
Film Live-Action ‘Legend of Zelda’ Umumkan Pemeran Zelda dan Link, Membuka Babak Baru Adaptasi Ikonik Nintendo
Penggemar di seluruh dunia akhirnya dapat bernapas lega sekaligus menahan napas. Proyek film live-action yang sangat dinantikan dari franchise game legendaris Nintendo, The Legend of Zelda, telah resmi menemukan dua bintang utamanya: Bo Bragason akan memerankan Putri Zelda, sementara Benjamin Evan Ainsworth siap menghidupkan karakter pahlawan bisu, Link. Pengumuman monumental ini datang langsung dari sosok yang paling dihormati dalam dunia Nintendo, Shigeru Miyamoto, melalui unggahan di platform X pada hari Rabu.
Dalam cuitannya yang menghebohkan jagat maya, Miyamoto, Direktur Perwakilan Nintendo dan produser film ini, menyatakan kegembiraannya. "Saya sangat senang untuk mengumumkan bahwa untuk film live-action The Legend of Zelda, Zelda akan diperankan oleh Bo Bragason-san, dan Link oleh Benjamin Evan Ainsworth-san," tulis Miyamoto, menambahkan foto-foto kedua aktor yang seolah sudah mengenakan kostum, memicu spekulasi dan antusiasme massal. Ia melanjutkan, "Saya sangat menantikan untuk melihat keduanya di layar lebar." Miyamoto juga mengonfirmasi tanggal rilis global film ini, yaitu pada 7 Mei 2027, memberikan penggemar target waktu yang jelas untuk menanti petualangan baru di Hyrule.
Bo Bragason, aktris muda asal Inggris, bukanlah nama baru di dunia hiburan. Meskipun usianya masih belia, ia telah menunjukkan bakat akting yang menjanjikan dalam berbagai proyek. Ia dikenal luas berkat perannya dalam serial BBC One ‘Three Girls’, sebuah drama yang mendapat pujian kritis. Selain itu, Bragason juga tampil dalam serial ‘The Jetty’ dan serial Disney+ yang cukup populer, ‘Renegade Nell’. Dengan rekam jejak yang beragam ini, diharapkan Bragason mampu menghadirkan kedalaman dan kebijaksanaan yang melekat pada karakter Putri Zelda, sosok yang bukan hanya seorang putri kerajaan, tetapi juga penjaga kebijaksanaan, kekuatan magis, dan simbol harapan bagi kerajaan Hyrule.
Di sisi lain, Benjamin Evan Ainsworth, aktor muda Inggris berusia 16 tahun, akan memikul tanggung jawab besar untuk memerankan Link, pahlawan tanpa kata yang menjadi ikon keberanian dan tekad. Ainsworth paling dikenal atas perannya yang memukau sebagai Miles dalam serial horor Netflix ‘The Haunting of Bly Manor’, di mana ia berhasil menyampaikan emosi kompleks tanpa banyak dialog eksplisit, sebuah kualitas yang mungkin sangat berguna untuk perannya sebagai Link. Ia juga tampil sebagai William dalam film ‘Flora & Ulysses’. Pemilihan aktor muda ini menunjukkan potensi untuk membangun franchise jangka panjang, memungkinkan karakter Link dan Zelda tumbuh bersama para aktornya seiring dengan potensi sekuel yang tak terhindarkan.
Keterlibatan langsung Shigeru Miyamoto, sosok visioner di balik seluruh franchise The Legend of Zelda, adalah jaminan kualitas dan otentisitas yang sangat dinantikan oleh para penggemar. Miyamoto akan memproduseri film ini bersama Avi Arad dari Arad Productions, Inc., sebuah perusahaan yang dikenal luas karena keterlibatannya dalam berbagai adaptasi komik dan video game besar, termasuk banyak film Marvel dan Spider-Man. Pengalaman Arad dalam mengelola waralaba besar diharapkan dapat membantu menavigasi kompleksitas produksi film berskala epik seperti The Legend of Zelda.
Film ini akan disutradarai oleh Wes Ball, yang sebelumnya sukses menggarap film ‘Kingdom of the Planet of the Apes’ yang dirilis tahun lalu. Pengalaman Ball dalam menciptakan dunia yang kaya secara visual dan mengarahkan aksi yang intens akan menjadi aset berharga dalam menghidupkan lanskap Hyrule yang luas dan pertarungan epik melawan kekuatan kegelapan. Ball sendiri telah lama menyatakan minatnya untuk mengadaptasi The Legend of Zelda, bahkan sebelum proyek ini diumumkan secara resmi, menunjukkan bahwa ia memiliki pemahaman mendalam dan hasrat pribadi terhadap materi sumber. Visinya untuk menghadirkan Hyrule yang imersif dan petualangan Link yang mendebarkan menjadi salah satu faktor kunci yang dinantikan.
