
Masa depan gelandang muda berbakat Indonesia, Marselino Ferdinan, di klub Inggris Oxford United kini berada di persimpangan jalan. Klub yang baru promosi ke Championship ini secara terbuka mempertimbangkan opsi meminjamkan Marselino ke klub lain, sebuah langkah yang menggarisbawahi tantangan adaptasi dan kebutuhan krusial akan waktu bermain bagi pemain muda yang sedang berkembang. Keputusan ini mencuat setelah Marselino kesulitan menembus skuad utama dan minimnya menit bermain pada musim perdananya di sepak bola Inggris.
Marselino Ferdinan, yang dikenal sebagai salah satu permata sepak bola Indonesia, bergabung dengan Oxford United dari Persebaya Surabaya dengan ekspektasi tinggi. Sejak debutnya di tim senior Persebaya pada usia yang sangat muda, ia telah memukau banyak pihak dengan visi permainan, kemampuan dribbling, dan tembakan akuratnya. Prestasinya di level klub dan terutama di Tim Nasional Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pilar penting di berbagai kelompok umur hingga tim senior, telah menempatkannya sebagai harapan besar bagi masa depan sepak bola Tanah Air. Transfernya ke Eropa, khususnya ke Inggris, dipandang sebagai langkah ideal untuk mengasah talentanya dan membawanya ke level berikutnya. Harapannya adalah ia bisa mengikuti jejak para pemain Asia Tenggara lain yang sukses menembus kompetisi Eropa.
Namun, realitas sepak bola Inggris, khususnya di level Championship, ternyata jauh lebih keras dari yang dibayangkan. Liga Championship dikenal sebagai salah satu liga paling kompetitif dan menuntut di dunia. Intensitas fisik yang tinggi, kecepatan permainan yang luar biasa, dan jadwal padat menjadi tantangan besar bagi pemain mana pun, apalagi bagi pemain muda yang baru pertama kali merantau ke Eropa. Musim lalu, Marselino hanya mencatat satu penampilan selama 13 menit di Championship 2024/25 dan satu menit di Piala FA. Angka ini secara jelas menunjukkan betapa sulitnya baginya untuk mendapatkan kepercayaan dan kesempatan di tengah persaingan ketat dalam skuad Oxford United.
Pelatih Oxford United, Gary Rowett, yang memiliki pengalaman luas di sepak bola Inggris, memahami betul dilema ini. Dalam keterangannya usai laga pramusim Piala Presiden 2025 di Jakarta, ia menegaskan bahwa Marselino adalah pemain muda yang sangat bertalenta. Namun, bakat saja tidak cukup. "Setiap pemain muda yang ingin berkembang butuh waktu bermain. Mereka harus berada di lapangan untuk belajar dan menjadi lebih baik," ujar Rowett, menggarisbawahi prinsip dasar pengembangan pemain. Pernyataan ini bukan hanya sekadar basa-basi, melainkan refleksi dari kebutuhan mendesak akan pengalaman bertanding yang hanya bisa didapat melalui menit bermain reguler.
Saat ini, Marselino tengah menjalani musim keduanya bersama Oxford dan disertakan dalam tur pramusim, termasuk turnamen Piala Presiden 2025 di Jakarta. Kehadirannya di Indonesia, bermain di hadapan ribuan penggemar tanah air di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat timnya menghadapi Liga Indonesia All Star, memberikan secercah harapan sekaligus tekanan. Tur pramusim ini menjadi ajang pembuktian penting bagi Marselino. Rowett menjelaskan bahwa rencana klub saat ini adalah melihat kemampuan Marselino secara langsung selama masa persiapan menyambut musim baru. "Rencana kami saat ini adalah melihat di mana posisinya saat pramusim. Kami ingin memberinya kesempatan bermain di pertandingan seperti ini," katanya.
Periode pramusim ini menjadi jendela krusial bagi Marselino untuk menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal adaptasi fisik, pemahaman taktik, dan kemampuan bersaing di level yang lebih tinggi. Ini adalah kesempatannya untuk meyakinkan staf pelatih bahwa ia siap bersaing untuk tempat di tim utama Oxford United. Namun, jika pada akhirnya Rowett dan timnya merasa Marselino tidak berkembang cukup baik bersama mereka atau tidak mampu menembus skuad reguler, opsi peminjaman akan menjadi pilihan utama. "Jika kemudian kami merasa dia tak berkembang cukup baik bersama kami maka kami ingin meminjamkannya agar bisa bermain secara reguler," tegas Rowett.
Peminjaman pemain muda adalah praktik umum dalam sepak bola Eropa. Klub-klub besar seringkali meminjamkan pemain muda mereka ke tim di divisi yang lebih rendah atau liga lain yang menawarkan lebih banyak menit bermain. Tujuannya jelas: memberikan pengalaman berharga, mematangkan kemampuan, dan mempercepat proses adaptasi dengan gaya sepak bola Eropa yang berbeda. Bagi Marselino, opsi peminjaman bisa menjadi berkah tersembunyi. Daripada hanya duduk di bangku cadangan atau bahkan tidak masuk skuad di Championship, bermain secara reguler di liga lain, seperti League One atau League Two di Inggris, atau bahkan liga-liga di Belgia, Belanda, atau Portugal yang dikenal sebagai "pabrik" pemain muda, akan jauh lebih bermanfaat bagi perkembangannya.
Liga-liga seperti Eredivisie Belanda atau Liga Pro Belgia, misalnya, sering menjadi tujuan favorit bagi pemain muda non-Eropa yang ingin mengasah kemampuan. Kedua liga ini menawarkan kombinasi antara kualitas teknis yang baik dan tekanan yang tidak seintens di Inggris, memungkinkan pemain untuk mengembangkan diri tanpa beban yang terlalu berat. Peminjaman ke klub di liga-liga tersebut akan memberinya kesempatan untuk beradaptasi dengan budaya sepak bola Eropa secara lebih mendalam, menghadapi lawan-lawan dengan gaya bermain yang bervariasi, dan yang paling penting, mendapatkan menit bermain yang konsisten.
Tentu saja, ada risiko yang menyertai peminjaman. Tidak ada jaminan bahwa Marselino akan langsung sukses di klub pinjaman. Ia tetap harus berjuang untuk mendapatkan tempat, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan menunjukkan performa terbaiknya. Cedera, ketidakcocokan dengan sistem pelatih, atau bahkan lingkungan tim yang kurang kondusif bisa menjadi hambatan. Oleh karena itu, pemilihan klub pinjaman yang tepat akan menjadi kunci. Oxford United perlu memastikan bahwa klub tujuan peminjaman memiliki filosofi yang mendukung pengembangan pemain muda, serta menjamin menit bermain yang signifikan.
Lebih lanjut, Gary Rowett juga menyoroti pentingnya Marselino bagi Tim Nasional Indonesia. "Kami tahu dia pemain penting untuk Timnas Indonesia. Jadi, memberinya kesempatan untuk berkembang lewat bermain, baik bersama Oxford United atau klub lain, sangat penting musim ini," ucapnya. Komentar ini menunjukkan bahwa Oxford United menyadari peran besar Marselino di level internasional dan ingin memastikan bahwa keputusannya mendukung performa sang pemain baik di level klub maupun negara. Perkembangan Marselino yang stagnan karena kurangnya menit bermain tentu akan berdampak pada performanya bersama Timnas Garuda, yang saat ini sedang gencar membangun fondasi tim yang kuat untuk masa depan.
Para penggemar sepak bola Indonesia tentu menaruh harapan besar pada Marselino. Mereka ingin melihatnya sukses di Eropa, menjadi duta sepak bola Indonesia, dan membawa pulang pengalaman berharga untuk dibagikan kepada rekan-rekan setimnya di Timnas. Oleh karena itu, situasi ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus optimisme. Kekhawatiran akan stagnasi karier jika ia terus minim bermain, namun optimisme bahwa peminjaman bisa menjadi solusi terbaik untuk mendapatkan pengalaman dan berkembang.
Pada akhirnya, keputusan mengenai masa depan Marselino Ferdinan akan sangat krusial bagi kelanjutan kariernya di Eropa. Apakah ia akan mampu memanfaatkan kesempatan di pramusim untuk meyakinkan Gary Rowett agar memberinya peran lebih besar di Oxford United, ataukah ia akan melangkah ke babak baru dalam kariernya melalui jalur peminjaman? Yang jelas, kebutuhan akan menit bermain reguler adalah prioritas utama. Dengan bakat dan etos kerja yang dimilikinya, Marselino memiliki potensi untuk menjadi pemain bintang. Namun, potensi itu hanya akan terwujud jika ia mendapatkan panggung yang cukup untuk mengasah dan menunjukkan kemampuannya secara konsisten. Musim ini adalah momen penentuan bagi Marselino Ferdinan.
