
Cincinnati – Laga panas di TQL Stadium pada Kamis (17/6/2025) pagi WIB menjadi mimpi buruk bagi Inter Miami. Tim bertabur bintang yang diperkuat Lionel Messi, Luis Suarez, dan Sergio Busquets itu harus pulang dengan tangan hampa setelah takluk telak 0-3 dari tuan rumah FC Cincinnati. Kekalahan ini bukan hanya menghentikan laju impresif Inter Miami, tetapi juga menandai berakhirnya rentetan brace gol fantastis Lionel Messi dalam lima pertandingan terakhir, sekaligus menyoroti kerapuhan pertahanan mereka di hadapan tim yang solid dan terorganisir.
Sejak peluit awal dibunyikan, atmosfer di TQL Stadium sudah terasa membara. Ribuan pendukung FC Cincinnati memadati stadion, menciptakan tekanan luar biasa bagi tim tamu. Inter Miami, yang datang dengan label favorit dan dielu-elukan berkat kehadiran para megabintangnya, sebenarnya menurunkan skuad terbaik mereka. Duet maut Messi dan Suarez memimpin lini serang, ditopang oleh kecerdasan Busquets di lini tengah, menjanjikan tontonan menarik dan gol-gol indah. Namun, realitas di lapangan jauh berbeda dari ekspektasi. FC Cincinnati tampil dengan determinasi membara, menunjukkan bahwa mereka bukanlah tim yang bisa diremehkan hanya karena gemerlap nama lawan.
Strategi FC Cincinnati di bawah asuhan pelatih Pat Noonan terlihat jelas: menekan lini tengah Inter Miami, menutup ruang bagi Messi, dan melancarkan serangan balik cepat yang mematikan. Mereka berhasil mendominasi jalannya pertandingan sejak menit-menit awal, menciptakan lebih banyak peluang berbahaya dibandingkan Inter Miami yang tampak kesulitan mengembangkan permainan mereka. Bola-bola panjang dan pergerakan tanpa bola dari para penyerang Cincinnati kerap merepotkan barisan pertahanan Inter Miami yang dikomandoi oleh Oscar Ustari di bawah mistar.
Tekanan awal FC Cincinnati membuahkan hasil pada menit ke-16. Berawal dari skema serangan yang rapi di sisi kiri pertahanan Inter Miami, Luca Orellano berhasil melepaskan umpan pendek yang membelah barisan belakang tim tamu. Bola tersebut disambut oleh Geraldo Valenzuela yang bergerak cerdik tanpa kawalan. Dengan tenang, Valenzuela melepaskan sepakan akurat ke tiang jauh, tak mampu dijangkau Ustari, dan mengubah skor menjadi 1-0 untuk keunggulan FC Cincinnati. Gol ini menjadi bukti efektivitas serangan tuan rumah dan sekaligus alarm bagi Inter Miami yang tampak belum panas.
Pukulan telak bagi Inter Miami tak berhenti sampai di situ. Pada menit ke-26, penjaga gawang utama mereka, Oscar Ustari, harus ditarik keluar lapangan karena mengalami cedera. Insiden ini memaksa pelatih Inter Miami untuk melakukan pergantian kiper di awal pertandingan, memasukkan Rocco Rios Novo sebagai pengganti. Pergantian yang tidak direncanakan ini sedikit banyak mengganggu ritme dan stabilitas pertahanan Inter Miami, meskipun Rios Novo berusaha tampil maksimal.
Inter Miami memang memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan menjelang babak pertama usai. Pada menit ke-43, Lionel Messi nyaris saja mencetak gol. Mendapat umpan silang yang matang di depan gawang, Messi yang berdiri bebas langsung melepaskan tembakan kaki kirinya. Namun, dengan sigap dan heroik, bek FC Cincinnati, Lukas Engel, berhasil melakukan blok krusial yang mengubah arah bola menjadi sepak pojok. Momen tersebut menjadi salah satu dari sedikit kesempatan emas bagi Inter Miami di paruh pertama, sekaligus menunjukkan betapa ketatnya penjagaan terhadap Messi. Hingga turun minum, skor 1-0 untuk keunggulan FC Cincinnati tetap bertahan.
Memasuki babak kedua, Inter Miami berharap bisa bangkit dan membalikkan keadaan. Namun, harapan mereka langsung pupus hanya lima menit setelah jeda. FC Cincinnati kembali menunjukkan ketajaman mereka melalui gol yang dicetak oleh Evander pada menit ke-50. Pavel Bucha, yang aktif menusuk dari sisi kanan, berhasil memberikan umpan matang ke dalam kotak penalti. Evander, yang lolos dari kawalan Sergio Busquets, dengan tenang mengontrol bola sebelum melepaskan tembakan keras ke pojok kiri gawang Rios Novo. Gol ini menggandakan keunggulan Cincinnati menjadi 2-0 dan semakin membuat Inter Miami tertekan.
Meskipun tertinggal dua gol, Inter Miami tidak menyerah begitu saja. Messi, dengan segala determinasi dan kepiawaiannya, terus mencoba mencari celah. Ia memiliki peluang spektakuler dari jarak sekitar 30 meter. Sepakan kaki kirinya yang dikenal mematikan melengkung indah, namun sayang, bola melenceng tipis di sisi kanan gawang Cincinnati. Momen ini memperlihatkan magis Messi yang sesekali masih muncul, namun malam itu keberuntungan seolah tidak berpihak padanya. Pertahanan Cincinnati yang solid dan penjagaan ketat terhadap La Pulga membuat setiap usahanya menjadi sangat sulit.
Penderitaan Inter Miami semakin lengkap pada menit ke-70 ketika Evander kembali mencatatkan namanya di papan skor, sekaligus mencetak gol keduanya dalam pertandingan ini. Gol ketiga FC Cincinnati ini berawal dari sepakan Luca Orellano yang berhasil ditepis oleh Rios Novo. Namun, bola muntah jatuh tepat di kaki Evander yang sudah berada di posisi strategis di depan gawang. Dengan mudah, Evander mencocor bola tersebut masuk ke gawang yang sudah kosong, mengubah skor menjadi 3-0 dan mengunci kemenangan telak bagi tuan rumah.
Hingga pertandingan tuntas, skor 3-0 tidak berubah. Kemenangan ini adalah bukti nyata superioritas taktik dan eksekusi FC Cincinnati. Mereka berhasil menetralkan ancaman utama Inter Miami, terutama Lionel Messi, yang lagi-lagi gagal menjebol gawang tim asal Kanada tersebut. Ya, ini adalah kali ketiga Messi tidak bisa mencetak gol ke gawang Cincinnati dalam pertemuan mereka. Yang lebih mencolok, rentetan brace golnya dalam lima laga beruntun akhirnya terhenti, menandai salah satu malam paling mandul bagi superstar Argentina tersebut sejak kedatangannya di MLS.
Hasil ini memiliki implikasi signifikan pada klasemen MLS Wilayah Timur. FC Cincinnati semakin kukuh di posisi kedua dengan raihan 45 poin dari 23 pertandingan, menunjukkan konsistensi mereka sebagai salah satu kandidat kuat di musim ini. Sementara itu, Inter Miami tertahan di posisi kelima dengan 36 poin dari 20 pertandingan. Kekalahan ini menjadi pengingat keras bagi Inter Miami bahwa meskipun memiliki deretan bintang, kerja sama tim yang solid dan strategi yang tepat tetap menjadi kunci utama dalam kompetisi seketat MLS. Mereka harus segera berbenah dan menemukan cara untuk mengatasi tim-tim yang mampu meredam kreativitas lini depan mereka, serta memperkuat pertahanan yang terlihat rapuh di laga ini. Perjalanan menuju babak playoff masih panjang, dan kekalahan telak ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan ke depan.
