Thomas Partey Didakwa Kasus Pemerkosaan dan Penyerangan Seksual, Mantan Bintang Arsenal Tegaskan Penolakan Semua Tuduhan

Thomas Partey Didakwa Kasus Pemerkosaan dan Penyerangan Seksual, Mantan Bintang Arsenal Tegaskan Penolakan Semua Tuduhan

London diguncang kabar mengejutkan dari ranah hukum yang melibatkan salah satu figur terkemuka di dunia sepak bola. Thomas Partey, gelandang bertahan yang baru saja mengakhiri kontraknya dengan Arsenal, secara resmi didakwa oleh Kepolisian Metropolitan London atas serangkaian tuduhan serius, termasuk lima dakwaan pemerkosaan dan satu dakwaan penyerangan seksual. Pelanggaran yang dituduhkan terjadi antara tahun 2021 dan 2022, dan meskipun Partey telah membantah keras semua tuduhan tersebut melalui kuasa hukumnya, kasus ini kini bergerak ke ranah pengadilan, menjanjikan babak baru dalam skandal yang mengguncang dunia sepak bola.

Dakwaan yang diajukan pada Jumat (4/7/2025) malam WIB ini merinci insiden-insiden yang melibatkan tiga wanita berbeda. Berdasarkan rilis resmi dari Kepolisian Metropolitan, dua tuduhan pemerkosaan dikaitkan dengan seorang wanita pertama, yang diduga menjadi korban tindakan Partey. Selanjutnya, tiga tuduhan pemerkosaan lainnya berkaitan dengan korban perempuan kedua, menunjukkan pola tuduhan yang berulang terhadap individu yang berbeda. Selain itu, satu tuduhan penyerangan seksual ditujukan pada korban wanita ketiga, menambah kompleksitas dan luasnya cakupan dugaan kejahatan yang kini membelit nama Partey. Sifat tuduhan ini, yang mencakup kejahatan serius terhadap integritas pribadi, menempatkan Partey dalam posisi hukum yang sangat sulit, meskipun ia tetap bersikukuh pada ketidakbersalahannya.

Penyelidikan atas dugaan kejahatan yang melibatkan Partey ini sebenarnya telah dimulai sejak Februari 2022, ketika Kepolisian Metropolitan London menerima laporan awal mengenai kasus pemerkosaan. Proses penyelidikan yang memakan waktu cukup panjang ini akhirnya memuncak dengan penangkapan Partey pada Juli 2022. Pada saat penangkapan tersebut, identitas Partey tidak diungkapkan kepada publik, memungkinkan sang pemain untuk terus membela Arsenal di lapangan hijau selama penyelidikan berjalan. Keputusan ini, meskipun sesuai dengan prosedur hukum untuk melindungi identitas tersangka yang belum didakwa, menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan pengamat dan penggemar sepak bola, terutama mengingat sifat serius dari tuduhan yang sedang diselidiki. Partey, yang saat itu berusia 29 tahun, diizinkan untuk melanjutkan kariernya secara normal, sebuah situasi yang kini terasa kontras dengan dakwaan resmi yang telah dijatuhkan.

Pada usia 32 tahun, Thomas Partey kini berhadapan dengan babak baru dalam hidupnya yang jauh dari lapangan hijau. Kasus ini akan segera disidangkan di Pengadilan Westminster Magistrates pada tanggal 5 Agustus 2025. Pengadilan Magistrates adalah tingkat pertama dalam sistem peradilan pidana Inggris, tempat kasus-kasus awal didengar dan diputuskan apakah ada cukup bukti untuk melanjutkan ke pengadilan yang lebih tinggi, yaitu Pengadilan Crown (Crown Court), terutama untuk kasus-kasus serius seperti pemerkosaan. Jika kasus ini terbukti memiliki dasar yang kuat, Partey kemungkinan besar akan disidangkan di Pengadilan Crown, di mana juri akan memutuskan apakah ia bersalah atau tidak. Sistem hukum Inggris menerapkan prinsip "praduga tak bersalah" (presumption of innocence), yang berarti seorang terdakwa dianggap tidak bersalah sampai terbukti sebaliknya. Pihak penuntut, yang diwakili oleh Crown Prosecution Service (CPS), akan memiliki tugas untuk membuktikan tuduhan tersebut tanpa keraguan yang beralasan (beyond reasonable doubt).

Melalui kuasa hukumnya, Jenny Wiltshire, Thomas Partey telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan penolakannya terhadap semua dakwaan. Dalam pernyataan yang dilansir oleh BBC, Wiltshire menyatakan, "Thomas Partey menyangkal semua tuduhan terhadapnya. Dia telah bekerja sama sepenuhnya dengan polisi dan CPS selama penyelidikan mereka selama tiga tahun." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Partey dan tim hukumnya telah berinteraksi secara aktif dengan pihak berwenang sepanjang proses investigasi yang panjang. Lebih lanjut, Wiltshire menambahkan, "Dia sekarang menyambut baik kesempatan untuk akhirnya membersihkan namanya. Mengingat bahwa sekarang ada proses hukum yang sedang berlangsung, klien saya tidak dapat berkomentar lebih lanjut." Pernyataan ini mencerminkan strategi pembelaan Partey yang akan berfokus pada kerja sama penuh selama investigasi dan keyakinan akan pembuktian ketidakbersalahan di pengadilan, sambil membatasi komentar publik untuk menghindari prejudisial terhadap proses hukum.

Kabar dakwaan ini datang di saat krusial dalam karier Partey. Tepat pada Senin (30/6/2025) lalu, kontraknya dengan Arsenal secara resmi berakhir, menjadikannya berstatus bebas agen atau free agent. Status ini berarti Partey saat ini tidak terikat kontrak dengan klub manapun, sebuah situasi yang kini diperumit oleh masalah hukum yang dihadapinya. Selama empat musim bersama The Gunners sejak didatangkan dari Atletico Madrid pada tahun 2020 dengan biaya sekitar £45 juta, Partey telah menjadi pilar penting di lini tengah. Ia tercatat telah tampil sebanyak 167 kali di semua kompetisi, menyumbangkan stabilitas dan kualitas di lini tengah tim London Utara tersebut. Meskipun memiliki rekam jejak yang solid di lapangan, prospek karier Partey di masa depan kini berada di bawah bayang-bayang serius. Klub-klub potensial yang mungkin tertarik merekrutnya tentu akan mempertimbangkan secara cermat perkembangan kasus hukum ini, karena reputasi dan citra pemain menjadi faktor krusial dalam keputusan transfer, terutama untuk pemain berprofil tinggi seperti dirinya.

Implikasi dari kasus ini melampaui karier pribadi Partey. Kasus Partey ini bukanlah yang pertama kalinya seorang atlet berprofil tinggi menghadapi tuduhan serius di luar lapangan. Insiden semacam ini seringkali menimbulkan gelombang perdebatan tentang tanggung jawab sosial atlet, bagaimana klub dan federasi menangani kasus-kasus semacam itu, serta pentingnya mendukung korban kejahatan seksual. Bagi Arsenal, meskipun Partey kini bukan lagi pemain mereka, kasus ini tetap menjadi sorotan. Penanganan klub terhadap situasi ketika Partey masih menjadi bagian dari tim, terutama keputusannya untuk tidak mengumumkan nama Partey saat penangkapan dan membiarkannya terus bermain, mungkin akan kembali menjadi bahan diskusi publik. Ini menyoroti dilema yang dihadapi klub-klub sepak bola besar ketika dihadapkan pada masalah hukum yang melibatkan pemain bintang mereka, menyeimbangkan antara hak privasi individu, praduga tak bersalah, dan tanggung jawab etis kepada publik dan korban.

Situasi ini juga berdampak pada citra sepak bola Ghana, mengingat Partey adalah salah satu pemain kunci dan kapten tim nasionalnya. Reputasinya sebagai seorang profesional dan figur publik kini dipertaruhkan, dan hasil dari proses hukum ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi pandangan publik terhadap atlet secara umum. Dukungan atau kritik dari penggemar dan media sosial akan menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi yang berkembang seiring dengan berjalannya persidangan.

Dengan proses hukum yang kini secara resmi berjalan, sorotan publik akan terus tertuju pada Thomas Partey. Kasus ini tidak hanya akan menentukan nasib individu Partey, tetapi juga berpotensi menjadi preseden penting dalam penanganan kasus serupa di dunia olahraga. Hasil dari persidangan ini akan memiliki implikasi besar tidak hanya bagi karier dan reputasi Partey, tetapi juga bagi diskusi yang lebih luas tentang keadilan, akuntabilitas, dan perlindungan korban di mata hukum. Semua pihak akan menanti dengan cermat perkembangan selanjutnya saat kasus ini disidangkan di Pengadilan Westminster Magistrates pada awal Agustus, sebuah tanggal yang akan menandai dimulainya babak baru yang krusial dalam kisah ini.

Thomas Partey Didakwa Kasus Pemerkosaan dan Penyerangan Seksual, Mantan Bintang Arsenal Tegaskan Penolakan Semua Tuduhan

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *