Gunung Lewotobi Meletus, Desa Gelap Gulita hingga Bandara Ditutup

Gunung Lewotobi Meletus, Desa Gelap Gulita hingga Bandara Ditutup

Gunung Lewotobi Meletus Dahsyat: Desa Gelap Gulita, Hujan Kerikil, hingga Bandara Frans Seda Maumere Ditutup Total. Letusan eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak megah di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 11.05 Wita, telah memicu kekacauan dan kepanikan luas di sekitarnya. Erupsi dahsyat tersebut melontarkan kolom abu vulkanik setinggi 18.000 meter atau setara 18 kilometer ke angkasa, mengubah siang menjadi malam di sejumlah desa di lereng gunung. Tak hanya kegelapan yang mencekam, hujan abu vulkanik bercampur kerikil halus turut mengguyur permukiman warga, memaksa mereka mencari perlindungan dan menimbulkan kekhawatiran serius akan dampak jangka panjang.

Kejadian ini dimulai dengan dentuman keras yang menggetarkan bumi, diikuti semburan material pijar dan asap pekat yang membumbung tinggi. Dalam hitungan menit, kolom abu yang semula kelabu berubah menjadi hitam pekat, menutupi langit dan menghalangi cahaya matahari. Heri Makin, seorang warga Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, merasakan langsung kengerian tersebut. "Selama 15 menit awal, kami tidak bisa melihat apa-apa. Langit benar-benar gelap gulita seperti malam hari. Kemudian, kerikil halus dan debu vulkanik mulai turun dengan lebat, menimpa atap rumah dan dedaunan pohon," tuturnya kepada detikBali. Ia menambahkan bahwa warga sempat dilanda kepanikan, namun berupaya tetap tenang dan segera mencari tempat berlindung di dalam rumah. Meskipun kondisi Desa Boru kini berangsur kondusif setelah sempat dihujani abu dan kerikil, pengalaman mencekam tersebut meninggalkan trauma mendalam bagi banyak penduduk.

Dampak letusan tidak hanya terbatas pada kegelapan dan hujan material vulkanik. Kolom abu yang menjulang tinggi hingga 18 kilometer di atas puncak atau sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut ini mengarah ke utara, timur laut, dan barat laut, membawa ancaman serius bagi lalu lintas udara. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Fajarudin M Balido, menjelaskan bahwa erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi sementara mencapai sekitar 6 menit 26 detik, menunjukkan intensitas yang sangat tinggi. Data seismik ini menjadi indikator penting bagi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk terus memantau aktivitas gunung.

Menyikapi situasi darurat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur segera mengambil langkah antisipasi. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avi Manggota Hallan, mengimbau seluruh warga di enam desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) agar menjauhi pusat erupsi. "Pemerintah daerah bersama Polsek Wulanggitang telah berada di wilayah Desa Boru untuk menghimbau warga agar menghindari pusat erupsi. Kami juga telah menyiapkan pos-pos pengungsian bagi warga yang merasa tidak aman di permukiman mereka," jelas Avi. Ia menambahkan, setelah erupsi mereda dan situasi kembali normal, warga yang sempat beraktivitas di Pasar Boru dihimbau untuk segera kembali ke pos pengungsian demi keamanan. Imbauan ini sangat krusial mengingat potensi ancaman susulan dan dampak material vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan, terutama sistem pernapasan. BPBD juga telah mendistribusikan masker dan bantuan logistik awal kepada warga terdampak.

Dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki meluas hingga sektor transportasi udara. Bandar Udara Frans Seda Maumere, yang terletak di Kabupaten Sikka, terpaksa ditutup sementara akibat sebaran abu vulkanik yang membahayakan penerbangan. Kepala Bandara Frans Seda Maumere, Partahian Panjaitan, secara tegas menyatakan, "Hari ini bandara ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan, demi keselamatan penerbangan. Abu vulkanik bisa merusak mesin pesawat dan mengganggu visibilitas pilot." Penutupan ini berdampak langsung pada ratusan penumpang. Salah satunya adalah penerbangan maskapai Wing Air tujuan Larantuka yang terpaksa dibatalkan. Akibatnya, setidaknya 130 penumpang gagal berangkat maupun tiba di tujuan mereka, menyebabkan kekecewaan dan penyesalan mendalam. Banyak penumpang yang terpaksa menunda perjalanan penting, termasuk urusan bisnis, keluarga, hingga medis.

Situasi di Bandara Frans Seda Maumere terpantau tegang. Antrean penumpang yang kebingungan memadati loket maskapai, mencari informasi dan jadwal ulang penerbangan. "Saya seharusnya terbang hari ini untuk menghadiri acara penting di Larantuka. Sekarang semua rencana berantakan," keluh seorang penumpang yang enggan disebutkan namanya. Pihak maskapai dan bandara berupaya memberikan informasi terkini dan membantu proses penjadwalan ulang atau pengembalian tiket, namun ketidakpastian kapan bandara akan dibuka kembali menambah frustrasi. Penutupan bandara ini tidak hanya memengaruhi mobilitas individu, tetapi juga berpotensi mengganggu pasokan logistik dan aktivitas ekonomi di wilayah Flores dan sekitarnya. Penerbangan kargo, yang vital untuk distribusi barang kebutuhan pokok dan medis, juga terhenti.

Para ahli vulkanologi dari PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki secara intensif. Mereka menganalisis data seismik, deformasi tanah, dan visual untuk memprediksi kemungkinan letusan susulan. Peningkatan aktivitas vulkanik ini mengingatkan kita akan sifat gunung berapi yang tidak dapat diprediksi. Edukasi dan sosialisasi mengenai prosedur keselamatan dan evakuasi menjadi sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Pemerintah daerah bersama instansi terkait juga sedang menyusun rencana mitigasi jangka panjang, termasuk pembangunan jalur evakuasi yang lebih baik, penyediaan tempat penampungan yang layak, dan pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi warga.

Meskipun saat ini kondisi di Desa Boru dan sekitarnya dilaporkan mulai kondusif setelah letusan awal, ancaman dari Gunung Lewotobi Laki-laki belum sepenuhnya hilang. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mematuhi arahan dari pihak berwenang, dan tidak mendekati zona bahaya yang telah ditetapkan. Kesehatan pernapasan menjadi perhatian utama, mengingat partikel abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi dan masalah serius jika terhirup. Penggunaan masker dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi krusial.

Penutupan Bandara Frans Seda Maumere adalah langkah pencegahan yang vital untuk menghindari insiden penerbangan yang fatal. Pengalaman dari letusan gunung berapi lain di Indonesia dan dunia menunjukkan betapa berbahayanya abu vulkanik bagi mesin jet dan sistem navigasi pesawat. Dampak ekonomi dan sosial akibat pembatalan penerbangan dan gangguan transportasi tentu tidak dapat dihindari, namun keselamatan jiwa tetap menjadi prioritas utama. Seluruh pihak berharap aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki segera mereda, memungkinkan kehidupan normal kembali pulih, dan bandara dapat beroperasi seperti sedia kala. Kondisi terkini gunung akan terus diperbarui secara berkala oleh PVMBG dan BPBD untuk memastikan keamanan seluruh warga dan lalu lintas udara di wilayah terdampak.

Gunung Lewotobi Meletus, Desa Gelap Gulita hingga Bandara Ditutup

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *