Global Smartphone Market Q2 2025: Antara Optimisme AI dan Tantangan Ekonomi Makro

Global Smartphone Market Q2 2025: Antara Optimisme AI dan Tantangan Ekonomi Makro

Pasar smartphone global menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang menjanjikan pada kuartal kedua tahun 2025 (2Q25), dengan peningkatan pengiriman sebesar 1,0% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) mencapai 295,2 juta unit. Data awal dari International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker ini memberikan gambaran kompleks tentang dinamika industri yang terus beradaptasi dengan berbagai tekanan ekonomi dan inovasi teknologi. Meskipun ada sinyal positif dari sisi volume, pasar ini masih berjuang menghadapi gelombang ketidakpastian ekonomi makro yang terus-menerus, yang secara signifikan memengaruhi perilaku konsumen dan strategi produsen.

Ketidakpastian ekonomi global, yang ditandai oleh volatilitas tarif perdagangan, tantangan ekonomi makro berkelanjutan seperti ketidakstabilan mata uang, tingkat pengangguran yang fluktuatif, dan tekanan inflasi yang persisten, telah menciptakan lingkungan yang penuh tantangan bagi industri smartphone. Faktor-faktor ini secara kolektif menekan daya beli konsumen, memaksa mereka untuk mengurangi pengeluaran diskresioner, terutama untuk barang-barang berharga seperti smartphone. Dampak paling terasa terlihat pada segmen kelas bawah, di mana sensitivitas harga menjadi sangat tinggi, dan konsumen cenderung menunda atau bahkan membatalkan rencana pembelian perangkat baru.

Nabila Popal, direktur riset senior Worldwide Client Devices IDC, menyoroti secara spesifik dampak ini: "Ketidakpastian ekonomi cenderung menekan permintaan di segmen pasar bawah, di mana sensitivitas harga paling tinggi. Akibatnya, Android kelas bawah mengalami krisis yang membebani pertumbuhan pasar secara keseluruhan." Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa meskipun segmen premium mungkin tetap tangguh atau bahkan tumbuh, kesulitan di segmen volume terbesar (kelas bawah) dapat menahan potensi pertumbuhan pasar secara keseluruhan. Produsen yang sangat bergantung pada penjualan di segmen ini menghadapi tekanan yang signifikan untuk mempertahankan pangsa pasar dan profitabilitas.

Selain itu, kinerja pasar Tiongkok yang lebih rendah dari perkiraan turut berkontribusi terhadap stagnasi pertumbuhan global. Tiongkok, yang merupakan pasar smartphone terbesar di dunia, mengalami penurunan pengiriman pada Kuartal II 2025. Upaya pemerintah dan produsen untuk merangsang permintaan melalui berbagai bentuk subsidi atau insentif gagal memberikan dorongan yang signifikan. Meskipun festival e-commerce 618 yang merupakan salah satu acara belanja terbesar di Tiongkok mencatat kesuksesan dalam hal volume transaksi, produsen justru memanfaatkannya lebih banyak untuk membersihkan inventaris yang menumpuk daripada untuk meningkatkan pengiriman unit baru. Ini menunjukkan adanya kelebihan pasokan dan permintaan yang lesu, sebuah tanda yang tidak sehat bagi kesehatan pasar. Penumpukan inventaris dapat mengarah pada diskon agresif di masa depan, yang pada gilirannya dapat mengikis margin keuntungan.

Dalam lanskap persaingan yang ketat, para pemain kunci menunjukkan kinerja yang bervariasi. Menurut data IDC, lima vendor smartphone terbesar pada Kuartal II 2025 adalah sebagai berikut:

  1. Samsung: Menduduki peringkat teratas dengan pangsa pasar 20,8% dan total pengiriman 61,4 juta unit.
  2. Apple: Berada di posisi kedua dengan 17,3% pangsa pasar, mengirimkan 51,0 juta unit.
  3. Xiaomi: Mengamankan posisi ketiga dengan 13,9% pangsa pasar, mengirimkan 41,0 juta unit.
  4. OPPO: Di tempat keempat dengan 9,3% pangsa pasar, mengirimkan 27,4 juta unit.
  5. Transsion: Menutup daftar lima besar dengan 8,9% pangsa pasar, mengirimkan 26,3 juta unit.

Sisanya, 29,8% pangsa pasar, diisi oleh berbagai vendor lain yang secara kolektif mengirimkan 87,9 juta unit.

Analisis lebih lanjut terhadap kinerja masing-masing vendor teratas menunjukkan dinamika yang menarik. Apple, meskipun merupakan merek teratas selama periode promosi tertentu di Tiongkok, mengalami penurunan pengiriman sebesar 1% di pasar Tiongkok pada Kuartal II 2025. Ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari merek lokal yang kuat dan tekanan ekonomi yang membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membeli perangkat premium. Namun, kabar baiknya, kinerja Apple yang lesu di Tiongkok berhasil diimbangi oleh pertumbuhan dua digit yang kuat di pasar negara berkembang. Strategi diversifikasi pasar dan daya tarik merek yang kuat di wilayah-wilayah ini berhasil mendorong pertumbuhan global Apple sebesar 1,5% pada kuartal tersebut, menunjukkan resiliensi dan kemampuan adaptasi perusahaan dalam menghadapi tantangan regional.

Di sisi lain, Samsung kembali menegaskan dominasinya dengan menjadi produsen yang paling banyak menjual smartphone pada Kuartal II 2025. Keberhasilan Samsung didorong secara signifikan oleh penjualan produk-produk Galaxy A36 dan A56 terbarunya. Seri Galaxy A ini dikenal sebagai lini produk kelas menengah Samsung yang sangat populer, menawarkan kombinasi fitur premium dengan harga yang lebih terjangkau. Francisco Jeronimo, Wakil Presiden IDC, menjelaskan kunci sukses Samsung: "Produk-produk baru ini memperkenalkan fitur-fitur berkemampuan AI ke perangkat kelas menengah, yang telah efektif digunakan di toko ritel untuk mendorong penjualan, karena semakin banyak konsumen yang penasaran dengan AI."

Integrasi fitur kecerdasan buatan (AI) ke dalam perangkat kelas menengah menjadi strategi pemasaran yang sangat efektif. Di tengah hiruk pikuk inovasi AI generatif yang mendominasi pemberitaan teknologi, konsumen menjadi semakin ingin tahu tentang bagaimana AI dapat meningkatkan pengalaman sehari-hari mereka. Fitur-fitur AI seperti peningkatan fotografi (misalnya, penghapusan objek, peningkatan kualitas gambar dalam kondisi cahaya rendah), manajemen daya yang lebih cerdas, peningkatan kinerja sistem, dan bahkan fitur-fitur produktivitas seperti terjemahan langsung atau ringkasan teks, kini tidak lagi eksklusif untuk perangkat premium. Dengan membawa kemampuan AI ke segmen pasar yang lebih luas, Samsung berhasil menarik perhatian konsumen yang mencari nilai lebih dan teknologi canggih tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Pendekatan ini, dikombinasikan dengan strategi ritel yang kuat yang memungkinkan konsumen merasakan langsung fitur-fitur AI di toko, terbukti menjadi pendorong penjualan yang signifikan.

Secara keseluruhan, Kuartal II 2025 menjadi saksi bagi gelombang inovasi yang tak henti-hentinya di pasar smartphone. Berbagai model smartphone baru membanjiri pasar, menampilkan desain inovatif dan integrasi AI yang semakin kuat. Inovasi desain mencakup pengembangan lebih lanjut pada perangkat lipat, penggunaan material yang lebih ringan dan tahan lama, desain kamera yang semakin canggih, dan rasio layar-ke-bodi yang semakin tinggi. Namun, yang paling menonjol adalah pergeseran fokus ke integrasi AI yang lebih mendalam.

AI tidak lagi sekadar fitur tambahan, melainkan menjadi inti dari pengalaman pengguna. Smartphone kini dilengkapi dengan chip AI khusus (NPU – Neural Processing Unit) yang memungkinkan pemrosesan AI di perangkat (on-device AI), mengurangi ketergantungan pada komputasi awan dan meningkatkan privasi serta kecepatan. Contoh aplikasi AI meliputi peningkatan kemampuan kamera yang revolusioner, seperti pengeditan foto dan video yang lebih cerdas, fitur pencarian visual yang lebih intuitif, dan kemampuan penerjemahan bahasa secara real-time. Selain itu, AI juga digunakan untuk mengoptimalkan kinerja baterai, meningkatkan keamanan perangkat melalui pengenalan biometrik yang lebih canggih, dan personalisasi antarmuka pengguna berdasarkan kebiasaan individu.

Para produsen menyadari bahwa AI bukan hanya sebuah tren, tetapi sebuah diferensiator utama. Konsumen mulai mencari smartphone yang tidak hanya kuat dalam spesifikasi hardware, tetapi juga cerdas dan intuitif dalam penggunaan sehari-hari. Kemampuan AI untuk mempelajari preferensi pengguna, mengotomatiskan tugas-tugas rutin, dan bahkan memprediksi kebutuhan, menjadikan smartphone sebagai asisten pribadi yang semakin andal. Hal ini secara langsung mendorong siklus pembaruan perangkat, karena konsumen melihat nilai nyata dalam peningkatan pengalaman yang ditawarkan oleh fitur-fitur AI generasi terbaru.

Meskipun laporan IDC tidak merinci kinerja vendor di luar lima besar, penting untuk diingat bahwa pasar smartphone adalah ekosistem yang beragam. Vendor regional dan merek-merek lain yang fokus pada segmen pasar tertentu juga memainkan peran penting. Persaingan yang ketat mendorong inovasi dan efisiensi di seluruh rantai pasok. Namun, tekanan ekonomi makro yang disebutkan sebelumnya tetap menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan mereka, terutama bagi mereka yang tidak memiliki skala ekonomi atau diversifikasi produk seperti raksasa industri.

Melihat ke depan, pasar smartphone diperkirakan akan tetap berada dalam fase pemulihan yang berhati-hati sepanjang tahun 2025 dan memasuki tahun 2026. Meskipun ada optimisme yang didorong oleh adopsi teknologi AI dan inovasi produk yang berkelanjutan, tantangan ekonomi makro masih menjadi bayangan yang membayangi. Kemampuan produsen untuk menyeimbangkan inovasi dengan penawaran harga yang kompetitif, terutama di segmen kelas menengah dan bawah, akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan yang lebih substansial. Selain itu, pemulihan ekonomi global yang lebih stabil dan peningkatan daya beli konsumen akan sangat penting untuk membuka potensi penuh pasar smartphone di masa mendatang.

Singkatnya, kuartal kedua 2025 mencerminkan pasar smartphone yang berada di persimpangan jalan: di satu sisi, didorong oleh gelombang inovasi AI yang menarik minat konsumen dan mendorong penjualan perangkat baru, terutama di segmen menengah; di sisi lain, dihambat oleh tekanan ekonomi makro yang menekan permintaan, terutama di segmen kelas bawah dan pasar-pasar kunci seperti Tiongkok. Keberhasilan Samsung dalam memanfaatkan AI di lini produk menengahnya dan resiliensi Apple di pasar berkembang menunjukkan bahwa strategi yang tepat, meskipun di tengah turbulensi, dapat menghasilkan pertumbuhan. Pasar ini akan terus menjadi medan pertarungan yang dinamis, di mana inovasi teknologi dan kemampuan adaptasi terhadap kondisi ekonomi akan menentukan siapa yang akan memimpin di masa depan.

Global Smartphone Market Q2 2025: Antara Optimisme AI dan Tantangan Ekonomi Makro

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *