Luka Modric Resmi Gabung AC Milan, Pilih Nomor 14 Penuh Makna dan Bawa Mentalitas Juara.

Luka Modric Resmi Gabung AC Milan, Pilih Nomor 14 Penuh Makna dan Bawa Mentalitas Juara.

Milan, Italia – AC Milan secara resmi mengumumkan kedatangan Luka Modric, maestro lini tengah legendaris, yang akan mengenakan seragam bernomor punggung 14 di San Siro. Keputusan Modric untuk memilih nomor tersebut dipengaruhi oleh dua faktor utama yang sangat personal dan historis dalam perjalanan kariernya yang gemilang. Kedatangan peraih Ballon d’Or ini menandai babak baru bagi Rossoneri, yang bertekad untuk kembali ke puncak kejayaan sepak bola Italia dan Eropa.

Modric, yang kini berusia 39 tahun, tiba di Milan sebagai agen bebas setelah mengakhiri pengabdian luar biasa selama lebih dari satu dekade bersama raksasa Spanyol, Real Madrid. Mantan kapten tim nasional Kroasia ini menyetujui kontrak berdurasi satu tahun dengan Rossoneri, yang akan mengikatnya di Milanello hingga musim panas 2026. Sebuah langkah berani bagi kedua belah pihak: Milan mendapatkan pengalaman dan kualitas tak tertandingi, sementara Modric mendapatkan tantangan baru di salah satu liga paling taktis di dunia, Serie A.

Pilihan Modric untuk mengenakan nomor punggung 14 menjadi sorotan. Nomor tersebut sebelumnya tidak bertuan setelah ditinggalkan oleh Tijjani Reijnders. Modric menjelaskan bahwa nomor keramat 10, yang identik dengannya selama di Real Madrid, sudah menjadi milik bintang muda dan ikon klub saat ini, Rafael Leao. "Aku menyukai nomor ini," tutur Modric kepada Milan TV, mengawali penjelasannya mengenai pilihan nomor punggungnya. "Aku tahu bahwa di Milan, nomor 10 sudah dipakai oleh seorang pemain hebat seperti Leao. Dia itu masa kini dan masa depan Milan. Sehubungan dengan nomor 10 tidak tersedia, maka aku harus memilih nomor yang lain."

Nomor 14, bagi Modric, bukan sekadar angka acak. "Aku memakai nomor 14 karena aku menyukainya, aku juga memakainya di tim nasional [Kroasia] dan di awal karierku di Tottenham Hotspur," tambahnya. "Segalanya berjalan bagus dengan nomor ini, dan mudah-mudahan hal yang sama terjadi di sini." Ungkapan ini menunjukkan optimisme dan keyakinan Modric terhadap nomor yang telah memberinya keberuntungan di masa lalu. Di Tottenham, ia mengenakan nomor 14 pada musim perdananya sebelum beralih ke nomor 10. Sementara di timnas Kroasia, nomor 10 telah menjadi miliknya sejak lama, namun nomor 14 tetap memiliki resonansi personal dari fase-fase penting dalam perjalanan kariernya.

Perjalanan karier Luka Modric adalah sebuah epik tentang ketekunan, talenta, dan dominasi. Berawal dari Dinamo Zagreb, Modric menarik perhatian dunia saat bermain untuk Tottenham Hotspur di Premier League antara tahun 2008 hingga 2012. Di London Utara, ia berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik di Eropa, dikenal karena visi, teknik, dan kemampuannya mengendalikan tempo permainan. Penampilannya yang konsisten menarik minat Real Madrid, yang akhirnya merekrutnya pada tahun 2012.

Kedatangannya di Santiago Bernabeu awalnya sempat diragukan, bahkan oleh Jose Mourinho, pelatih Madrid kala itu, yang sempat melabelinya sebagai "transfer terburuk". Namun, Modric dengan cepat membuktikan kualitasnya, menjadi roda penggerak utama di lini tengah Los Blancos. Bersama Toni Kroos dan Casemiro, ia membentuk trio "KCM" yang legendaris, mendominasi lini tengah Eropa dan memenangkan lima gelar Liga Champions UEFA, termasuk tiga berturut-turut antara 2016 hingga 2018. Koleksi trofinya bersama Madrid mencapai angka fantastis 28 gelar, menjadikannya salah satu pemain paling sukses dalam sejarah klub. Puncak dari karier individunya datang pada tahun 2018, ketika ia memenangkan Ballon d’Or, memutus dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo selama satu dekade.

Di panggung internasional, Modric juga merupakan ikon sejati bagi Kroasia. Ia memimpin negaranya mencapai final Piala Dunia 2018 di Rusia, sebuah pencapaian luar biasa bagi negara berpenduduk kecil. Meskipun kalah dari Prancis di final, penampilan Modric di turnamen tersebut diakui secara luas, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu gelandang terbaik di generasinya. Konsistensi, kepemimpinan, dan kemampuannya untuk tampil di momen-momen krusial selalu menjadi ciri khasnya, baik di level klub maupun internasional.

Kini, di usianya yang hampir menginjak kepala empat, Modric membawa semua pengalaman dan gairahnya itu ke ruang ganti AC Milan. Rossoneri, yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa musim terakhir—termasuk meraih Scudetto pada 2022 dan mencapai semifinal Liga Champions pada 2023—bertekad untuk kembali menjadi kekuatan dominan di Serie A dan bersaing di level tertinggi Eropa pada musim 2025/2026. Kehadiran Modric diharapkan dapat menjadi katalisator bagi ambisi tersebut.

"Yang pertama aku datang dengan rasa hormat yang besar untuk semua pihak: para pemain, para pelatih, dan klub secara umum," lanjut Modric, menunjukkan kerendahan hati dan profesionalismenya. "Aku ingin membawa kemenangan ke sana, membantu rekan-rekan setimku di setiap aspek, dan bekerja keras untuk mendapatkan tempat di tim." Kata-kata ini mencerminkan mentalitas seorang juara sejati yang tidak pernah puas dan selalu siap berjuang, bahkan setelah mencapai puncak karier.

Bagi AC Milan, transfer Modric bukan hanya tentang kualitas di lapangan, tetapi juga tentang nilai kepemimpinan dan mentalitas pemenang yang akan ia suntikkan ke dalam skuad yang relatif muda. Sama seperti Zlatan Ibrahimovic dan Olivier Giroud di masa lalu, Modric diharapkan dapat menjadi mentor bagi para pemain muda seperti Sandro Tonali (jika masih ada), Tijjani Reijnders, Ruben Loftus-Cheek, dan Yunus Musah, membantu mereka memahami tuntutan untuk bersaing di level tertinggi. Visi, ketenangan di bawah tekanan, akurasi operan, dan kemampuannya dalam mengendalikan tempo permainan akan menjadi aset berharga bagi strategi Stefano Pioli atau pelatih Milan selanjutnya. Modric dapat mengisi peran sebagai gelandang bertahan, playmaker dalam, atau bahkan gelandang serang, memberikan fleksibilitas taktis yang sangat dibutuhkan.

Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Modric telah membuktikan bahwa ia mampu menjaga performa puncaknya melalui profesionalisme dan dedikasi luar biasa terhadap kebugaran. Manajemen menit bermain kemungkinan akan menjadi kunci, namun kehadirannya, baik sebagai starter atau pemain pengganti, akan selalu memberikan dampak signifikan. Kemampuannya untuk mengatur serangan, melakukan operan kunci, dan mempertahankan penguasaan bola akan menjadi krusial dalam pertandingan-pertandingan penting.

"Enggak ada yang mudah di dalam hidup, Anda harus bekerja keras dan berjuang," tegas Modric, menggarisbawahi filosofi hidupnya yang penuh perjuangan. Pesan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk seluruh tim Milan. Kedatangannya membawa harapan besar bagi para penggemar Rossoneri, yang merindukan masa-masa kejayaan. Mereka berharap bahwa sentuhan magis dari Modric, sang jenderal lapangan tengah, akan membawa Milan kembali ke jalur kemenangan dan mengukir sejarah baru di lembaran buku klub yang kaya. Transfer ini adalah sebuah pernyataan ambisi dari AC Milan, dan dunia sepak bola menanti untuk melihat bagaimana legenda Kroasia ini akan bersinar di panggung Serie A.

Luka Modric Resmi Gabung AC Milan, Pilih Nomor 14 Penuh Makna dan Bawa Mentalitas Juara.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *