
Jakarta – Nikon Comedy Wildlife Photography Awards 2025 kembali menghadirkan koleksi foto-foto paling kocak dan menggemaskan dari dunia satwa liar, sekaligus menyuarakan pesan penting tentang konservasi alam. Ajang tahunan yang selalu dinanti ini, seperti yang diulas oleh detikInet pada Rabu, 16 Juli 2025 pukul 08:30 WIB, secara konsisten membuktikan bahwa tawa dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan. Melalui bidikan-bidikan yang cerdas dan mengundang senyum, kompetisi ini tidak hanya menghibur jutaan orang di seluruh dunia, tetapi juga secara efektif mengalihkan perhatian publik pada isu-isu krusial yang mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies dan habitatnya.
Kompetisi ini didirikan dengan keyakinan bahwa humor adalah alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan serius. Daripada menampilkan gambar-gambar satwa liar yang menyedihkan atau mengancam, Comedy Wildlife Photography Awards memilih jalur yang lebih ceria, menunjukkan sisi lain dari alam yang penuh kejutan dan kekonyolan. Pendekatan ini terbukti berhasil menarik audiens yang lebih luas, termasuk mereka yang mungkin sebelumnya kurang tertarik pada topik konservasi. Dengan menyajikan tingkah polah hewan yang lucu dan tak terduga, ajang ini membuka mata kita terhadap kepribadian unik setiap makhluk hidup dan mengingatkan kita akan kekayaan biodiversitas yang harus kita lindungi. Setiap foto yang terpilih tidak hanya dinilai berdasarkan kualitas teknisnya, tetapi juga kemampuan untuk memicu tawa sekaligus menyampaikan narasi visual yang kuat tentang kehidupan liar.
Salah satu foto yang paling mencuri perhatian adalah "Commandeer" karya Rachelle Mackintosh dari Australia. Gambar ini menampilkan seekor kadal lava kecil yang tampak sedang "mengendalikan" seekor iguana laut Galapagos yang jauh lebih besar di Pulau Fernandina, Kepulauan Galapagos, Ekuador. Ekspresi mata iguana yang tampak "kerasukan" membuat adegan ini semakin dramatis dan lucu, seolah sang kadal lava telah berhasil merasuki dan mengendalikan pikiran serta jiwa sang iguana. Keduanya, yang oleh fotografernya disebut sebagai "ular billy konyol", terlihat bersantai di pantai berbatu bersama segerombolan iguana laut lainnya. Momen ini mengingatkan kita akan interaksi tak terduga dalam ekosistem yang rapuh seperti Galapagos, yang menjadi rumah bagi spesies-spesies endemik unik yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan aktivitas manusia. Keunikan interaksi ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem agar spesies-spesies langka ini dapat terus berkembang biak.
Dari perairan dingin Hokkaido, Jepang, Annette Kirby (Australia) berhasil mengabadikan momen jenaka seekor Elang Laut Ekor Putih dalam foto berjudul "Go away". Elang perkasa ini terlihat sedang dengan sigap memasukkan ikan hasil tangkapannya ke dalam lubang es, mencoba melindunginya dari elang lain yang mendekat untuk mencuri. Ekspresi "jangan ganggu" yang begitu jelas pada wajah elang, ditambah dengan postur tubuhnya yang defensif, menciptakan narasi visual yang lucu tentang persaingan memperebutkan makanan di alam liar. Elang Laut Ekor Putih adalah predator puncak di habitatnya, dan gambar ini secara humoris menunjukkan bahwa bahkan predator paling ulung pun harus berjuang untuk mempertahankan rezeki mereka. Kelangsungan hidup spesies ini bergantung pada ketersediaan sumber makanan dan habitat yang tidak terganggu, menjadikannya ikon bagi upaya konservasi ekosistem laut dan pesisir.
Beralih ke hutan Rwanda, Mark Meth-Cohn dari Inggris menangkap kehangatan dan kelucuan dalam "Aaaaaww Bu!". Foto ini memperlihatkan induk gorila yang penuh kasih sayang memberikan ciuman basah yang besar kepada bayinya. Momen intim yang sangat manusiawi ini menyoroti ikatan keluarga yang kuat di antara gorila, mengingatkan kita bahwa mereka adalah makhluk yang cerdas, emosional, dan memiliki kepribadian yang kompleks. Gorila gunung, meskipun telah menunjukkan kemajuan dalam upaya konservasi, masih terancam oleh perburuan liar dan hilangnya habitat. Foto ini tidak hanya menggemaskan, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat visual akan perlunya melindungi spesies karismatik ini dan habitatnya yang vital di jantung Afrika.
Di Sungai Murrumbidgee dekat Canberra, ACT, Australia, Trevor Rix (Australia) menangkap seekor Naga Air Gippsland muda yang tampak melambaikan tangan ramah dalam foto "Waving Dragon". Saat menyusuri sungai dan mengamati kadal-kadal yang sibuk mencari makan siang, Naga Air ini tiba-tiba muncul dan memberikan gestur yang menggemaskan. Momen antropomorfis ini mengundang senyum dan menunjukkan bagaimana hewan liar dapat menampilkan perilaku yang secara tidak sengaja menyerupai manusia. Naga Air Gippsland adalah reptil asli Australia yang penting bagi ekosistem sungai. Foto ini secara halus mengingatkan kita akan keajaiban dan kejutan yang ditawarkan alam, serta perlunya menjaga kebersihan dan kesehatan sungai sebagai habitat penting bagi berbagai spesies.
Dari Maasai Mara National Reserve, Kenya, Bhargava Srivari (India) memotret tingkah polah singa muda dalam "Coba saja!". Gambar ini menangkap dua saudara singa yang sedang bermain, di mana salah satu saudaranya tampak mendorong yang lain untuk melakukan hal-hal yang "mengganggu" induknya. Singa bukanlah pemanjat alami, sehingga adegan ini terasa semakin kocak, seolah salah satu singa benar-benar menantang saudaranya untuk melakukan sesuatu yang nakal dan di luar kebiasaan mereka. Momen kenakalan antar saudara ini sangat akrab dan lucu, sekaligus menyoroti pentingnya permainan dalam perkembangan singa muda. Populasi singa di Afrika menghadapi ancaman serius dari hilangnya habitat dan konflik dengan manusia, menjadikan perlindungan cagar alam seperti Maasai Mara sangat vital bagi kelangsungan hidup mereka.
Emma Parker dari Australia mengabadikan kebahagiaan murni dua Ikan Gelodok Biru di Australia Barat dalam "Tertawalah seperti tak ada yang melihat". Kedua ikan yang riang ini tampak bersenang-senang di lumpur, dengan ekspresi yang seolah-olah sedang tertawa lepas tanpa beban. Fotografernya bahkan bertanya-tanya "apa leluconnya!", menggambarkan betapa menularnya kebahagiaan mereka. Ikan gelodok adalah makhluk unik yang dapat hidup di darat dan di air, sering ditemukan di ekosistem hutan bakau. Foto ini adalah pengingat visual yang lucu bahwa kebahagiaan dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga, bahkan di lumpur. Keberadaan mereka menunjukkan kesehatan ekosistem bakau, yang merupakan habitat penting namun rentan terhadap degradasi lingkungan.
Di Belanda, Jeremy Duvekot berhasil menangkap momen "Rusa Bahagia". Seekor rusa roe berlarian dengan riang gembira dan tiba-tiba menghampiri fotografernya. Dengan hanya satu kesempatan untuk memotret, ia berhasil mengabadikan ekspresi kebahagiaan murni yang menular dari rusa tersebut. Rusa roe adalah pemandangan umum di pedesaan Eropa, namun momen interaksi sedekat ini dengan manusia adalah sesuatu yang langka dan istimewa. Foto ini menekankan kegembiraan dan keindahan alam liar yang seringkali tersembunyi di sekitar kita, serta pentingnya menjaga ruang terbuka hijau agar satwa liar memiliki tempat untuk hidup dan berekspresi.
Yann Chauvette dari Kanada memberikan sentuhan komedi pada Badak Bercula Satu Besar di Taman Nasional Chitwan, Nepal, dengan foto "Wig". Badak yang megah ini sedang menikmati santapan lezat di air, menyelam, dan kembali ke permukaan dengan "wig" baru yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan air yang menempel di kepalanya. Momen tak terduga ini mengubah penampilan badak yang biasanya gagah menjadi sangat lucu dan menggemaskan. Badak bercula satu adalah spesies yang sangat terancam punah karena perburuan liar untuk culanya. Foto ini, dengan humornya, menarik perhatian pada salah satu spesies paling ikonik di Asia, menyoroti pentingnya upaya konservasi yang telah membantu memulihkan populasi mereka di tempat-tempat seperti Chitwan.
Dari Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, Brian Hempstead (AS) mempersembahkan "I Hate IKEA". Foto ini menampilkan seekor Jalak Merah Sarang yang tampak berjuang dengan sebatang ranting yang terlalu besar, seolah-olah sedang mencoba merakit sesuatu yang rumit dan membuat frustrasi, mirip pengalaman merakit furnitur IKEA. Momen ini diambil di Sunset Dam di Lower Sabie Rd, dekat Kamp Skukuza, selama perjalanan mengamati burung pada Oktober dan November. Burung jalak merah ini dikenal karena hubungan simbiosisnya dengan mamalia besar, membersihkan parasit dari kulit mereka. Foto ini secara humoris menunjukkan bahwa bahkan di alam liar, ada "tantangan logistik" yang dapat mengundang tawa, sekaligus mengingatkan kita pada keunikan perilaku hewan dalam mencari makan dan membangun sarang.
Terakhir, Martin Schmid dari Austria menangkap keunikan perilaku Penguin Gentoo di Terusan Neumayer, Antartika, dalam foto "Antri untuk terjun ke kutub". Sebuah bidikan spontan dari kapal ekspedisi pada Januari 2025 ini menunjukkan penguin-penguin gentoo yang tampak mengantre dengan tertib untuk akhirnya terjun ke laut. Disiplin mereka yang menggemaskan menyerupai antrean manusia, menciptakan adegan yang sangat lucu. Penguin gentoo adalah salah satu spesies penguin yang paling cepat berenang di bawah air dan merupakan indikator penting kesehatan ekosistem Antartika. Foto ini tidak hanya menghibur, tetapi juga secara halus mengingatkan kita akan kerapuhan lingkungan kutub yang terancam oleh perubahan iklim dan pencemaran, mendesak kita untuk melindungi habitat alami mereka yang masih relatif murni.
Secara keseluruhan, Nikon Comedy Wildlife Photography Awards 2025 sekali lagi membuktikan bahwa konservasi dapat disajikan dengan cara yang ringan, namun berdampak mendalam. Di balik setiap tawa yang ditimbulkan oleh tingkah polah lucu satwa liar ini, terdapat seruan yang kuat untuk melindungi mereka dan habitat mereka. Kompetisi ini berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan manusia dengan alam, membangun empati dan kepedulian melalui kekuatan humor. Foto-foto ini bukan sekadar hiburan; mereka adalah duta bisu yang mengadvokasi keberlangsungan hidup di planet kita. Mereka mengingatkan kita bahwa keindahan dan kekocakan alam adalah warisan tak ternilai yang harus kita jaga bersama, dari ancaman perusakan habitat, perubahan iklim, perburuan liar, dan polusi. Dengan menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli, penghargaan ini berkontribusi signifikan terhadap upaya global untuk melindungi keanekaragaman hayati kita untuk generasi mendatang.
![]()