dapat menjadi konduktor bagi arus listrik petir. Risiko terbesar adalah "sambaran samping" atau "ground current," di mana petir menyambar di dekat rumah dan arus listrik merambat melalui tanah atau sistem kelistrikan, mencapai perangkat yang terhubung. Demi keamanan, disarankan untuk mencabut semua perangkat elektronik yang tidak penting saat badai petir mendekat. Menjauh dari jendela, pintu, dan dinding yang terhubung dengan tanah juga merupakan tindakan pencegahan yang bijaksana, karena petir dapat merambat melalui bahan-bahan ini. Hindari juga mandi atau menggunakan keran air selama badai, karena pipa ledeng dapat menjadi konduktor.

Lisa Henderson bersyukur atas keselamatannya dan menyebut refleks cepatnya melempar ponsel sebagai salah satu faktor yang mungkin menyelamatkan nyawanya dari cedera yang lebih parah. Ia juga percaya ada campur tangan ilahi dalam kejadian ini, sebuah keyakinan yang memberinya ketenangan setelah pengalaman traumatis tersebut. Kisah Lisa adalah pengingat yang kuat bagi kita semua: meskipun petir adalah fenomena alam yang menakjubkan, kekuatannya tidak boleh diremehkan. Kesadaran akan bahaya dan penerapan tindakan pencegahan yang tepat adalah kunci untuk menjaga keselamatan diri dan orang-orang terkasih selama musim badai. Jangan pernah menganggap enteng potensi bahaya dari listrik saat badai petir menyapa.

Remaja Disambar Petir Saat Main HP Sambil Cas di Rumah

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *