
Jakarta – Undian babak krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia telah mengukir takdir baru bagi Tim Nasional Indonesia. Bertempat di markas Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis, 17 Juli 2025, Garuda Muda ditempatkan di Grup B bersama dua raksasa sepak bola Timur Tengah, Timnas Irak dan Timnas Arab Saudi. Pengumuman ini sontak memicu beragam reaksi, baik di kalangan pemain maupun para penggemar setia di Tanah Air, dengan gelandang sentral Thom Haye menjadi salah satu yang paling antusias menyambut tantangan besar ini.
Thom Haye, pilar penting di lini tengah Timnas Indonesia, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya menyikapi hasil undian tersebut. Melalui akun Instagram pribadinya, The Haye Way, ia menyampaikan pesan penuh semangat. "Halo, guys. Kita akhirnya tahu lawan yang akan dihadapi di round 4: (Arab) Saudi dan Irak. Sangat antusias, tak sabar menuju Oktober," ujar Haye, menunjukkan determinasi tinggi. Ia juga menambahkan, "Pertama-tama akan ada beberapa pertandingan untuk bersiap. Selanjutnya menuju Oktober. Apa pendapatmu mengenai hasil undian ini?" Pertanyaan retorisnya ini seolah mengajak seluruh elemen sepak bola Indonesia untuk bersatu dan memberikan dukungan penuh. Semangat yang ditunjukkan Haye mencerminkan mentalitas profesional yang siap menghadapi lawan-lawan tangguh, sebuah sikap yang sangat dibutuhkan di babak kualifikasi seberat ini.
Babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang sejatinya merupakan fase grup ketiga dari jalur kualifikasi utama AFC, menempatkan Indonesia dalam grup yang bisa dibilang "neraka". Dua pertandingan perdana yang akan dihadapi Indonesia adalah melawan Arab Saudi pada 8 Oktober 2025, diikuti tiga hari kemudian, 11 Oktober 2025, menghadapi Irak. Jadwal padat ini menuntut persiapan fisik dan mental yang luar biasa dari skuad asuhan Shin Tae-yong.
Melihat lebih dekat lawan-lawan Indonesia, Timnas Irak bukanlah nama asing bagi skuad Garuda. Dalam dua pertemuan terakhir di Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran kedua, Indonesia harus mengakui keunggulan Singa Mesopotamia. Pada November 2023, Indonesia takluk 1-5 di Basra, Irak, dan kembali kalah 0-2 di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada Juni 2024. Irak dikenal dengan permainan fisik yang kuat, transisi cepat, dan kedisiplinan taktik di bawah arahan pelatih asal Spanyol, Jesus Casas. Mereka memiliki beberapa pemain kunci yang berkarier di liga-liga Eropa dan Asia Barat, seperti Aymen Hussein yang tajam di lini depan dan gelandang serang lincah seperti Zidane Iqbal. Kekalahan beruntun ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia, memberikan gambaran jelas tentang level persaingan yang akan dihadapi di babak selanjutnya. Pertemuan di babak keempat ini akan menjadi ajang pembuktian apakah Indonesia telah belajar dari kesalahan dan mampu membalikkan keadaan.
Sementara itu, Timnas Arab Saudi adalah raksasa sepak bola Asia yang memiliki reputasi mendunia. Mereka adalah tim dengan sejarah panjang partisipasi di Piala Dunia, termasuk kejutan mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022. Di bawah asuhan pelatih sekaliber Roberto Mancini, Arab Saudi memiliki kedalaman skuad yang mumpuni, didominasi pemain-pemain dari liga domestik yang kompetitif seperti Al-Hilal dan Al-Nassr. Pemain seperti Salem Al-Dawsari, Saleh Al-Shehri, dan Mohammed Kanno adalah tulang punggung tim yang memiliki kualitas individu dan kolektif yang sangat tinggi. Permainan mereka cenderung mengandalkan penguasaan bola, kecepatan sayap, dan kreativitas di lini tengah. Menghadapi Arab Saudi akan menjadi ujian sesungguhnya bagi strategi dan mentalitas Timnas Indonesia. Pertandingan ini tidak hanya sekadar perebutan poin, tetapi juga kesempatan untuk mengukur sejauh mana perkembangan sepak bola Indonesia di kancah Asia.
Perjalanan Timnas Indonesia hingga mencapai babak krusial ini merupakan sebuah sejarah tersendiri. Di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, Timnas Indonesia menunjukkan progres signifikan. Setelah berhasil melewati putaran pertama dengan mengalahkan Brunei Darussalam, Garuda tampil impresif di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tergabung di Grup F bersama Irak, Vietnam, dan Filipina, Indonesia berhasil finis sebagai runner-up grup, mengungguli Vietnam dan Filipina. Kemenangan-kemenangan penting, terutama saat menundukkan Vietnam dua kali berturut-turut dan Filipina di laga penentuan, menunjukkan kematangan tim dan keberanian dalam menghadapi tekanan. Kontribusi pemain-pemain naturalisasi seperti Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Jay Idzes, dan Nathan Tjoe-A-On terbukti sangat vital dalam meningkatkan kualitas skuad, baik secara teknis maupun mental. Shin Tae-yong berhasil membangun tim yang solid, dengan perpaduan pemain muda potensial dari Liga 1 dan pemain-pemain berpengalaman dari luar negeri.
Menjelang laga-laga penentuan di bulan Oktober, Timnas Indonesia telah mengagendakan dua pertandingan uji coba penting di bulan September. Tim Merah-Putih akan menghadapi Kuwait dan Lebanon. Pemilihan lawan-lawan ini tentu bukan tanpa alasan. Kuwait dan Lebanon memiliki gaya bermain yang berbeda, yang bisa menjadi simulasi efektif untuk menguji taktik dan strategi Shin Tae-yong sebelum menghadapi Irak dan Arab Saudi. Pertandingan uji coba ini akan menjadi ajang bagi pelatih untuk mematangkan formasi, mengidentifikasi kelemahan tim, dan memberikan kesempatan bagi pemain untuk membangun chemistry yang lebih kuat. Selain itu, ini juga momen penting untuk menjaga ritme pertandingan dan meminimalisir risiko cedera.
Format babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini sangat ketat. Sebanyak 18 tim yang lolos dari babak kedua akan dibagi menjadi tiga grup, masing-masing berisi enam tim (bukan tiga tim seperti yang disebutkan di paragraf awal sumber, ini perlu dikoreksi untuk keakuratan format AFC). Hanya juara masing-masing grup (total 3 tim) yang akan lolos langsung ke Piala Dunia 2026 di Amerika Utara (Amerika Serikat, Kanada, Meksiko). Sementara itu, tim peringkat kedua di setiap grup (total 3 tim) akan diadu lagi di babak kelima. Di babak kelima ini, enam tim tersebut akan dibagi menjadi dua grup berisi tiga tim. Juara dari masing-masing grup (2 tim) akan mendapatkan tiket langsung ke Piala Dunia 2026. Dua tim peringkat kedua dari babak kelima akan berhadapan dalam playoff internal AFC, dan pemenangnya akan melaju ke playoff antar-konfederasi untuk memperebutkan satu tiket terakhir. Dengan demikian, Asia memiliki potensi delapan atau sembilan slot di Piala Dunia 2026. Ini adalah jalur yang panjang, berliku, dan penuh tantangan, menuntut konsistensi performa di setiap pertandingan.
Bagi Thom Haye dan rekan-rekannya, menghadapi tim sekelas Irak dan Arab Saudi adalah impian sekaligus tantangan terbesar dalam karier mereka bersama Timnas. Haye, dengan pengalaman bermain di liga-liga Eropa, membawa mentalitas kompetitif yang sangat dibutuhkan. Pernyataan "tak sabar menuju Oktober" bukan sekadar bualan, melainkan cerminan dari seorang atlet profesional yang haus akan kompetisi dan ingin menguji kemampuannya di level tertinggi. Kehadiran Haye di lini tengah memberikan ketenangan dalam distribusi bola, visi permainan, serta kemampuan bertahan yang solid. Ia adalah jenderal lapangan tengah yang mampu mengatur tempo permainan dan memberikan umpan-umpan kunci.
Dukungan penuh dari suporter menjadi faktor krusial. Atmosfer stadion yang penuh sesak dengan dukungan "Merah Putih" terbukti mampu membakar semangat pemain dan memberikan tekanan psikologis kepada lawan. Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Erick Thohir juga diharapkan memberikan fasilitas dan dukungan terbaik bagi tim, mulai dari persiapan logistik, nutrisi, hingga dukungan psikologis. Target lolos ke Piala Dunia 2026 memang ambisius, namun bukan tidak mungkin dicapai dengan kerja keras, strategi yang matang, dan sedikit keberuntungan.
Secara taktik, Shin Tae-yong kemungkinan besar akan mengandalkan pertahanan yang kokoh dan serangan balik cepat. Melawan tim-tim yang memiliki penguasaan bola superior seperti Arab Saudi dan Irak, efektivitas transisi dari bertahan ke menyerang akan menjadi kunci. Set piece juga bisa menjadi senjata mematikan. Selain itu, kesiapan mental pemain untuk menghadapi tekanan pertandingan besar dan atmosfer yang intimidatif di kandang lawan akan sangat menentukan.
Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini akan menjadi panggung bagi Timnas Indonesia untuk menunjukkan bahwa mereka bukan lagi tim "underdog" semata, melainkan kekuatan yang patut diperhitungkan di Asia. Perjalanan menuju Piala Dunia memang terjal, namun dengan semangat juang, kerja keras, dan dukungan seluruh rakyat Indonesia, impian untuk melihat Garuda berlaga di pentas dunia bukanlah hal yang mustahil. Thom Haye dan kolega telah siap menyongsong Oktober, bulan yang akan menjadi saksi bisu perjuangan mereka menuju sejarah.