
Tim Nasional Irak, yang dijuluki "Lions of Mesopotamia," menunjukkan sikap teguh dan penuh percaya diri menjelang babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Meskipun memegang posisi sebagai tim dengan peringkat FIFA tertinggi di Grup B, mereka menegaskan bahwa angka di atas kertas tidak akan menjadi penentu utama kesuksesan di lapangan. Fokus utama mereka adalah membuktikan kelayakan dan kualitas sesungguhnya demi meraih mimpi jutaan rakyat Irak untuk kembali berkompetisi di panggung sepak bola terbesar dunia setelah absen selama empat dekade.
Drawing grup Kualifikasi Piala Dunia 2026 babak keempat telah sukses diselenggarakan di markas Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis, 17 Juli 2025. Hasil undian menempatkan Irak di Grup B, bersama dua lawan tangguh lainnya: Timnas Indonesia yang sedang naik daun dan raksasa sepak bola Asia, Arab Saudi. Sebuah grup yang menjanjikan persaingan sengit dan penuh drama, mengingat ambisi besar yang diemban oleh ketiga tim.
Berdasarkan rilis peringkat FIFA terbaru bulan ini, Irak memang menempati posisi yang paling menguntungkan di antara ketiga tim Grup B. Mereka bercokol di peringkat ke-58 dunia dengan mengoleksi 1.417,04 poin. Selisih tipis di bawahnya, Arab Saudi menempati peringkat ke-59 dengan jumlah poin yang identik, 1.417,04 poin. Sementara itu, Timnas Indonesia, yang telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, berada di posisi ke-118 dunia dengan raihan 1.142 poin. Secara matematis, peringkat ini menempatkan Irak sebagai unggulan, namun bagi pelatih kepala Timnas Irak, Jesus Casas, statistik tersebut hanyalah angka.
Pelatih asal Spanyol, Jesus Casas, yang telah membawa perubahan signifikan dalam performa timnas Irak, menegaskan bahwa peringkat FIFA tidak serta-merta menjadikan timnya superior atau diunggulkan di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. Casas, yang memiliki rekam jejak panjang di kancah sepak bola Spanyol sebelum mengambil alih Irak, menekankan bahwa "Lions of Mesopotamia" harus membuktikan diri pantas menjadi tim dengan ranking FIFA teratas di Grup B saat mereka tampil di atas lapangan hijau. Filosofi ini mencerminkan pendekatan Casas yang pragmatis dan berorientasi pada kinerja nyata.
"Kami akan berjuang dengan segala yang kami punya untuk meraih mimpi dari jutaan orang untuk kembali ke Piala Dunia setelah absen 40 tahun," kata Casas dalam pernyataan yang dikutip dari situs resmi AFC. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan cerminan dari tekanan dan harapan besar yang berada di pundak para pemain dan staf pelatih. Terakhir kali Irak lolos ke Piala Dunia adalah pada edisi 1986 di Meksiko, sebuah capaian bersejarah yang ingin mereka ulangi. Sejak saat itu, mereka selalu kandas di babak kualifikasi, seringkali karena ketidakberuntungan atau performa yang belum konsisten.
Casas melanjutkan, "Ranking saja tak cukup, dan kami harus membuktikan kepantasan kami di atas lapangan. Kami akan sangat siap untuk melewati tantangan, mencapai prestasi, dan lolos ke Piala Dunia." Penekanan pada kesiapan dan bukti di lapangan menunjukkan bahwa Casas tidak ingin anak asuhnya terlena dengan status unggulan. Ia sadar bahwa kompetisi di babak ini akan jauh lebih ketat dan setiap kesalahan bisa berakibat fatal. Keseriusan dalam persiapan, disiplin taktis, dan mental baja akan menjadi kunci utama.
Perjalanan Irak di kualifikasi sebelumnya telah menunjukkan potensi besar mereka. Mereka berhasil lolos ke babak ketiga kualifikasi dengan performa meyakinkan, termasuk dua kemenangan atas Indonesia di babak kedua. Di Piala Asia 2023 Qatar awal tahun ini, Irak juga tampil impresif, berhasil mengalahkan Jepang yang merupakan salah satu tim terkuat di Asia, sebelum akhirnya tersingkir di babak 16 besar dalam pertandingan yang dramatis. Keberhasilan ini telah menumbuhkan optimisme di kalangan pendukung dan tim bahwa mereka memiliki kapasitas untuk bersaing di level tertinggi.
Tantangan di Grup B tidak bisa dianggap remeh. Arab Saudi, meskipun memiliki peringkat yang sama dengan Irak, adalah kekuatan tradisional di sepak bola Asia. Mereka adalah tim yang berpengalaman di Piala Dunia, bahkan berhasil mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022. Di bawah asuhan pelatih Roberto Mancini, Arab Saudi akan menjadi lawan yang sangat sulit, dikenal dengan organisasi pertahanan yang solid dan serangan balik yang mematikan. Duel antara Irak dan Arab Saudi diprediksi akan menjadi salah satu pertandingan paling menarik di grup ini, mengingat rivalitas historis kedua negara di kancah sepak bola.
Sementara itu, Timnas Indonesia datang sebagai kuda hitam yang patut diperhitungkan. Di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, "Garuda" telah menunjukkan perkembangan pesat, baik dari segi kualitas permainan maupun mentalitas. Keberhasilan mereka lolos ke babak ketiga kualifikasi adalah bukti nyata dari peningkatan tersebut. Dengan dukungan fanatik dari suporter di setiap pertandingan kandang, serta kehadiran beberapa pemain naturalisasi berkualitas tinggi yang bermain di liga-liga Eropa, Indonesia akan menjadi lawan yang merepotkan, terutama saat bermain di kandang sendiri. Energi dan semangat juang yang ditunjukkan oleh skuad Garuda bisa menjadi faktor penentu.
Jadwal pertandingan awal juga akan sangat krusial bagi Irak. Mereka akan menjalani laga pertama babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Indonesia pada 11 Oktober 2025. Pertandingan ini akan menjadi ujian awal yang penting untuk mengukur kesiapan mental dan taktik tim. Tiga hari berselang, pada 14 Oktober 2025, Aymen Hussein dan kawan-kawan akan menghadapi ujian lebih berat melawan rival abadi mereka, Arab Saudi. Dua pertandingan pembuka ini akan sangat menentukan momentum dan posisi Irak di klasemen grup. Kemenangan di kedua laga ini akan memberikan kepercayaan diri yang besar dan menempatkan mereka di jalur yang tepat menuju kualifikasi.
Penting untuk dipahami bahwa babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melibatkan 18 tim yang dibagi menjadi tiga grup. Dari setiap grup, dua tim teratas (juara dan runner-up) akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Ini berarti total enam tim Asia akan mendapatkan tiket langsung ke turnamen akbar tersebut. Sementara itu, tim yang finis di posisi ketiga dan keempat di setiap grup (total enam tim) akan melanjutkan perjuangan mereka ke babak kelima kualifikasi. Di babak kelima ini, enam tim tersebut akan dibagi lagi menjadi dua grup berisi tiga tim, di mana juara grup akan mendapatkan dua slot tambahan untuk Piala Dunia. Dua tim runner-up dari babak kelima akan saling berhadapan dalam pertandingan playoff, dengan pemenang akan melaju ke playoff antar-konfederasi. Format yang panjang dan berliku ini menuntut konsistensi dan performa puncak di setiap pertandingan.
Maka dari itu, fokus Jesus Casas dan timnya untuk tidak terlena dengan peringkat FIFA sangatlah tepat. Di atas kertas, Irak mungkin terlihat superior, namun dinamika pertandingan sepak bola, terutama di babak kualifikasi yang penuh tekanan, seringkali mengabaikan statistik. Kerja keras, strategi yang matang, adaptasi terhadap lawan, dan semangat juang yang tak kenal menyerah akan menjadi faktor penentu. Mimpi untuk kembali ke Piala Dunia setelah 40 tahun bukan hanya sekadar ambisi tim, tetapi juga harapan seluruh bangsa Irak yang haus akan kejayaan di panggung internasional. Perjalanan panjang dan berat telah menanti, dan Irak siap membuktikan bahwa mereka pantas menjadi salah satu wakil Asia di Piala Dunia 2026.
