
Manchester United dikabarkan telah menarik diri dari upaya mereka untuk merekrut penyerang Brentford, Bryan Mbeumo, setelah negosiasi yang berlarut-larut menemui jalan buntu. Keputusan ini diambil menyusul kegagalan klub raksasa Premier League tersebut dalam memenuhi tuntutan harga yang ditetapkan oleh Brentford, yang bersikukuh pada angka tidak kurang dari 70 juta Pounds atau setara Rp 1,5 triliun. Angka ini dinilai terlalu tinggi oleh manajemen Setan Merah, yang kini berada di bawah kendali operasional baru di bawah naungan INEOS.
Ketertarikan Manchester United terhadap Bryan Mbeumo bukanlah hal baru. Selama sebulan terakhir, nama penyerang sayap asal Kamerun tersebut telah menjadi prioritas dalam daftar belanja klub. Mbeumo, yang dikenal dengan kecepatan, kemampuan dribbling, dan kontribusi golnya, dinilai sangat cocok dengan gaya permainan agresif dan transisi cepat yang ingin diterapkan oleh manajer Erik ten Hag di Old Trafford. Profilnya sebagai penyerang serbaguna yang bisa beroperasi di sayap kanan maupun sebagai penyerang tengah menjadi daya tarik utama bagi United, yang memang membutuhkan tambahan kekuatan di lini serang untuk memberikan kompetisi dan kedalaman skuad.
Menurut laporan dari The Guardian, Manchester United telah mengajukan setidaknya dua kali penawaran resmi kepada Brentford untuk mendapatkan tanda tangan Mbeumo. Tawaran tertinggi yang diajukan oleh Setan Merah dilaporkan mencapai 65 juta Pounds, atau sekitar Rp 1,4 triliun. Angka ini menunjukkan keseriusan United dalam upaya mereka, mengingat Mbeumo adalah pemain kunci bagi Brentford dan telah menunjukkan konsistensi di level Premier League. Musim lalu, Mbeumo tampil impresif dengan sumbangan gol dan assist yang signifikan, terutama setelah absennya Ivan Toney akibat sanksi. Kemampuannya untuk mengisi kekosongan dan memimpin lini depan Brentford menegaskan nilainya di mata tim perekrut pemain United.
Namun, Brentford, yang dikenal sebagai klub dengan negosiasi transfer yang alot dan strategi keuangan yang sangat hati-hati, tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergeming dari tuntutan mereka. Klub berjuluk "Si Lebah" tersebut mematok harga mati 70 juta Pounds untuk Mbeumo, menegaskan bahwa mereka tidak dalam posisi terdesak untuk menjual salah satu aset paling berharga mereka. Keengganan Brentford untuk menurunkan harga mencerminkan keyakinan mereka pada nilai dan kontribusi Mbeumo bagi tim, serta posisinya yang masih terikat kontrak jangka panjang. Dalam pandangan Brentford, Mbeumo adalah salah satu penyerang terbaik di liga di luar "Big Six", dan harga tersebut adalah cerminan dari inflasi pasar transfer serta keengganan mereka untuk melepas pemain kunci. Mereka juga mungkin mengambil pelajaran dari klub-klub lain yang berhasil mendapatkan harga tinggi untuk pemain mereka, seperti Brighton atau West Ham.
Manchester United, di sisi lain, menghadapi realitas finansial yang lebih ketat di bawah kepemimpinan baru INEOS. Setelah bertahun-tahun melakukan pengeluaran besar yang seringkali tidak sejalan dengan performa di lapangan, Sir Jim Ratcliffe dan timnya berkomitmen untuk menerapkan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan efisien dalam hal transfer pemain. Ini berarti setiap pengeluaran harus dipertimbangkan secara matang, dengan fokus pada nilai jangka panjang, potensi, dan kesesuaian taktis. Angka 70 juta Pounds untuk Mbeumo, meskipun dinilai wajar oleh Brentford, dianggap terlalu membebani anggaran United, terutama mengingat klub juga masih perlu melakukan penjualan pemain untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka dan mematuhi aturan Financial Fair Play (FFP).
Pendekatan baru ini menandai perubahan signifikan dari era transfer sebelumnya. Dengan Omar Berrada sebagai CEO baru dan potensi masuknya Dan Ashworth sebagai Direktur Olahraga serta Jason Wilcox sebagai Direktur Teknik, United ingin membangun struktur perekrutan yang lebih terorganisir, berbasis data, dan terfokus pada profil pemain yang tepat untuk filosofi klub. Mereka tidak lagi ingin terjebak dalam perang penawaran yang bisa membuat mereka membayar harga di atas nilai pasar wajar seorang pemain. Dalam konteks ini, keputusan untuk mundur dari perburuan Mbeumo, meskipun mengecewakan bagi sebagian penggemar, adalah cerminan dari disiplin finansial dan strategi transfer yang lebih rasional yang kini dianut oleh klub.
Dengan mundurnya dari perburuan Mbeumo, Manchester United kini harus bergerak cepat mencari alternatif lain untuk memperkuat lini serang mereka. Kebutuhan akan penyerang serbaguna yang bisa memberikan dukungan, persaingan, atau bahkan menjadi partner bagi Rasmus Hojlund tetap menjadi prioritas utama. Hojlund, yang baru bergabung musim lalu, masih menjadi penyerang utama klub, dan kehadiran pemain baru akan meringankan bebannya serta menambah kedalaman skuad yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai kompetisi di musim depan, baik di liga domestik maupun di kancah Eropa.
Beberapa nama telah muncul sebagai target potensial yang kini sedang dipertimbangkan oleh Manchester United. Di antaranya adalah Nicolas Jackson dari Chelsea dan Hugo Ekitike dari Eintracht Frankfurt. Nicolas Jackson, penyerang muda Chelsea, menunjukkan potensi besar di musim perdananya di Premier League. Kecepatan dan kemampuannya dalam bergerak tanpa bola membuatnya menjadi opsi menarik, meskipun konsistensinya dalam mencetak gol masih perlu ditingkatkan. Transfer Jackson dari Chelsea mungkin akan bergantung pada kebijakan Chelsea sendiri dan apakah mereka bersedia melepas pemain yang baru direkrut. Sementara itu, Hugo Ekitike adalah penyerang muda asal Prancis yang saat ini bermain untuk Eintracht Frankfurt. Ekitike dikenal dengan fisik yang kuat, kemampuan holding-up play, dan potensi besar. Meskipun ia mungkin masih dianggap sebagai proyek jangka panjang, harganya kemungkinan akan lebih terjangkau dibandingkan Mbeumo, menjadikannya pilihan yang lebih realistis dalam batasan anggaran United.
Selain itu, meskipun Christopher Nkunku dari Chelsea juga sempat disebut-sebut sebagai profil penyerang yang menarik di masa lalu, transfernya dari klub rival langsung yang baru saja menginvestasikan dana besar padanya sangat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Fokus United kemungkinan akan beralih ke pemain yang lebih mudah dijangkau atau yang memiliki profil serupa dengan Mbeumo namun dengan valuasi yang lebih realistis. Pasar transfer saat ini penuh dengan tantangan, dan menemukan pemain yang tepat dengan harga yang sesuai adalah tugas berat bagi tim perekrutan United. Mereka mungkin juga akan mempertimbangkan penyerang sayap lain yang memiliki kemampuan mencetak gol dan assist yang baik, atau bahkan penyerang tengah murni yang bisa menjadi pelapis atau tandem bagi Hojlund.
Perlu ditekankan bahwa informasi awal yang menyebutkan "MU juga masih menjual Rasmus Hojlund" kemungkinan besar adalah salah tafsir atau kesalahan penulisan. Rasmus Hojlund adalah investasi jangka panjang Manchester United dan dianggap sebagai bagian integral dari masa depan klub. Tidak ada indikasi bahwa United berencana menjualnya setelah hanya satu musim. Sebaliknya, klub justru berusaha mencari pemain yang bisa melengkapi Hojlund atau memberikan opsi rotasi di lini depan, sehingga Hojlund tidak perlu memikul seluruh beban gol sendirian. Penjualan pemain yang dimaksud untuk menyeimbangkan keuangan klub kemungkinan besar merujuk pada pemain-pemain lain yang dianggap surplus atau tidak masuk dalam rencana Erik ten Hag, seperti Jadon Sancho, Mason Greenwood, atau potensi penjualan Casemiro dan Christian Eriksen yang gajinya cukup besar. Kepergian Raphael Varane secara gratis juga telah mengurangi beban gaji, namun belum memberikan pemasukan dari transfer.
Musim panas ini akan menjadi ujian nyata bagi struktur transfer baru Manchester United di bawah INEOS. Kegagalan dalam mendapatkan Mbeumo adalah tantangan pertama yang harus mereka hadapi. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah Setan Merah mampu menemukan penyerang baru yang memenuhi kriteria Erik ten Hag, sesuai dengan batasan anggaran klub, dan mampu memberikan dampak instan di lapangan? Pencarian striker baru adalah salah satu prioritas utama, dan bagaimana United menanganinya akan sangat menentukan prospek mereka di musim depan. Penggemar menanti dengan harap-harap cemas, berharap klub dapat menemukan solusi yang tepat untuk memperkuat lini serang dan kembali bersaing di level tertinggi.
