
Kabar mengejutkan mengguncang jagat sepak bola global. Awan kelabu pekat menyelimuti kota Liverpool, bukan karena cuaca buruk, melainkan karena kepergian mendadak salah satu bintangnya. Diogo Jota, striker lincah The Reds berkebangsaan Portugal, dikabarkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tragis yang terjadi di Spanyol, meninggalkan luka mendalam bagi klub, rekan setim, jutaan penggemar, dan seluruh komunitas sepak bola. Berita duka ini menyebar dengan cepat, menimbulkan gelombang keterkejutan dan kesedihan yang meluas.
Kepergian Jota terasa semakin pedih dan tak terduga mengingat pada bulan Juni lalu, ia baru saja merayakan puncak kariernya dengan memenangkan gelar bergengsi bersama Timnas Portugal. Gambaran dirinya yang tersenyum lebar, mengangkat trofi kemenangan, masih segar dalam ingatan banyak orang. Tidak hanya itu, hanya 19 jam sebelum insiden nahas tersebut merenggut nyawanya, Jota sempat memposting foto dan video momen pernikahannya yang penuh kebahagiaan di media sosial, menunjukkan dirinya dalam kondisi terbaik dan penuh sukacita. Kontras antara kebahagiaan pribadi yang baru saja dirayakan dengan tragedi yang menimpa kemudian, menciptakan narasi yang sangat memilukan.
Tragedi ganda ini semakin memperparah duka, karena tidak hanya Diogo Jota, tetapi adiknya, Andre Silva, juga tewas dalam peristiwa mengerikan yang sama. Keduanya meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada tengah malam di kilometer 65 A-52, sebuah ruas jalan di dekat wilayah Zamora, Sanabria, Spanyol. Jalanan ini, yang dikenal luas sebagai ‘jalur tengkorak’ atau area rawan kecelakaan lalu lintas, sekali lagi menjadi saksi bisu tragedi yang merenggut nyawa.
Dikutip dari laporan mendalam detikOto, rute A-52 memang telah lama masuk dalam daftar jalur yang paling sering mengalami kecelakaan lalu lintas di Spanyol. Menurut media Spanyol El Dia de Zamora, total 19 kecelakaan telah tercatat di jalur ini sepanjang tahun 2023 saja, dan data terbaru untuk tahun ini belum dirilis secara lengkap, namun indikasi bahaya sudah sangat jelas. Seorang anggota Dewan Kota setempat menjelaskan kondisi jalan yang mengerikan: "Saat [A-52] melewati Cernadilla, itu penuh dengan tikungan tajam yang seringkali dilewati dengan kecepatan 120 kilometer per jam. Visibilitas malam yang buruk biasanya menjadi penyebab utama kecelakaan di area-area ini." Ia menambahkan dengan nada pilu, "Hari ini adalah dua pemain sepak bola terkenal, yang memiliki karier hebat di depan mereka, tetapi mungkin besok korbannya akan menjadi dua orang yang tidak dikenal lagi." Pernyataan ini menyoroti betapa seringnya tragedi serupa terjadi di jalur tersebut, terlepas dari status sosial korbannya.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Garda Sipil Spanyol, kecelakaan yang menimpa Diogo Jota dan adiknya diakibatkan oleh pecah ban saat mobil yang mereka tumpangi hendak melakukan manuver menyalip kendaraan lain. Kondisi mobil ditemukan mengenaskan; setelah ban pecah, kendaraan itu kehilangan kendali, sempat terbalik beberapa kali, sebelum akhirnya terbakar habis. Wakil Delegasi Zamora, Angel Blanco Garcia, dalam sebuah konferensi pers yang dilansir Marca, mengungkapkan betapa parahnya kondisi di lokasi kejadian. "Kendaraan itu terbakar habis, dan akibatnya sangat mengerikan," ujarnya. Ia juga menjelaskan kesulitan dalam identifikasi korban: "Mengenai identitas orang-orang di dalam kendaraan, memang benar bahwa hal itu belum dapat dipastikan 100% karena jenazah saat ini berada di Institut Kedokteran Forensik Zamora, dan tes yang relevan harus dilakukan." Ini menunjukkan tingkat kerusakan yang begitu parah sehingga identitas korban baru bisa dipastikan melalui metode forensik lanjutan.
Liverpool, klub terakhir tempat Jota berkarier sebelum tutup usia, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam. Sebagai bentuk penghormatan abadi dan pengakuan atas kontribusi sang striker, klub yang bermarkas di Anfield tersebut secara resmi mengabadikan nomor punggung 20 milik Diogo Jota, yang berarti nomor tersebut tidak akan lagi digunakan oleh pemain lain di masa mendatang.
Diogo Jota bergabung dengan Liverpool pada musim panas 2020, tiba dari klub Premier League lainnya, Wolverhampton Wanderers, dengan ekspektasi tinggi. Sejak awal, ia mengenakan nomor punggung 20, dan dengan cepat membuktikan dirinya sebagai aset berharga bagi The Reds. Kemampuan adaptasinya yang mulus, kecepatan, insting gol, serta etos kerjanya yang tinggi membuatnya menjadi favorit penggemar. Pemain asal Portugal itu merasakan puncak kariernya di level klub ketika berhasil meraih gelar Premier League untuk pertama dan terakhir kalinya di musim 2024/2025 bersama Liverpool. Gelar ini juga menjadi gelar liga ke-20 bagi Liverpool di kasta tertinggi sepak bola Inggris, sebuah kebetulan angka yang kini memiliki makna ganda yang menyedihkan.
Ucapan belasungkawa mengalir deras dari seluruh penjuru dunia sepak bola. Bintang-bintang besar seperti Cristiano Ronaldo, rekan senegaranya dan idolanya, serta Bruno Fernandes, turut menyampaikan rasa kehilangan mereka melalui media sosial, mengungkapkan kesedihan atas kepergian sahabat dan rekan setim. Bahkan mantan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, yang turut membidani karier Jota di Anfield, menyampaikan pesan duka yang mengharukan. Tidak hanya dari lingkungan terdekatnya, simpati juga datang dari ikon-ikon sepak bola dunia lainnya, termasuk Lionel Messi dan Kylian Mbappe, yang menunjukkan betapa luasnya dampak kepergian Jota di kancah global. Klub-klub lain, asosiasi sepak bola, dan media massa di seluruh dunia juga turut menyampaikan penghormatan mereka.
Tentu dengan seluruh pesan belasungkawa yang bertebaran di media sosial, kepergian pemain berusia 28 tahun itu meninggalkan luka mendalam yang tak terhingga bagi keluarga, rekan, klub, dan jutaan penggemar. Meskipun raganya sudah tiada, nama Diogo Jota akan selalu dikenang sebagai salah satu striker terbaik yang pernah menghiasi lapangan hijau Premier League dan sepak bola Eropa. Ia akan diingat bukan hanya karena gol-golnya yang indah dan kontribusinya di lapangan, tetapi juga karena kepribadiannya yang rendah hati dan profesionalisme yang patut dicontoh.
Dalam mengenang sosok Diogo Jota dan dampaknya bagi dunia sepak bola, detikSore juga akan menghadirkan perspektif unik dari salah satu suporter Liverpool yang paling vokal di Indonesia. Adalah Paulo Dibola, seorang konten kreator sepak bola yang identik dengan kecintaannya pada The Reds. Seperti apa sosok Diogo Jota di mata para fans Liverpool yang begitu setia? Simak obrolan mendalamnya hanya di segmen D’Hattrick sore nanti.
Mengikuti perkembangan terkini tentang ditemukannya mayat yang diduga Staf Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun, detikSore akan bergabung dengan detikSumut untuk mengikuti informasi terbarunya secara langsung dari lapangan. Seperti diberitakan sebelumnya, Reynanda Ginting (26) yang juga merupakan calon jaksa tersebut ditemukan tewas usai hanyut saat hendak mengamankan seorang pangulu atau kepala desa di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Jasad Reynanda ditemukan sejauh 3 km dari lokasi kejadian, setelah pencarian intensif. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikSumut, kejadian tragis ini terjadi saat Reynanda mengejar kades yang secara tiba-tiba menceburkan diri ke sungai untuk menghindari penangkapan. Bagaimana kronologi lengkapnya? Bagaimana kelanjutan perkara yang melibatkan Kades tersebut setelah insiden ini? Ikuti laporan lengkapnya bersama Jurnalis detikSumut yang akan memberikan analisis mendalam.
Jelang matahari terbenam nanti, detikSore akan menghadirkan Dr. Yuliana CHt, seorang pakar hipnoterapi terkemuka, untuk mengupas tuntas bagaimana hipnoterapi dapat menyembuhkan trauma masa lalu yang membekas. Dikenal sebagai salah satu ahli di bidangnya, DR. Yuliana akan membedah bagaimana situasi dan pengalaman masa lalu yang traumatis dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku seseorang di masa kini. Lebih dari itu, ia akan mengupas bagaimana hipnoterapi dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk menarik seseorang keluar dari lingkaran trauma yang membelenggu.
Tidak hanya membahas hal tersebut, bersama Dr. Yuliana, detikSore akan membahas lebih dalam bagaimana para orang tua dapat memberikan sugesti positif kepada anak mereka sejak dini. Benarkah ada waktu-waktu tepat untuk menanamkan isyarat positif kepada buah hati agar tertanam kuat dalam alam bawah sadar mereka? Apakah kepribadian anak dapat didesain atau dibentuk lewat hipnoterapi secara etis dan efektif? Temui Dr. Yuliana CHt dalam segmen Sunsetalk yang penuh inspirasi dan edukasi.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara, yang akan memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi ekonomi terkini. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia, berinteraksi langsung dengan para narasumber dan tim redaksi.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
