
Jakarta – Federasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Erick Thohir kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan profesionalisme dan nilai komersial sepak bola Tanah Air. Langkah strategis terbaru adalah membuka tender apparel resmi Tim Nasional Indonesia, sebuah inisiatif yang langsung menarik perhatian merek-merek ternama dunia dan lokal. Sebanyak tujuh brand terkemuka telah menyatakan minatnya untuk menjadi penyedia jersey dan perlengkapan resmi Timnas Garuda, sebuah indikasi kuat bahwa sepak bola Indonesia kini semakin diperhitungkan di kancah global.
Pengumuman ini datang seiring dengan akan berakhirnya kontrak Erspo, apparel resmi Timnas Indonesia saat ini, pada Februari 2026. PSSI, yang dikenal agresif dalam mengoptimalkan setiap potensi pendapatan dan branding, tidak membuang waktu untuk mencari mitra baru yang dapat menawarkan kualitas, inovasi, dan nilai komersial yang lebih tinggi. Pendaftaran untuk para brand yang berminat dalam tender ini telah dibuka hingga 10 Juli 2025, memberikan kesempatan luas bagi para pemain industri untuk menunjukkan kapabilitas terbaik mereka.
Erick Thohir, sosok yang dikenal dengan visi bisnisnya yang tajam, mengungkapkan antusiasmenya terhadap respons positif dari berbagai brand. "Kehadiran merek-merek besar dari luar negeri, bersanding dengan brand lokal yang memiliki semangat dan kapasitas industri, merupakan sinyal positif bahwa sepak bola Indonesia semakin diperhitungkan," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu (16/7). Pernyataan ini bukan sekadar retorika; ini adalah validasi atas kerja keras PSSI dalam membangun kembali citra dan performa Timnas, yang kini tengah menanjak dan menarik perhatian lebih banyak pihak.
Tujuh brand yang disebut-sebut akan meramaikan tender ini mencerminkan dinamika pasar apparel olahraga global dan lokal. Dari kancah internasional, ada nama-nama raksasa seperti Adidas dan Puma, dua merek yang secara historis telah mendominasi pasar perlengkapan olahraga dunia dan memiliki sejarah panjang dalam mensponsori tim-tim besar serta event-event sepak bola bergengsi. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa potensi pasar Indonesia, dengan basis penggemar sepak bola yang masif, sangat menggiurkan. Selain itu, ada juga Kelme dan Warrix, dua brand yang mungkin tidak sebesar Adidas atau Puma, namun memiliki rekam jejak yang kuat di pasar Asia dan Eropa, sering menjadi pilihan bagi tim-tim yang mencari kualitas dengan harga kompetitif. Warrix sendiri bukan nama asing bagi Timnas Indonesia, pernah menjadi apparel resmi sebelum Erspo.
Di sisi lain, perwakilan brand lokal juga menunjukkan taringnya. Erspo, yang saat ini memegang kontrak, tentu saja tidak ingin kehilangan posisinya. Pengalaman mereka dalam dua tahun terakhir, meskipun dengan segala dinamika dan kritik, telah memberikan pelajaran berharga tentang pasar dan preferensi penggemar Indonesia. Selain Erspo, dua nama brand lokal baru yang disebut Erick Thohir adalah Masagi dan Riors. Kehadiran Masagi dan Riors menandakan bangkitnya industri apparel olahraga dalam negeri yang semakin berani bersaing dan menunjukkan kualitas. Ini juga sejalan dengan semangat PSSI untuk memberdayakan produk lokal, asalkan memenuhi standar kualitas dan visi yang ditetapkan.
Proses tender ini akan memasuki tahap krusial pada 21 Juni mendatang, di mana para brand yang telah mendaftar akan melakukan presentasi di hadapan PSSI. Tahap presentasi ini akan menjadi ajang bagi masing-masing merek untuk tidak hanya memamerkan desain jersey dan kualitas produk mereka, tetapi juga untuk menjelaskan visi strategis, rencana pemasaran, jaringan distribusi, serta penawaran finansial yang akan mereka berikan kepada PSSI. Ini bukan hanya tentang berapa banyak uang yang ditawarkan, tetapi juga bagaimana brand tersebut dapat berkontribusi pada pengembangan ekosistem sepak bola Indonesia secara keseluruhan, mulai dari pembinaan usia muda hingga peningkatan performa Timnas di kancah internasional.
Erick Thohir menegaskan bahwa tender ini jauh lebih dari sekadar urusan jersey dan apparel. "Tender ini bukan sekadar urusan jersey dan aparel, tapi bagian dari strategi besar untuk mengangkat nilai industri olahraga di Tanah Air. Kami ingin apparel Timnas mencerminkan kualitas, semangat, dan kebanggaan bangsa," lanjutnya. Pernyataan ini menggarisbawahi ambisi PSSI untuk menjadikan Timnas Indonesia sebagai lokomotif bagi industri olahraga nasional. Apparel resmi Timnas adalah salah satu aset paling berharga dalam branding dan komersialisasi. Dengan memilih mitra yang tepat, PSSI berharap dapat memaksimalkan potensi ini, baik dari segi penjualan merchandise, eksposur merek Timnas, hingga penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur dan desain lokal.
Peningkatan nilai komersial Timnas Indonesia tidak terlepas dari performa yang semakin membaik di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong. Keberhasilan lolos ke Piala Asia 2023 setelah absen lama, serta performa gemilang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang membawa mereka ke putaran ketiga, telah memicu gelombang euforia dan kebanggaan di kalangan masyarakat. Basis penggemar yang loyal dan terus bertumbuh ini adalah daya tarik utama bagi merek-merek apparel. Mereka melihat potensi pasar yang sangat besar, di mana setiap jersey atau merchandise Timnas bisa menjadi simbol identitas dan kebanggaan nasional.
Selain aspek komersial, PSSI juga akan mempertimbangkan aspek kualitas dan inovasi. Apparel Timnas harus mampu mendukung performa terbaik para pemain di lapangan, dengan teknologi bahan yang canggih, desain ergonomis, dan daya tahan yang tinggi. Desain jersey juga akan menjadi perhatian, karena ia adalah cerminan dari identitas dan semangat bangsa. PSSI kemungkinan besar akan mencari brand yang tidak hanya menawarkan produk berkualitas, tetapi juga mampu menerjemahkan nilai-nilai budaya dan nasionalisme Indonesia ke dalam desain yang modern dan menarik.
Dampak dari tender ini juga diharapkan meluas ke sektor ekonomi. Dengan melibatkan brand lokal, PSSI berpotensi mendorong pertumbuhan industri manufaktur dan kreatif di Indonesia. Ini bisa berarti penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan peningkatan kapabilitas desainer lokal. Bagi brand internasional, kemitraan dengan Timnas Indonesia dapat menjadi gerbang untuk memperluas penetrasi pasar mereka di Asia Tenggara, sebuah wilayah dengan pertumbuhan ekonomi dan demografi yang signifikan.
Namun, tantangan juga ada. PSSI harus memastikan proses tender berjalan transparan, akuntabel, dan bebas dari intervensi. Pemilihan mitra harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan objektif, demi kepentingan terbaik sepak bola Indonesia. Selain itu, isu-isu seperti kualitas produk, distribusi yang merata, dan pencegahan pemalsuan juga akan menjadi perhatian penting dalam kemitraan apparel baru ini.
Secara keseluruhan, tender apparel Timnas Indonesia ini adalah langkah maju yang signifikan bagi PSSI dan sepak bola Indonesia. Ini adalah bukti nyata dari upaya Erick Thohir untuk membawa PSSI menuju era yang lebih modern, profesional, dan mandiri secara finansial. Dengan persaingan dari tujuh brand ternama, termasuk raksasa global dan pemain lokal yang ambisius, masa depan apparel Timnas Indonesia terlihat sangat menjanjikan. Ini bukan hanya tentang mendapatkan sponsor terbaik, tetapi tentang membangun kemitraan strategis yang akan mengangkat Timnas Garuda ke level yang lebih tinggi, baik di dalam maupun luar lapangan, serta memberikan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
