5 Pembelian Pemain Termahal Manchester United

5 Pembelian Pemain Termahal Manchester United

Lima pemain yang masuk dalam kategori ini telah menghabiskan total lebih dari 450 juta Euro, atau jika dikonversi ke nilai tukar saat ini, menembus angka Rp 8,5 triliun. Angka-angka ini bukan sekadar statistik finansial, melainkan representasi dari harapan besar, tekanan masif, dan seringkali, kisah-kisah yang berakhir pahit. Dari lima nama tersebut, Paul Pogba dan Romelu Lukaku sudah meninggalkan Old Trafford dengan meninggalkan jejak performa yang campur aduk. Sementara itu, Jadon Sancho dan Harry Maguire, dua pilar penting dalam daftar ini, berada di ambang pintu keluar, menyusul kegagalan mereka untuk beradaptasi atau konsisten menampilkan performa puncak. Hanya Antony yang masih bertahan, meskipun performanya jauh dari kata memuaskan dan masa depannya pun diselimuti ketidakpastian.

Mari kita bedah satu per satu, menelusuri perjalanan mereka di Teater Impian.

5. Romelu Lukaku (Dibeli Tahun 2017 dari Everton, Seharga 84 Juta Euro atau Setara Rp 1,5 Triliun)

Romelu Lukaku tiba di Manchester United pada musim panas 2017 dengan ekspektasi tinggi untuk menjadi mesin gol utama di bawah asuhan Jose Mourinho. Didatangkan dari Everton dengan banderol 84 juta Euro, Lukaku diharapkan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Zlatan Ibrahimovic dan menjadi penyerang tengah klasik yang tangguh, cepat, dan mematikan di kotak penalti. Awalnya, Lukaku menunjukkan performa menjanjikan. Ia mencetak 11 gol dalam 10 pertandingan pertamanya untuk klub, sebuah start yang memukau dan sempat membuat para penggemar percaya bahwa investasi besar ini akan terbayar lunas. Fisiknya yang kokoh, kecepatan yang mengejutkan untuk ukuran tubuhnya, serta insting gol yang tajam, memang menjadi aset berharga.

Namun, seiring berjalannya waktu, performanya mulai menurun. Kritikan mulai muncul terkait kontrol bola pertamanya yang seringkali kurang akurat, serta kemampuannya dalam bermain dengan punggung membelakangi gawang. Meskipun ia berhasil mencetak 27 gol di musim debutnya dan 15 gol di musim kedua, ada perasaan bahwa Lukaku kesulitan tampil konsisten di pertandingan-pertandingan besar. Hubungannya dengan Jose Mourinho sempat baik, namun ketika Ole Gunnar Solskjaer mengambil alih, Lukaku mulai kehilangan tempatnya sebagai penyerang utama, seringkali kalah bersaing dengan Marcus Rashford. Pada akhirnya, setelah dua musim yang penuh gejolak dan performa yang tidak konsisten, Lukaku memutuskan untuk mencari tantangan baru. Ia hengkang ke Inter Milan pada musim panas 2019. Kepergiannya seolah mengakhiri babak yang tidak sepenuhnya sukses, di mana ia menunjukkan potensi namun gagal mencapai status ‘world-class striker’ yang diharapkan dengan harga semahal itu.

4. Jadon Sancho (Dibeli Tahun 2021 dari Borussia Dortmund, Seharga 85 Juta Euro atau Setara Rp 1,6 Triliun)

Perburuan Manchester United terhadap Jadon Sancho adalah salah satu saga transfer terpanjang dan paling dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Setelah dua musim upaya yang gagal, United akhirnya berhasil mendatangkan Sancho dari Borussia Dortmund pada musim panas 2021 dengan mahar 85 juta Euro. Sancho tiba di Old Trafford sebagai salah satu winger muda paling menjanjikan di Eropa, dikenal dengan dribbling memukau, kecepatan, visi, dan kemampuan mencetak gol serta assist yang luar biasa di Bundesliga. Ekspektasi terhadapnya sangat tinggi; ia diharapkan menjadi jawaban untuk masalah kreativitas di sisi sayap dan menjadi bintang masa depan klub.

Namun, perjalanan Sancho di Manchester United jauh dari kata mulus. Musim debutnya di bawah Ole Gunnar Solskjaer dan Ralf Rangnick sangat mengecewakan, dengan hanya mencetak 5 gol di semua kompetisi. Ia tampak kesulitan beradaptasi dengan intensitas Premier League dan beban ekspektasi yang begitu besar. Performanya tidak pernah mencapai level yang ditunjukkannya di Dortmund. Kedatangan Erik ten Hag pada musim panas 2022 sempat memberikan harapan baru, namun masalah performa dan kebugaran terus menghantuinya. Puncaknya adalah ketika Sancho terlibat konflik terbuka dengan Ten Hag pada awal musim 2023/2024, yang berujung pada pengasingan dari tim utama. Ia kemudian dipinjamkan kembali ke Borussia Dortmund pada Januari 2024. Masa depannya di Manchester United kini tampak suram, dengan kemungkinan besar ia akan dilepas secara permanen. Pembelian Sancho adalah salah satu kegagalan investasi terbesar United dalam beberapa tahun terakhir, dengan kerugian finansial dan hilangnya potensi yang sangat disayangkan.

3. Harry Maguire (Dibeli Tahun 2019 dari Leicester City, Seharga 89 Juta Euro atau Setara Rp 1,69 Triliun)

Ketika Manchester United membayar 89 juta Euro kepada Leicester City untuk Harry Maguire pada musim panas 2019, ia langsung memecahkan rekor sebagai bek termahal di dunia. Keputusan ini menunjukkan betapa putus asanya United untuk memperkuat lini pertahanan mereka yang rapuh. Maguire, dengan postur kokoh, kemampuan duel udara yang dominan, dan passing yang bagus, diharapkan menjadi pemimpin baru di lini belakang dan membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan. Ia bahkan langsung ditunjuk sebagai kapten tim hanya beberapa bulan setelah kedatangannya, sebuah indikasi kepercayaan besar dari Ole Gunnar Solskjaer.

Pada awalnya, Maguire menunjukkan performa yang solid dan stabil, membantu United mencatat beberapa clean sheet penting. Namun, seiring berjalannya waktu, performanya mulai menurun drastis. Kelemahan dalam kecepatan dan kelincahan seringkali dieksploitasi oleh lawan, dan ia kerap melakukan kesalahan fatal yang berujung pada gol. Tekanan sebagai kapten dan bek termahal dunia tampaknya terlalu berat. Ia menjadi sasaran kritik pedas dari penggemar dan media, bahkan mendapatkan ejekan dari tribun Old Trafford. Meskipun sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di bawah Erik ten Hag pada musim 2023/2024 setelah kehilangan posisi starter, statusnya sebagai bek termahal dan kapten yang kemudian dilucuti, tetap menjadi beban. Maguire kini tidak lagi menjadi pilihan utama di lini belakang dan namanya terus dikaitkan dengan potensi transfer keluar dari Old Trafford. Investasi ini, meskipun membawa stabilitas sesaat, pada akhirnya gagal memberikan nilai yang sepadan dengan harganya.

2. Antony (Dibeli Tahun 2022 dari Ajax Amsterdam, Seharga 95 Juta Euro atau Setara Rp 1,8 Triliun)

Antony didatangkan Manchester United dari Ajax Amsterdam pada hari-hari terakhir jendela transfer musim panas 2022 dengan harga fantastis 95 juta Euro. Transfer ini sangat didorong oleh manajer Erik ten Hag, yang sebelumnya bekerja sama dengan Antony di Ajax dan sangat menginginkan pemain sayap kanan berkaki kiri ini. Antony tiba dengan reputasi sebagai dribbler ulung, pemain yang punya flair, dan kaki kiri yang mematikan. Ia diharapkan membawa dimensi baru dalam serangan United, khususnya di sisi kanan yang seringkali kurang produktif.

Debutnya yang langsung mencetak gol ke gawang Arsenal sempat memicu optimisme. Namun, sejak saat itu, performa Antony terus menjadi sorotan negatif. Ia seringkali dituding terlalu monoton dalam permainannya, sering memotong ke dalam dan mengandalkan kaki kiri tanpa variasi. Kontribusi gol dan assistnya sangat minim, jauh di bawah ekspektasi untuk pemain seharga itu. Dalam musim pertamanya, ia hanya mencetak 8 gol di semua kompetisi, dan di musim keduanya (2023/2024), performanya bahkan lebih buruk, dengan gol dan assist yang sangat langka. Selain itu, ia juga sempat terlibat dalam masalah di luar lapangan yang menambah tekanan padanya. Meski masih menjadi bagian dari skuad, Antony menghadapi kritik keras dari berbagai pihak. Ia adalah salah satu investasi terbesar di era Ten Hag yang hingga kini belum membuahkan hasil signifikan, dan masa depannya di klub masih menjadi tanda tanya besar jika performanya tidak segera membaik.

1. Paul Pogba (Dibeli Tahun 2016 dari Juventus, Seharga 105 Juta Euro atau Setara Rp 2 Triliun)

Kembalinya Paul Pogba ke Manchester United pada musim panas 2016 adalah sebuah pernyataan besar. United memecahkan rekor transfer dunia saat itu dengan membayar 105 juta Euro kepada Juventus untuk membawa pulang ‘anak hilang’ mereka. Pogba, yang pernah meninggalkan United secara gratis, kembali sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, baru saja membawa Juventus meraih Scudetto dan tampil impresif di Piala Eropa 2016. Ekspektasi sangat tinggi: ia diharapkan menjadi pemimpin lini tengah, playmaker kreatif, pencetak gol dari lini kedua, dan ikon komersial klub.

Perjalanan Pogba di United selama enam tahun penuh dengan pasang surut. Ia menunjukkan kilasan kejeniusan dan momen-momen brilian, seperti assist-nya yang memukau, operan-operan ajaib, dan kemampuan fisik yang luar biasa. Ia adalah bagian penting dari tim yang memenangkan Liga Europa dan Piala Liga di musim pertamanya. Namun, konsistensi adalah masalah utamanya. Pogba seringkali didera cedera, dan performanya kerap menurun setelah periode yang bagus. Posisi terbaiknya di lapangan juga seringkali diperdebatkan oleh para manajer (Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick), yang membuat perannya tidak pernah benar-benar jelas. Selain itu, agennya, Mino Raiola, seringkali membuat pernyataan kontroversial yang menambah drama di sekitar masa depannya.

Setelah enam musim yang tidak konsisten dan minim trofi besar (selain yang disebutkan di musim debutnya), Pogba akhirnya meninggalkan Manchester United untuk kedua kalinya pada musim panas 2022, lagi-lagi dengan status bebas transfer, dan kembali ke Juventus. Kepergiannya menjadi simbol dari kegagalan United untuk memaksimalkan investasi fantastis ini dan membangun tim yang sukses di sekelilingnya. Ia adalah talenta luar biasa yang, karena berbagai alasan – baik dari dirinya sendiri maupun dari klub – tidak pernah sepenuhnya memenuhi potensinya di Old Trafford.

Kesimpulan: Sebuah Pola yang Mengkhawatirkan

Daftar lima pembelian termahal Manchester United ini secara jelas menggambarkan pola yang mengkhawatirkan dalam strategi transfer klub. Dari lima nama tersebut, Paul Pogba dan Romelu Lukaku telah pergi, dan ironisnya, keduanya tidak berhasil memberikan dampak jangka panjang yang sepadan dengan investasi. Kini, Jadon Sancho dan Harry Maguire, dua pembelian mahal lainnya, juga menghadapi masa depan yang sangat tidak pasti di klub, dengan kemungkinan besar akan dilepas dalam waktu dekat. Hanya Antony yang masih bertahan, namun performanya jauh dari meyakinkan dan ia berada di bawah tekanan besar untuk membuktikan diri.

Pola ini menunjukkan bahwa Manchester United seringkali membayar mahal untuk pemain, namun gagal mengintegrasikan mereka ke dalam sistem yang kohesif, gagal mengembangkan potensi mereka, atau bahkan gagal mempertahankan konsistensi performa. Faktor-faktor seperti perubahan manajer yang sering, kurangnya filosofi permainan yang jelas, tekanan media dan penggemar yang masif, serta terkadang masalah kebugaran atau sikap pemain, semuanya berkontribusi pada hasil yang mengecewakan ini.

Di masa depan, Manchester United perlu belajar dari kesalahan-kesalahan ini. Investasi besar harus diimbangi dengan proses scouting yang lebih cermat, analisis kecocokan pemain dengan filosofi tim, serta rencana pengembangan yang solid. Membayar mahal untuk pemain bintang tidaklah cukup; yang terpenting adalah bagaimana klub bisa mengeluarkan potensi terbaik dari investasi tersebut agar tidak lagi ada daftar pembelian termahal yang justru menjadi pengingat akan kegagalan dan janji yang tidak terpenuhi.

5 Pembelian Pemain Termahal Manchester United

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *