EHang 216-S: Taksi Terbang Berubah Wajah Jadi Armada Patroli Canggih POLRI di Peringatan Hari Bhayangkara ke-79

EHang 216-S: Taksi Terbang Berubah Wajah Jadi Armada Patroli Canggih POLRI di Peringatan Hari Bhayangkara ke-79

Jakarta, Indonesia – Sebuah terobosan signifikan dalam modernisasi sistem keamanan dan penegakan hukum di Indonesia telah dipamerkan secara menawan pada perayaan Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79. Dalam acara yang penuh makna ini, EHang 216-S, sebuah kendaraan udara otonom (AAV) yang dikenal sebagai taksi terbang, mencuri perhatian dengan penampilan barunya sebagai armada patroli presisi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Inisiatif visioner ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara POLRI dan Prestige Aviation, yang secara resmi memperkenalkan EHang 216-S sebagai pionir "drone patrol presisi" yang siap menjalankan fungsi pengawasan dan respons cepat dari udara.

Kehadiran EHang 216-S dalam balutan seragam kepolisian pada acara penting tersebut bukan sekadar simbolis, melainkan representasi nyata dari komitmen POLRI untuk mengadopsi teknologi mutakhir demi efisiensi operasional dan peningkatan kualitas layanan publik. Prestige Aviation, sebagai salah satu pelopor dalam industri penerbangan masa depan di Indonesia, menegaskan bahwa penggunaan EHang 216-S akan membawa dampak transformatif terhadap efisiensi anggaran operasional. "Dengan biaya operasional yang sangat murah, berkisar ratusan ribu rupiah untuk setiap perjalanan singkat, penggunaan EHang 216-S diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap efisiensi anggaran operasional, khususnya dalam kegiatan patroli rutin," demikian bunyi keterangan resmi dari Prestige Aviation yang dirilis pada Senin, 7 Juli 2025. Perbandingan biaya ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan operasional helikopter konvensional yang memerlukan biaya bahan bakar, perawatan, dan gaji pilot yang jauh lebih tinggi. Potensi penghematan jutaan bahkan miliaran rupiah per tahun dapat dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak dalam tubuh kepolisian.

EHang 216-S sendiri adalah sebuah mahakarya rekayasa kedirgantaraan. Dirancang sebagai kendaraan udara otonom tanpa pilot (Autonomous Aerial Vehicle), ia mampu mengangkut dua penumpang dengan nyaman. Ditenagai oleh 16 motor listrik independen yang dipasang pada delapan lengan kokoh, EHang 216-S memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (eVTOL) yang menjadikannya sangat fleksibel untuk beroperasi di area padat atau tanpa landasan pacu khusus. Dengan sekali pengisian daya penuh, taksi terbang ini mampu menempuh jarak hingga 30 kilometer, dengan waktu terbang berkisar antara 18 hingga 25 menit. Kecepatan maksimalnya mencapai 90 kilometer per jam, menjadikannya alat yang ideal untuk respons cepat dalam situasi darurat. Desain multi-rotornya juga memberikan tingkat redundansi dan stabilitas yang tinggi, meningkatkan faktor keamanan operasional.

Baca Juga:

Penggunaan EHang 216-S sebagai armada drone patrol presisi juga merupakan bagian integral dari visi jangka panjang Prestige Aviation untuk membangun ekosistem Urban Air Mobility (UAM) yang aman dan efisien di Indonesia. Konsep UAM sendiri merujuk pada sistem transportasi udara yang dirancang untuk mengangkut orang dan barang di dalam dan sekitar wilayah perkotaan menggunakan pesawat kecil, listrik, dan otonom. Dengan dukungan EHang 216-S, visi ini diharapkan dapat mendukung tugas-tugas kepolisian yang semakin kompleks di era modern, termasuk pengawasan di area padat dan sulit dijangkau oleh kendaraan konvensional, serta mempercepat respons terhadap situasi darurat. Kemampuan navigasi otonom yang canggih memungkinkan EHang 216-S untuk beroperasi dengan presisi tinggi, bahkan dalam kondisi yang menantang.

Teknologi mutakhir yang diusung oleh EHang 216-S dinilai sangat cocok untuk mengakomodasi empat sektor utama dalam operasional kepolisian, memperluas kapabilitas dan efektivitas kinerja POLRI:

  1. Patroli Udara Otomatis: EHang 216-S mampu menjalankan fungsi patroli dan pemantauan udara secara lebih efektif di berbagai jenis wilayah, mulai dari perkotaan yang padat, perairan yang luas, hingga area udara yang memerlukan pengawasan ketat. Teknologi ini memungkinkan pengawasan area rawan kejahatan, lokasi bencana alam, serta kerumunan masyarakat dalam skala besar secara real-time tanpa terhambat oleh medan darat. Kemampuan untuk mengidentifikasi anomali, melacak pergerakan mencurigakan, dan mengumpulkan bukti visual dari ketinggian memberikan keuntungan taktis yang signifikan bagi aparat penegak hukum. Data dan gambar yang dikumpulkan dapat langsung dialirkan ke pusat komando untuk analisis dan tindakan cepat.

  2. Medivac dan Layanan Tanggap Darurat: EHang 216-S memiliki potensi besar dalam mendukung evakuasi medis udara (medivac) secara efisien dan cepat, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau oleh ambulans darat atau helikopter konvensional. Sifatnya yang otonom, tanpa memerlukan pilot di dalamnya, memungkinkan unit ini untuk dikirim ke lokasi darurat dengan waktu tanggap yang lebih cepat dan biaya yang lebih efisien. Dalam situasi kritis seperti kecelakaan lalu lintas parah di jalanan macet, bencana alam di daerah terpencil, atau insiden di lokasi yang tidak terjangkau, EHang 216-S dapat menjadi garis depan dalam mempercepat respons dan pengiriman bantuan medis esensial, bahkan sebelum tim darat tiba.

  3. Integrasi dengan Sistem Komando dan Kendali (Command Center): Salah satu keunggulan utama EHang 216-S adalah kemampuannya untuk diintegrasikan secara mulus dengan sistem pemantauan dan command center POLRI yang sudah ada. Hal ini mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat berbasis data dan visual udara secara real-time. Dengan feed video definisi tinggi dan data sensor yang terus-menerus dialirkan dari EHang 216-S, para komandan di command center dapat memiliki gambaran situasional yang komprehensif, memungkinkan mereka untuk mengkoordinasikan unit-unit darat dengan lebih efektif, mengalokasikan sumber daya secara optimal, dan merumuskan strategi penanganan insiden yang lebih responsif. Ini adalah lompatan besar menuju konsep "smart policing."

  4. Transportasi Personil: EHang 216-S mampu menjadi tulang punggung untuk mobilisasi personil kepolisian secara cepat, efisien, dan aman, terutama untuk tim khusus atau unit respons cepat. Dalam situasi di mana waktu adalah esensi, seperti pengejaran pelaku kejahatan, pengiriman tim anti-teror, atau evakuasi sandera, EHang 216-S dapat mengangkut personil melintasi kemacetan lalu lintas kota atau medan sulit dengan kecepatan yang jauh melampaui kendaraan darat. Peningkatan respons operasional di berbagai situasi darurat dan non-darurat akan secara langsung berkontribusi pada peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dari segi keamanan dan legalitas operasional, EHang 216-S telah mengantongi serangkaian sertifikasi penting yang membuktikan standar keselamatan dan keandalannya. Ini termasuk AOC (Air Operator Certificate) yang diterbitkan oleh CAAC (Civil Aviation Administration of China), C of R (Certificate of Registration), dan C of A (Certificate of Airworthiness). Sertifikat-sertifikat ini bukan sekadar formalitas; mereka adalah legalitas yang menegaskan bahwa EHang 216-S telah memenuhi standar keselamatan, performa, dan keandalan yang setara dengan pesawat berawak. CAAC sendiri adalah salah satu badan penerbangan sipil terbesar dan paling ketat di dunia, sehingga sertifikasi dari mereka memberikan validasi global atas kapabilitas dan keamanan EHang 216-S. Keberadaan sertifikasi ini sangat krusial untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan operasional yang aman di ruang udara yang semakin ramai.

Penggunaan EHang 216-S oleh POLRI bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Pada tahun 2022 lalu, sebuah unit drone EHang 216 milik IMI (Ikatan Motor Indonesia) telah dioperasikan untuk membantu POLRI dan berbagai stakeholder dalam penanganan pasca-erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dalam misi kemanusiaan tersebut, drone ini diperbantukan untuk memotret dan memetakan wilayah terdampak erupsi yang sangat luas dan sulit diakses. EHang 216 berhasil memberikan gambaran real-time mengenai skala kerusakan, mengidentifikasi lokasi yang masih hancur berantakan akibat lahar dingin, hingga memantau daerah mana saja yang akses jalannya masih belum bisa dilalui transportasi darat. Informasi vital yang dikumpulkan oleh EHang 216-S sangat membantu tim SAR dan relawan dalam merencanakan rute evakuasi, menyalurkan bantuan, serta memetakan zona aman dan berbahaya, yang secara signifikan mempercepat proses penanganan bencana dan penyelamatan jiwa. Pengalaman ini menjadi bukti nyata kapasitas dan keandalan EHang 216-S dalam kondisi operasional yang ekstrem.

Masa depan Urban Air Mobility dan integrasinya dalam sektor publik seperti kepolisian di Indonesia tampak cerah. Namun, perjalanan ini tentu tidak tanpa tantangan. Pengembangan kerangka regulasi yang komprehensif untuk operasi AAV di wilayah udara perkotaan, pembangunan infrastruktur pendukung seperti vertiport dan stasiun pengisian daya, serta edukasi publik mengenai teknologi ini akan menjadi langkah-langkah krusial berikutnya. Potensi EHang 216-S untuk menjadi tulang punggung mobilitas udara perkotaan dan alat penegakan hukum yang revolusioner sangat besar, membuka era baru dalam keamanan dan layanan publik di Indonesia. Dengan langkah proaktif ini, POLRI menunjukkan komitmennya untuk menjadi institusi yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan dengan dukungan teknologi terdepan.

EHang 216-S: Taksi Terbang Berubah Wajah Jadi Armada Patroli Canggih POLRI di Peringatan Hari Bhayangkara ke-79

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *