Honda Racing Indonesia Siap Cetak Sejarah di Mandalika: Tantangan Baru di Tahun Ke-40 Kiprah Balap Mobil

Honda Racing Indonesia Siap Cetak Sejarah di Mandalika: Tantangan Baru di Tahun Ke-40 Kiprah Balap Mobil

Akhir pekan ini, dunia balap mobil nasional akan berpusat di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, saat putaran pertama Mandalika Festival of Speed (MFOS) 2024 digelar. Salah satu tim yang paling dinanti dan siap mencatatkan sejarah adalah Honda Racing Indonesia (HRI). Dengan sejarah panjang 40 tahun di kancah otomotif Indonesia, HRI datang ke Lombok dengan misi ganda: mempertahankan dominasi dan menaklukkan tantangan sirkuit baru yang eksotis.

Ajang balap bergengsi ini dijadwalkan berlangsung selama dua seri, dengan putaran pertama pada tanggal 19-20 Juli. Semua peserta telah mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan HRI, sebagai juara bertahan di berbagai kelas, tidak terkecuali. Mereka menurunkan tiga pebalap andalannya yang merupakan tulang punggung tim: Alvin Bahar, Avila Bahar, dan Andri Abirezky. Bagi ketiga pebalap ini, ajang MFOS di Mandalika akan menjadi balapan perdana mereka di tahun ini, menjadikannya sebuah pembuka musim yang sangat krusial dan penuh antisipasi.

Momen ini menjadi sangat istimewa bagi Honda Racing Indonesia, mengingat tahun 2024 menandai kiprah ke-40 mereka di olahraga motor Indonesia. Empat dekade dedikasi, inovasi, dan pencapaian telah membentuk HRI menjadi salah satu kekuatan dominan di lintasan balap nasional. Keikutsertaan di Mandalika juga akan menambah koleksi sirkuit yang pernah disambangi dan ditaklukkan oleh HRI, menegaskan adaptasi dan keunggulan mereka di berbagai medan.

Perpindahan lokasi kejurnas balap mobil dari sirkuit Sentul ke Mandalika bukan tanpa alasan. Khusus untuk tahun 2025, Sirkuit Sentul tidak dapat digunakan untuk ajang balap mobil karena sedang menjalani perbaikan dan peningkatan fasilitas demi memenuhi lisensi sirkuit internasional. Akibatnya, seluruh enam putaran kejurnas balap mobil tahun ini akan diselenggarakan di Sirkuit Internasional Mandalika. Pergeseran ini, yang awalnya mungkin terlihat sebagai kendala, justru menjadi kesempatan emas bagi tim-tim untuk menguji adaptasi mereka terhadap lingkungan dan karakteristik lintasan yang sama sekali berbeda.

Tentunya, perubahan sirkuit ini menjadi tantangan besar bagi semua tim dan pebalapnya, termasuk HRI, dalam rangka mempertahankan tiga gelar juara yang berhasil diraih ketiga pebalapnya musim lalu. Perbedaan sirkuit bukan hanya sekadar tata letak (layout) yang berbeda, namun juga menuntut cara bermanuver yang berbeda secara fundamental. Jika selama ini para pebalap terbiasa dengan karakteristik Sirkuit Sentul yang cenderung berada di dataran tinggi dengan lingkungan perbukitan, Mandalika menawarkan lanskap yang kontras, terletak di pinggir pantai dengan topografi yang unik dan terbuka.

Perbedaan tata letak sirkuit secara langsung mempengaruhi gaya pengereman dan menikung akibat variasi tikungan yang ada. Sirkuit Mandalika, dengan tikungan cepat dan lambatnya yang khas, serta variasi elevasi yang subtil, menuntut presisi tinggi dalam pemilihan racing line dan titik pengereman. Para pebalap harus mempelajari kembali setiap inci lintasan, memahami bagaimana setiap tikungan mempengaruhi momentum mobil dan bagaimana memaksimalkan potensi kendaraan di lintasan balap yang baru ini.

Namun, tantangan tidak berhenti pada layout sirkuit saja. Perbedaan mencolok dari lingkungan dan cuaca juga menjadi faktor krusial. Sirkuit Sentul, yang berdekatan dengan gunung, memiliki karakteristik cuaca yang berbeda dengan Mandalika yang berlokasi di pinggir pantai. Kelembaban udara yang tinggi, suhu yang lebih panas, dan potensi angin laut yang kuat dapat memengaruhi performa mesin, daya tahan ban, serta kondisi fisik pebalap. Angin kencang dari pantai, misalnya, dapat mengubah aerodinamika mobil secara signifikan, menuntut penyesuaian pada set-up suspensi dan aerodinamika kendaraan. Panas ekstrem juga dapat menguji sistem pendingin mesin dan menjadi faktor krusial dalam manajemen ban sepanjang balapan.

Tentunya, ini akan ada perubahan besar pada driving style pebalap dan juga cara memaksimalkan setting kendaraan balapnya. Tim teknis HRI harus bekerja ekstra keras untuk menemukan set-up optimal yang sesuai dengan kondisi Mandalika, mulai dari tekanan ban, tingkat kekerasan suspensi, hingga rasio gigi, demi memastikan mobil dapat memberikan performa terbaik di setiap sesi. Pebalap pun harus cepat beradaptasi, mengasah insting dan reflek mereka untuk menaklukkan setiap tikungan dan memaksimalkan kecepatan di trek lurus.

Menyadari besarnya tantangan ini, tim HRI tidak mau mengambil risiko. Mereka sudah tiba di Lombok sepekan sebelum balapan dimulai. Kedatangan lebih awal ini memungkinkan tim untuk melakukan persiapan yang matang, termasuk adaptasi menyeluruh terhadap lingkungan dan iklim setempat. Selama tiga hari penuh, para pebalap dan tim teknis HRI telah melakukan sesi latihan intensif. Mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk familiarisasi lintasan, mengumpulkan data telemetri, melakukan simulasi balapan, serta mengidentifikasi area-area yang memerlukan penyesuaian set-up.

Hasil latihan pun sudah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan, meskipun harus diawali dengan periode adaptasi yang panjang. "Mendapat hasil latihan yang cukup menggembirakan, kami siap tampil maksimal di kejurnas balap mobil Mandalika akhir pekan ini. Baik saya, Avila Bahar atau pun Andri Abirezky, kami siap di kelas masing-masing," jelas Alvin Bahar, yang juga menjabat sebagai Direktur Honda Racing Indonesia, dalam rilis kepada detikSport. Pernyataan Alvin ini mencerminkan optimisme dan keyakinan tim terhadap persiapan yang telah mereka lakukan. Hasil latihan yang positif menjadi modal berharga untuk menghadapi tekanan balapan sesungguhnya.

Alvin Bahar sendiri akan berkompetisi di kelas ITCR 3600, mengendarai pacuan Honda Civic Type R yang sudah terbukti ketangguhannya. Sebagai veteran dan pembalap yang sangat berpengalaman, Alvin diharapkan mampu menjadi lokomotif bagi tim, memimpin dengan performa dan strategi yang matang. Sementara itu, Avila Bahar akan tampil di kelas Kejurnas ITCR 1500 dengan Honda City Hatchback. Avila, sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di Indonesia, akan berusaha keras mempertahankan gelar juaranya dan membuktikan konsistensinya. Terakhir, Andri Abirezky akan berkompetisi dengan Honda Brio di kelas Brio 1200, sebuah kelas yang dikenal sangat kompetitif dan menuntut presisi tinggi dari pebalap. Kombinasi tiga pebalap dengan latar belakang dan pengalaman di kelas yang berbeda ini menjadi kekuatan utama HRI dalam meraih poin maksimal di setiap kategori.

Dengan segala persiapan matang, adaptasi terhadap kondisi baru, dan semangat juang yang tinggi, Honda Racing Indonesia siap menghadapi Mandalika Festival of Speed sebagai sebuah panggung pembuktian. Tidak hanya untuk mempertahankan tiga gelar juara yang diraih musim lalu, tetapi juga untuk merayakan empat dekade perjalanan mereka di dunia balap, serta menorehkan babak baru dalam sejarah motorsports Indonesia di lintasan internasional Mandalika. Akhir pekan ini akan menjadi tontonan menarik bagi para penggemar balap, menyaksikan bagaimana HRI menaklukkan tantangan dan mengukir prestasi di bawah terik matahari pesisir Lombok.

Honda Racing Indonesia Siap Cetak Sejarah di Mandalika: Tantangan Baru di Tahun Ke-40 Kiprah Balap Mobil

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *