
Di tengah hiruk pikuk dunia hiburan yang kerap mengidentikkan kesuksesan dengan kepemilikan mobil-mobil mewah berharga fantastis, Nazriel Irham, atau yang lebih dikenal dengan nama Ariel Noah, tampil sebagai anomali yang menarik. Vokalis band legendaris Noah ini justru menunjukkan preferensi yang kontras dan teguh: ia lebih memilih mengoleksi dan berkendara dengan kendaraan roda dua alias sepeda motor, alih-alih berlomba-lomba memarkirkan deretan mobil mahal di garasinya. Pilihan ini bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan sebuah manifestasi dari gairah yang telah lama bersemi dan filosofi hidup yang mendalam.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan detikOto yang berlangsung di kantor detikcom di Tendean, Jakarta Selatan, pada Kamis malam (3/7) waktu setempat, Ariel tanpa ragu mengungkapkan alasan di balik kecintaannya yang begitu besar terhadap sepeda motor. Baginya, ketertarikan ini bukanlah hal baru atau tren sesaat, melainkan benih yang telah tertanam sejak lama. "Emang nggak suka (koleksi mobil) sih. Gue dari dulu sebenarnya emang senengnya sama motor. Kalau mobilnya jadinya cuma dipakai sesuai fungsi aja," ujar Ariel dengan lugas, menjelaskan bahwa kendaraan roda empat baginya hanyalah alat transportasi yang memenuhi kebutuhan fungsional semata, tanpa ada ikatan emosional atau gairah koleksi yang mendalam seperti halnya pada motor.
Pernyataan Ariel ini tentu saja menarik perhatian, mengingat statusnya sebagai salah satu figur publik paling berpengaruh di Indonesia. Fenomena selebriti Tanah Air kerap diidentikkan dengan gaya hidup glamor, di mana kepemilikan mobil sport atau limosin mewah seringkali menjadi simbol status dan kesuksesan. Namun, Ariel memilih jalur yang berbeda, sebuah jalan yang lebih "merakyat" namun sekaligus otentik, mencerminkan sisi pribadinya yang membumi dan petualang.
Sebagai perbandingan, koleksi mobil Ariel terbilang sangat sederhana. Ia hanya memiliki satu mobil biasa yang digunakannya sehari-hari, yakni sebuah Honda CRV. Meskipun ia tidak merinci tahun produksi kendaraan tersebut, Ariel menegaskan bahwa CRV itu dibeli dengan dana pribadinya, menegaskan bahwa kepemilikannya murni didasari kebutuhan dan bukan sebagai bagian dari koleksi atau simbol kemewahan. Honda CRV sendiri dikenal sebagai SUV yang handal dan fungsional, pilihan yang sangat masuk akal untuk mobilitas sehari-hari di perkotaan, jauh dari kesan eksklusif yang melekat pada mobil-mobil super atau luxury cars. Ini memperkuat narasi bahwa bagi Ariel, mobil adalah alat, bukan objek koleksi atau investasi emosional.
Berbanding terbalik dengan pendekatan pragmatisnya terhadap mobil, dunia sepeda motor adalah arena di mana gairah Ariel benar-benar terpancar. Meskipun ia mengakui bahwa koleksi motornya saat ini sudah tidak sebanyak dulu, beberapa unit istimewa masih tersimpan rapi dan terawat di garasinya. Setiap motor yang ia miliki seolah punya cerita dan fungsi tersendiri dalam kehidupannya.
Salah satu permata di koleksinya adalah BMW K100. Motor klasik dari era 80-an ini, dengan mesin empat silinder segaris yang ikonik, baru-baru ini telah selesai dimodifikasi, menunjukkan dedikasi Ariel terhadap kustomisasi dan personalisasi kendaraannya. BMW K100 sendiri merupakan model yang sering menjadi kanvas ideal bagi para modifikator karena desainnya yang solid dan mesinnya yang tangguh, memungkinkan berbagai sentuhan artistik dan teknis. Pilihan Ariel untuk merawat dan memodifikasi motor klasik seperti ini menunjukkan apresiasinya terhadap warisan otomotif dan keinginannya untuk menciptakan sesuatu yang unik dan mencerminkan karakternya.
Untuk mobilitas sehari-hari, Ariel memiliki pilihan yang tak kalah menarik dan bahkan mengejutkan bagi sebagian orang: Honda CT125. "Kalau harian gue pakai motor bebek, namanya Honda CT125. Motor itu gue beli (pakai duit) pribadi," tuturnya. Honda CT125, atau yang dikenal juga sebagai Hunter Cub, adalah motor bebek bergaya retro-petualang yang populer karena ketangguhan, efisiensi bahan bakar, dan desainnya yang timeless. Pilihan ini kembali menegaskan sisi "merakyat" Ariel, di mana kenyamanan, kepraktisan, dan kemampuan untuk menembus kemacetan perkotaan menjadi prioritas utama. Menggunakan motor bebek untuk aktivitas harian di tengah statusnya sebagai megabintang adalah sebuah pernyataan yang kuat tentang kesederhanaan dan otentisitas.
Selain motor-motor yang dibeli dengan dana pribadinya, Ariel juga memiliki beberapa motor lain di garasinya yang terkait dengan kolaborasi atau sponsor. Salah satu yang paling sering muncul dalam konten-kontennya adalah skuter matik eksotis asal Italia, Italjet Dragster. Skuter ini dikenal dengan desainnya yang radikal, futuristik, dan sistem kemudi hub-center steering yang unik, menjadikannya pusat perhatian di mana pun ia berada. Ariel bahkan pernah menggunakan Italjet Dragster ini untuk perjalanan mudik dari Jakarta ke Bandung, Jawa Barat, sebuah aksi yang sempat viral dan menunjukkan kapabilitas motor tersebut serta keberanian Ariel dalam mencoba pengalaman berkendara yang berbeda. "Italjet masih ada (di rumah). Kalau itu sih kerja sama dengan Cuprum Indonesia. Ya, bisa dibilang itu (motor) sponsor lah," kata Ariel, menjelaskan bahwa keberadaan Italjet Dragster ini merupakan bagian dari kerja sama dengan Cuprum Indonesia, sebuah entitas yang mungkin bergerak di bidang modifikasi, distribusi, atau lifestyle otomotif, menunjukkan bagaimana hobinya juga dapat berintegrasi dengan aspek profesional.
Kecintaan Ariel terhadap sepeda motor tidak hanya terbatas pada kepemilikan dan modifikasi, tetapi juga pada aktivitas berkendara itu sendiri. Ia dikenal sebagai seorang public figure yang gemar melakukan touring bersama teman-temannya, menjelajahi berbagai lanskap dan menikmati kebebasan di jalan. Momen-momen ini sering ia bagikan di media sosialnya, menginspirasi banyak penggemar motor. Lebih jauh lagi, Ariel juga memiliki kebiasaan unik: ia beberapa kali mudik ke kampung halamannya menggunakan sepeda motor, sebuah pilihan yang tidak biasa bagi seorang selebriti sepertinya.
Perjalanan mudik Ariel menggunakan motor telah menjadi sorotan tersendiri. Ia pernah menempuh perjalanan pulang kampung dengan berbagai model motor, mulai dari Honda CT125 yang ringkas, Italjet Dragster yang stylish, hingga BMW G310GS, sebuah motor petualang entry-level yang nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Menariknya, perjalanan ke kampung halaman itu selalu ditempuh sendirian alias tanpa teman. Ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah meditasi bergerak, sebuah kesempatan untuk refleksi diri, dan menikmati setiap momen perjalanan tanpa distraksi. Perjalanan solo menawarkan kebebasan mutlak untuk berhenti kapan saja, menikmati pemandangan, berinterinteraksi spontan dengan masyarakat lokal, dan merasakan keterhubungan langsung dengan jalan dan alam. Bagi Ariel, mudik dengan motor sendirian mungkin adalah cara untuk kembali ke akar, merasakan sensasi petualangan pribadi yang mendalam, jauh dari keramaian dan sorotan publik.
Filosofi Ariel tentang motor jauh melampaui sekadar hobi. Bagi sebagian besar pengendara, motor adalah simbol kebebasan, petualangan, dan koneksi langsung dengan lingkungan sekitar. Ariel, sebagai seorang seniman yang karyanya seringkali berbicara tentang perjalanan, pencarian, dan kebebasan, menemukan resonansi yang kuat dalam pengalaman berkendara motor. Angin yang menerpa wajah, suara mesin yang berpacu, serta pemandangan yang berganti di setiap tikungan jalan, semua itu menjadi inspirasi dan pelarian dari rutinitas. Motor memberinya kesempatan untuk merasakan hidup secara lebih intens, sebuah kontras yang tajam dengan ruang tertutup dan terisolasi di dalam mobil mewah.
Pilihan Ariel ini juga memberikan dampak signifikan terhadap persepsi publik. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan tidak harus diukur dari kemewahan material semata, melainkan dari kebahagiaan dan kepuasan dalam menjalani gairah pribadi. Ariel menjadi panutan bagi banyak penggemar motor di Indonesia, membuktikan bahwa hobi ini dapat dijalani dengan serius dan penuh dedikasi, bahkan oleh seorang megabintang. Ia juga secara tidak langsung mengedukasi publik tentang keragaman dunia sepeda motor, dari motor bebek yang fungsional hingga skuter eksotis dan motor petualang, masing-masing dengan pesonanya sendiri.
Secara keseluruhan, kisah Ariel Noah dan koleksi motornya adalah sebuah narasi yang menyegarkan di tengah industri hiburan yang seringkali terjebak dalam citra. Ini adalah kisah tentang otentisitas, gairah sejati, dan pilihan yang berani untuk tetap setia pada diri sendiri. Ariel tidak hanya seorang musisi hebat, tetapi juga seorang rider sejati yang menemukan kebahagiaan dan kebebasan di atas dua roda. Pilihan "merakyat"-nya ini justru memperkuat karisma dan daya tariknya, menjadikannya figur yang lebih relatable dan menginspirasi bagi jutaan orang. Dari Honda CRV yang fungsional hingga BMW K100 yang klasik, Honda CT125 yang tangguh, Italjet Dragster yang eksotis, dan BMW G310GS yang petualang, setiap kendaraan roda dua yang ia miliki adalah bagian dari cerita perjalanannya, baik di atas panggung maupun di jalan raya kehidupan.
:quality(100)/photo/2021/01/03/2398554581.jpg)