The Legend of Zelda adalah salah satu waralaba game paling berpengaruh dan dicintai sepanjang masa. Diluncurkan pertama kali pada tahun 1986 untuk Nintendo Entertainment System (NES), game ini merevolusi genre petualangan aksi dengan memperkenalkan konsep dunia terbuka, teka-teki yang cerdas, dan narasi yang mendalam. Selama hampir empat dekade, franchise ini telah melahirkan puluhan judul di berbagai konsol Nintendo, masing-masing dengan inovasi dan cerita uniknya sendiri. Mulai dari keagungan ‘Ocarina of Time’ yang sering disebut sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa, hingga revolusi ‘Breath of the Wild’ yang mendefinisikan ulang game dunia terbuka, The Legend of Zelda selalu berhasil memukau jutaan penggemar dengan karakter ikoniknya—Link yang pemberani, Putri Zelda yang bijaksana, dan Ganon (atau Ganondorf) yang jahat—serta elemen-elemen abadi seperti Master Sword, Triforce, dan kerajaan Hyrule yang penuh misteri.
Mengingat kedalaman dan kekayaan warisan Zelda, tantangan untuk mengadaptasinya ke dalam format live-action sangatlah besar. Salah satu aspek paling unik dari Link adalah karakternya yang secara tradisional bisu di sebagian besar game. Bagaimana film akan mengatasi hal ini—apakah Link akan berbicara, atau akting Benjamin Evan Ainsworth akan mengandalkan ekspresi dan tindakan untuk menyampaikan emosi—adalah pertanyaan besar yang mengundang banyak diskusi. Selain itu, menerjemahkan skala dan keindahan Hyrule yang fantastis, serta elemen-elemen magis dan makhluk-makhluk unik yang mendiami dunianya, ke dalam wujud live-action yang realistis namun tetap mempertahankan esensi fantasi, akan membutuhkan keahlian visual dan naratif yang luar biasa. Film ini diharapkan akan mengadaptasi semangat franchise game, yang berpusat pada upaya Link dan Putri Zelda untuk menyelamatkan kerajaan Hyrule dari cengkeraman kejahatan Ganon.
Kemitraan antara Nintendo dan Sony Pictures untuk distribusi film ini juga menandai langkah strategis Nintendo dalam memperluas jangkauan waralaba mereka ke layar lebar, menyusul kesuksesan besar ‘The Super Mario Bros. Movie’ yang berhasil memecahkan rekor box office. Kesuksesan Mario menunjukkan bahwa adaptasi video game yang dilakukan dengan cermat dan dengan restu dari pencipta aslinya dapat diterima dengan baik oleh penonton global, baik penggemar lama maupun penonton baru. Ini memberi preseden positif bagi The Legend of Zelda, yang memiliki basis penggemar yang sama berdedikasinya.
Pengumuman ini telah memicu gelombang reaksi di media sosial, dengan penggemar mengungkapkan campuran kegembiraan, antisipasi, dan tentu saja, sedikit skeptisisme yang sehat—hal yang wajar untuk adaptasi waralaba sebesar ini. Banyak yang memuji pemilihan aktor muda yang memungkinkan pengembangan karakter di masa depan, sementara yang lain bersemangat melihat bagaimana Wes Ball akan menghadirkan visi Hyrule-nya. Pertanyaan tentang plot cerita—apakah film ini akan mengadaptasi salah satu game yang sudah ada, atau menciptakan narasi baru yang terinspirasi dari lore yang kaya—juga menjadi topik hangat di kalangan komunitas penggemar.
Dengan tanggal rilis yang ditetapkan pada tahun 2027, tim produksi memiliki waktu yang cukup untuk menyempurnakan naskah, merancang visual yang memukau, dan membangun dunia Hyrule yang imersif. Ekspektasi tentu saja sangat tinggi. Para penggemar berharap film ini tidak hanya menjadi hiburan yang memuaskan, tetapi juga penghormatan yang layak bagi warisan abadi The Legend of Zelda, yang telah membentuk imajinasi jutaan orang di seluruh dunia selama beberapa dekade. Dengan kombinasi bakat muda yang menjanjikan, tim kreatif yang berpengalaman, dan restu langsung dari pencipta aslinya, film live-action The Legend of Zelda berpotensi menjadi salah satu adaptasi video game paling monumental dalam sejarah sinema. Dunia menanti petualangan Link dan Zelda di layar lebar.
