By admin 
Kabar transfer yang menggemparkan jagat sepak bola datang dari Italia, mengindikasikan bahwa Jadon Sancho, winger berbakat namun terpinggirkan dari Manchester United, kini semakin dekat untuk memulai babak baru dalam kariernya bersama raksasa Serie A, Juventus. Menurut laporan terbaru dari pengamat sepak bola Italia terkemuka, Alfredo Pedulla, kedua klub telah mencapai kesepakatan prinsip mengenai biaya transfer sang pemain, yang ditaksir mencapai angka 25 juta euro. Angka ini menandai penurunan nilai yang drastis dibandingkan dengan mahar fantastis sebesar 85 juta euro yang dikeluarkan Manchester United saat memboyongnya dari Borussia Dortmund pada musim panas 2021, namun bagi United, ini adalah langkah krusial untuk melepas beban gaji dan membuka ruang di skuad mereka.
Perjalanan Jadon Sancho di Old Trafford bisa dibilang jauh dari ekspektasi. Setelah mencuri perhatian dunia dengan penampilan gemilang bersama Borussia Dortmund di Bundesliga dan Liga Champions, di mana ia mencatatkan 50 gol dan 64 assist dalam 137 penampilan, kepindahannya ke Manchester United digadang-gadang akan membawa tim Setan Merah kembali ke puncak kejayaan. Di Dortmund, Sancho menjelma menjadi salah satu winger paling eksplosif dan kreatif di Eropa, dengan kemampuan dribbling memukau, visi permainan yang tajam, dan insting mencetak gol yang mematikan. Ia menjadi ikon bagi generasi baru pemain muda Inggris yang sukses di luar negeri. Namun, adaptasinya di Premier League terbukti jauh lebih sulit. Dalam tiga musim penuh bersama United, ia hanya mampu menyumbangkan 12 gol dan 6 assist dari 82 penampilan di semua kompetisi. Penampilannya yang inkonsisten, ditambah dengan isu cedera dan masalah kebugaran, membuatnya kesulitan mengamankan tempat reguler di starting XI.
Puncak dari masalah Sancho di Manchester United terjadi pada awal musim 2023/2024, ketika ia terlibat perselisihan publik dengan manajer Erik ten Hag. Setelah tidak dimasukkan dalam skuad untuk pertandingan melawan Arsenal, Ten Hag menyatakan bahwa alasan di balik keputusannya adalah performa Sancho dalam sesi latihan yang tidak memenuhi standar. Sancho merespons dengan unggahan di media sosial yang membantah klaim manajer, mengklaakan bahwa ia telah dijadikan "kambing hitam". Insiden ini berujung pada pengucilan Sancho dari tim utama. Ia dilarang berlatih dengan skuad senior, makan di fasilitas tim utama, dan bahkan harus menggunakan fasilitas akademi. Situasi ini membuat kepergiannya dari Old Trafford menjadi tak terhindarkan, dan pada Januari 2024, ia dipinjamkan kembali ke klub lamanya, Borussia Dortmund.
Kepulangan ke Signal Iduna Park terbukti menjadi titik balik bagi Sancho. Meskipun belum sepenuhnya kembali ke performa puncaknya, ia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Sancho berkontribusi penting dalam perjalanan mengejutkan Dortmund hingga final Liga Champions 2024, di mana mereka akhirnya takluk dari Real Madrid. Penampilannya di Eropa, khususnya saat melawan Paris Saint-Germain di semifinal, membuktikan bahwa sentuhan magisnya masih ada. Ini memicu kembali minat dari berbagai klub top Eropa, dan Juventus muncul sebagai peminat paling serius. Setelah masa peminjamannya berakhir, Sancho kembali ke Manchester United, namun statusnya sebagai pemain yang akan dijual sudah sangat jelas. Ia bahkan dilaporkan tidak disertakan dalam skuad MU untuk persiapan pramusim menuju kompetisi mendatang, sebuah indikasi kuat bahwa masa depannya tidak lagi di Old Trafford.
Dari sudut pandang Manchester United, penjualan Jadon Sancho adalah prioritas utama di bursa transfer musim panas ini. Dengan struktur gaji yang tinggi dan kebutuhan untuk mematuhi regulasi Financial Fair Play (FFP), melepas pemain dengan gaji besar yang tidak lagi berkontribusi signifikan adalah langkah yang bijak. Dana hasil penjualan Sancho, ditambah dengan penghematan dari gajinya, akan sangat penting bagi United untuk mendanai target transfer mereka di bawah kepemimpinan baru Sir Jim Ratcliffe dan INEOS. United sendiri tengah berupaya memperkuat lini serang mereka, khususnya di posisi sayap. Salah satu nama yang santer dikaitkan dengan mereka adalah Bryan Mbeumo dari Brentford. Kedatangan Mbeumo, yang dikenal dengan kecepatan, kemampuan mencetak gol, dan etos kerjanya, akan menjadi tambahan berharga jika Sancho benar-benar hengkang.
Sementara itu, bagi Juventus, perekrutan Jadon Sancho adalah sebuah langkah strategis yang berpotensi menjadi "curi" pasar. Dengan biaya transfer yang relatif rendah untuk kaliber pemain seperti Sancho, Bianconeri melihat peluang untuk merevitalisasi karier seorang talenta kelas dunia. Juventus, yang baru saja menunjuk Thiago Motta sebagai pelatih kepala mereka, sedang dalam fase transisi dan berupaya membangun kembali skuad yang kompetitif untuk menantang gelar Serie A dan tampil apik di Liga Champions. Motta dikenal dengan filosofi sepak bola yang mengedepankan penguasaan bola, fleksibilitas taktis, dan pemain yang mampu beradaptasi di berbagai posisi. Sancho, dengan kemampuan dribbling, kreativitas, dan visinya, bisa menjadi aset berharga dalam sistem Motta, baik sebagai winger di kedua sisi maupun sebagai playmaker sentral yang bergerak bebas.
Namun, kendala terakhir dalam transfer ini tampaknya terletak pada persoalan gaji Sancho. Juventus dilaporkan menawarkan gaji sebesar 5 juta euro per tahun kepada sang pemain. Angka ini kemungkinan lebih rendah dari gajinya di Manchester United, yang diperkirakan mencapai sekitar 350.000 poundsterling per minggu atau sekitar 18 juta euro per tahun. Meskipun Sancho dikabarkan memprioritaskan kepindahan ke Juventus di antara tawaran-tawaran lain yang mungkin ia terima, negosiasi mengenai gaji adalah langkah terakhir yang harus diselesaikan. Perbedaan ini mungkin menjadi alasan mengapa transfer belum diresmikan, dengan agen Sancho kemungkinan mencoba untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik bagi kliennya, atau Sancho sendiri harus siap menerima pemotongan gaji signifikan demi menghidupkan kembali kariernya.
Juventus sendiri cukup aktif di bursa transfer musim panas ini. Selain mengejar Sancho, mereka juga dikaitkan dengan pemain Premier League lainnya, seperti gelandang Tottenham Hotspur, Yves Bissouma. Bissouma, yang dikenal dengan kekuatan fisiknya, kemampuan merebut bola, dan distribusinya, akan menambah kedalaman dan kualitas di lini tengah Juventus jika transfernya terwujud. Sejauh ini, Juventus sudah berhasil mengamankan beberapa nama baru untuk memperkuat skuad mereka. Mereka telah mendatangkan penyerang Jonathan David dari Lille, kiper Michele Di Gregorio dari Monza, winger Nicolas Gonzalez dari Fiorentina, bek Lloyd Kelly dari Bournemouth, dan talenta muda Alessandro Pietrelli. Kedatangan pemain-pemain ini menunjukkan ambisi Juventus untuk memperkuat setiap lini, dari pertahanan hingga serangan, dan membangun tim yang lebih seimbang dan kompetitif di bawah arahan Thiago Motta.
Kesepakatan antara Manchester United dan Juventus untuk Jadon Sancho senilai 25 juta euro adalah cerminan dari dinamika pasar transfer modern, di mana nilai pemain dapat berfluktuasi drastis tergantung pada performa, situasi klub, dan kondisi kontrak. Bagi Sancho, kepindahan ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk bersinar di panggung tertinggi. Lingkungan baru di Turin, di bawah bimbingan Thiago Motta, bisa jadi adalah katalis yang ia butuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri dan performa terbaiknya. Sementara bagi Juventus, ini adalah investasi berisiko rendah dengan potensi keuntungan yang sangat tinggi. Jika Sancho mampu menemukan kembali sentuhan magisnya, 25 juta euro akan menjadi salah satu pembelian terbaik musim panas ini. Dan bagi Manchester United, penjualan ini adalah langkah penting dalam upaya mereka untuk merombak skuad, menyeimbangkan keuangan, dan memulai babak baru yang lebih cerah di bawah kepemimpinan INEOS. Semua mata akan tertuju pada Allianz Stadium, menanti pengumuman resmi dan melihat bagaimana Jadon Sancho akan beradaptasi dengan tantangan baru di Serie A.
