Ruben Neves: Kisah Persahabatan Sejati yang Melampaui Lapangan Hijau dan Maut dengan Diogo Jota

Ruben Neves: Kisah Persahabatan Sejati yang Melampaui Lapangan Hijau dan Maut dengan Diogo Jota

Dunia sepak bola, khususnya para penggemar Portugal dan klub-klub yang pernah mereka bela, baru-baru ini dikejutkan oleh kabar duka yang mendalam. Kepergian mendadak penyerang lincah Liverpool dan Timnas Portugal, Diogo Jota, pada 3 Juli 2025, meninggalkan lubang yang tak tergantikan. Namun, di tengah kesedihan universal ini, ada satu kisah yang menonjol dan menyentuh hati: persahabatan sejati antara Diogo Jota dan gelandang Al Hilal, Ruben Neves. Sebuah ikatan yang terjalin sejak usia muda, berkembang di level klub, bersinar di panggung internasional, dan kini diuji oleh takdir yang memisahkan mereka secara fisik.

Ruben Neves dan Diogo Jota, dua talenta kelahiran Portugal yang hanya terpaut beberapa bulan usia, telah berbagi perjalanan yang luar biasa dalam dunia sepak bola. Mereka pertama kali bertemu dan mengukir jejak bersama di akademi FC Porto, salah satu kawah candradimuka terbaik di Portugal. Di sana, bibit persahabatan mereka mulai tumbuh, jauh sebelum nama mereka dikenal luas di kancah global. Meskipun jalur karier mereka sempat sedikit berbeda setelah Porto, takdir kembali mempertemukan mereka di sebuah klub yang tengah membangun ambisi besar di Inggris: Wolverhampton Wanderers.

Pada tahun 2017, Wolves, yang saat itu masih berkompetisi di kasta kedua Liga Inggris, Championship, melakukan gebrakan dengan mendatangkan Ruben Neves dari Porto. Kedatangan Neves, seorang gelandang muda dengan visi dan kemampuan passing yang luar biasa, langsung menjadi sinyal ambisi klub. Tak lama berselang, Diogo Jota menyusul, bergabung dengan Wolves, awalnya sebagai pemain pinjaman dari Atletico Madrid sebelum dipermanenkan. Di bawah arahan pelatih Nuno Espírito Santo, yang juga memiliki latar belakang Portugal, Neves dan Jota menjadi dua pilar utama dalam proyek revolusioner Wolves.

Ikatan mereka semakin menguat di Molineux. Sebagai sesama pemain Portugal yang berusia sepantaran dan berada di negara asing, mereka saling mengandalkan, baik di dalam maupun di luar lapangan. Neves dengan ketenangan dan kontrol lini tengahnya, serta Jota dengan kecepatan, kelincahan, dan insting golnya, menjadi kombinasi mematikan yang sulit dihentikan. Musim 2017/2018 menjadi puncak awal kebersamaan mereka. Dengan Neves sebagai jenderal lapangan tengah dan Jota sebagai mesin gol di lini depan, Wolverhampton Wanderers tampil dominan. Mereka berhasil menjuarai Championship dengan selisih poin yang meyakinkan, sekaligus mengamankan tiket promosi langsung ke Liga Inggris, kasta tertinggi sepak bola Inggris, setelah absen selama enam tahun. Momen mengangkat trofi Championship bersama-sama menjadi kenangan manis yang tak terlupakan, simbol dari kerja keras dan persahabatan yang solid.

Setelah sukses membawa Wolves promosi, mereka terus menunjukkan penampilan impresif di Liga Inggris. Musim demi musim, Neves dan Jota menjadi pemain kunci yang membantu Wolves mengukuhkan diri sebagai tim papan tengah yang patut diperhitungkan, bahkan sempat menembus kompetisi Eropa. Namun, seperti halnya banyak kisah dalam sepak bola, takdir membawa mereka ke persimpangan jalan. Pada tahun 2020, Diogo Jota membuat keputusan besar dalam kariernya dengan pindah ke raksasa Liga Inggris, Liverpool, klub yang dikenal dengan ambisi juara dan intensitas permainan tinggi. Kepindahan ini secara otomatis mengubah dinamika hubungan mereka di lapangan hijau.

Sejak saat itu, dua sahabat karib ini harus saling berhadapan sebagai rival. Setiap kali Liverpool bersua Wolverhampton Wanderers, perhatian tertuju pada duel antara Jota dan Neves. Pertarungan mereka di lapangan, meski sengit dan penuh determinasi, selalu diwarnai rasa saling hormat dan profesionalisme yang tinggi. Diogo Jota, yang mengakui Ruben Neves sebagai "teman terbaiknya" dalam beberapa wawancara, menunjukkan bahwa persahabatan mereka tak lekang oleh rivalitas klub. Momen-momen setelah peluit akhir, di mana mereka saling berpelukan atau bertukar senyum, menjadi bukti nyata betapa kuatnya ikatan pribadi mereka, jauh di atas persaingan kompetitif.

Tak hanya di level klub, persahabatan mereka juga kembali bersatu di panggung internasional. Sebagai dua pemain kunci yang tampil cemerlang di Liga Inggris, panggilan untuk membela Timnas Portugal menjadi hal yang lumrah. Bersama-sama, mereka memperkuat lini tengah dan lini serang Selecao das Quinas, berjuang untuk mengharumkan nama bangsa mereka. Baik Neves maupun Jota adalah bagian integral dari skuad Portugal yang disegani di dunia. Puncak kebersamaan mereka di level internasional datang pada tahun 2025, ketika mereka berhasil mengangkat trofi UEFA Nations League. Kemenangan ini bukan hanya sekadar prestasi tim, melainkan juga simbol dari kerja sama dan dedikasi dua sahabat yang kembali meraih kejayaan bersama, kali ini untuk negara mereka.

Lebih dari sekadar rekan setim atau rival di lapangan, Ruben Neves dan Diogo Jota adalah saudara. Ikatan mereka melampaui batasan profesionalisme. Di luar lapangan, mereka sering menghabiskan waktu bersama, tak jarang dengan menyertakan sanak keluarga masing-masing. Momen-momen kebersamaan ini, yang sering mereka bagikan melalui media sosial, menunjukkan kedalaman persahabatan mereka. Mereka adalah sandaran satu sama lain, berbagi suka dan duka kehidupan, memberikan dukungan dalam setiap tantangan, baik itu cedera, performa yang menurun, atau sekadar momen-momen personal. Pengakuan Jota bahwa Neves adalah teman terbaiknya bukanlah bualan, melainkan cerminan dari hubungan batin yang begitu kuat dan tulus.

Namun, cobaan terbesar dan paling menyakitkan datang pada tanggal 3 Juli 2025. Dunia sepak bola dikejutkan oleh kabar duka yang mengguncang: Diogo Jota meninggal dunia akibat kecelakaan mobil tragis di provinsi Zamora, Spanyol. Dalam insiden nahas itu, Jota tidak sendiri; saudaranya, Andre Silva, seorang pemain sepak bola untuk FC Penafiel, juga turut menjadi korban. Kabar ini menyebar dengan cepat, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan-rekan, dan jutaan penggemar di seluruh dunia.

Tak butuh waktu lama bagi Ruben Neves untuk menunjukkan ketulusan persahabatannya. Kurang dari 24 jam setelah membela Al Hilal di Piala Dunia Antarklub 2025, Neves langsung terbang kembali ke Portugal. Melupakan kelelahan dan jet lag, ia hadir di pemakaman Diogo Jota di Igreja Matriz de Gondomar pada 5 Juli 2025. Di antara ratusan pelayat, termasuk anggota keluarga, rekan setim dari berbagai klub, dan petinggi federasi sepak bola, Ruben Neves berdiri tegak, memanggul peti mati sahabatnya. Ini adalah pemandangan yang memilukan sekaligus mengharukan, sebuah bukti nyata dari ikatan yang tak akan pernah putus. Neves adalah satu-satunya pesepakbola yang mengusung peti mati Jota, sebuah kehormatan dan sekaligus beban emosional yang luar biasa, menunjukkan betapa besar arti Jota dalam hidupnya. Rute Cardoso, istri mendiang Diogo Jota, terlihat bersandar pada lengan Ruben Neves, mencari kekuatan dan kenyamanan dari sahabat suaminya yang kini telah tiada, sebuah gestur yang menggambarkan kedekatan dan kepercayaan mendalam.

Dalam suasana duka yang mendalam, Neves tak hanya hadir secara fisik, tetapi juga memberikan janji yang tak ternilai harganya. Ia berjanji kepada keluarga mendiang Jota, khususnya istri dan anak-anaknya, bahwa ia akan senantiasa membantu mereka. Neves menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa kebutuhan keluarga Jota akan selalu tercukupi, sebuah sumpah yang melampaui batasan persahabatan biasa. Ini adalah bukti nyata dari persahabatan sejati yang tak mengenal akhir, sebuah ikrar yang menggarisbawahi karakter mulia Ruben Neves dan kedalaman hubungannya dengan Diogo Jota.

Kisah Ruben Neves dan Diogo Jota adalah pengingat yang kuat bahwa dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan dan transaksi, ada nilai-nilai kemanusiaan yang tak ternilai harganya. Persahabatan mereka adalah inspirasi, menunjukkan bagaimana ikatan pribadi bisa tumbuh subur di tengah tekanan profesional, melampaui batas klub, rivalitas, bahkan hingga maut memisahkan. Warisan Diogo Jota tak hanya akan dikenang melalui gol-golnya atau trofi yang ia menangkan, tetapi juga melalui persahabatan abadi yang ia jalin dengan Ruben Neves. Sebuah persahabatan yang, meskipun kini hanya tinggal kenangan bagi Jota, akan terus hidup dan menjadi panutan bagi kita semua.

Ruben Neves: Kisah Persahabatan Sejati yang Melampaui Lapangan Hijau dan Maut dengan Diogo Jota

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *