Alvaro Carreras: Penebusan Rp 875 Miliar Real Madrid untuk Talenta yang Pernah Dibuang Gratis

Alvaro Carreras: Penebusan Rp 875 Miliar Real Madrid untuk Talenta yang Pernah Dibuang Gratis

Real Madrid kembali mengejutkan bursa transfer musim panas ini dengan mengumumkan penandatanganan Alvaro Carreras, bek kiri berusia 22 tahun, dari Benfica dengan nilai transfer fantastis 50 juta Euro atau sekitar Rp 875 miliar. Langkah ini bukan sekadar penambahan amunisi baru, melainkan sebuah narasi penebusan yang ironis dan mahal bagi raksasa Spanyol tersebut. Ironisnya, lima tahun lalu, Carreras adalah produk akademi mereka sendiri yang dilepas secara cuma-cuma ke Manchester United, sebuah keputusan yang kini harus dibayar sangat mahal.

Kesepakatan untuk mengikat Carreras, yang dikontrak selama enam musim ke depan, telah menjadi prioritas bagi manajemen Real Madrid sejak Maret lalu. Kedatangannya melengkapi daftar rekrutan El Real pada musim panas ini, menyusul Dean Huijsen, Trent Alexander-Arnold, dan Franco Mastantuono, menandakan strategi transfer yang agresif dan berorientasi masa depan. Namun, di balik kegembiraan atas kembalinya Carreras, tersimpan sebuah pelajaran pahit bagi Real Madrid mengenai pentingnya visi jangka panjang dan penilaian bakat yang akurat.

Sejatinya, Real Madrid tidak perlu mengeluarkan sepeser pun, apalagi puluhan juta Euro, andai saja mereka lebih jeli dalam melihat potensi Carreras di masa lalu. Alvaro Carreras merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem akademi "La Fábrica" Real Madrid selama periode 2017 hingga 2020. Ia bergabung saat berusia 14 tahun dan meniti karier melalui berbagai kelompok umur, dari U-15 hingga U-17. Selama berada di Valdebebas, Carreras dikenal sebagai permata yang bersinar terang. Ia memiliki kecepatan, kemampuan teknis yang mumpuni, serta pemahaman taktis yang progresif untuk usianya. Catatan prestasinya pun gemilang; seperti yang diceritakan oleh The Athletic, Carreras selalu berhasil memenangi gelar liga di setiap tahun ia berada di Madrid, sebuah indikator jelas akan dominasinya dan kontribusinya bagi tim junior.

Namun, pada musim terakhirnya di Real Madrid, tepatnya saat ia berusia 17 tahun, nasib Carreras berubah drastis. Ia gagal meyakinkan Tristan Celador, pelatihnya saat itu. Celador, yang kini menjadi salah satu staf kepercayaan Xabi Alonso di tim utama Real Madrid, dilaporkan lebih memprioritaskan David de la Vibora sebagai bek kiri yang lebih menjanjikan. De la Vibora, yang kini bermain di klub kampus Amerika Serikat, memang memiliki potensi, namun keputusan Celador untuk menempatkan Carreras di posisi gelandang alih-alih bek kiri yang merupakan posisi naturalnya, menjadi titik krusial. Penilaian ini, atau mungkin mis-penilaian, membuka celah bagi klub lain.

Manchester United, dengan jaringan pemantau bakat globalnya yang cermat, tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Mereka telah memonitor Carreras dengan seksama dan melihat potensi besar yang tidak dimaksimalkan oleh Madrid. Saat MU mengajukan penawaran untuk memboyong Carreras secara cuma-cuma, Real Madrid baru menyadari kesalahannya. Mereka mencoba mengajukan proposal tandingan, sebuah upaya untuk menahan Carreras agar tetap di La Fábrica. Namun, semua sudah terlambat. Tawaran MU yang lebih konkret dan kesempatan untuk petualangan baru di Inggris telah memantapkan hati Carreras untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan bergabung dengan Setan Merah.

Di Manchester United, karier Carreras sejatinya berkembang pesat, meski tidak selalu mulus. Ia dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan menunjukkan kelasnya di level junior. Puncaknya, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik MU U-23 pada tahun 2022, sebuah penghargaan yang menunjukkan progres signifikan dan pengakuannya di dalam klub. Penampilan impresifnya itu bahkan memberinya kesempatan untuk berlatih bersama tim utama, merasakan atmosfer Carrington bersama bintang-bintang seperti Cristiano Ronaldo. Foto-foto dirinya bersama Ronaldo dalam sesi latihan menjadi bukti bahwa ia berada di jalur yang benar.

Namun, kedatangan Erik ten Hag sebagai manajer pada tahun yang sama menjadi titik balik krusial dalam perjalanan Carreras di Old Trafford. Ten Hag, yang dikenal dengan filosofi sepak bolanya yang ketat dan seringkali lebih memilih pemain berpengalaman atau rekrutan barunya sendiri, belum memercayai Carreras untuk menembus skuad utama secara reguler. Akibatnya, pada musim 2022-2023, Carreras dipinjamkan ke Preston North End di divisi Championship demi menambah pengalaman dan jam terbang.

Di Preston, Carreras tidak hanya mendapatkan jam terbang yang sangat dibutuhkan tetapi juga mengasah aspek pertahanannya, sebuah area yang sebelumnya dianggap kurang matang dalam permainannya. Bermain dalam 42 pertandingan untuk Preston di Championship, ia menunjukkan kematangan yang luar biasa, beradaptasi dengan intensitas sepak bola Inggris dan membuktikan bahwa ia mampu bersaing di level profesional. Meskipun mendapatkan pengalaman berharga, Carreras merasakan kekecewaan besar saat Manchester United malah membeli Tyrell Malacia sebagai deputi Luke Shaw, alih-alih memberinya kesempatan di tim utama. Momen ini menjadi pukulan telak bagi Carreras yang merasa usahanya belum cukup dihargai.

Setelah periode di Preston, Carreras kembali dipinjamkan lagi. Pada tahun 2023, ia merapat ke Granada, sebuah klub di La Liga Spanyol. Di sana, ia melanjutkan proses adaptasinya dengan sepak bola senior, meskipun penampilannya tidak semencolok di Preston. Namun, babak baru dalam kariernya datang pada Januari 2024, ketika ia dipinjamkan ke Benfica, raksasa Portugal.

Di Portugal, Carreras benar-benar menemukan kepercayaan dan panggung untuk bersinar. Di bawah asuhan Roger Schmidt, Carreras menemukan sistem yang tepat untuknya, di mana ia bisa memaksimalkan kecepatan dan kemampuan menyerangnya sebagai bek sayap yang aktif. Awalnya datang dengan status pinjaman, Benfica terkesan dengan penampilannya dan dengan cepat mengaktifkan klausul pembelian permanen senilai enam juta Euro saja, sesuai dengan kesepakatan awal saat meminjamnya. Ini adalah investasi yang sangat cerdas bagi Benfica. Dalam satu setengah musim di Portugal, Carreras menjadi pemain kunci, mencatatkan lima gol dalam 68 pertandingan, statistik yang impresif untuk seorang bek kiri.

Penampilan gemilang Carreras di Benfica tidak luput dari pantauan Real Madrid. Manajemen El Real, yang tengah mencari solusi jangka panjang untuk posisi bek kiri—mengingat usia Ferland Mendy dan performa Fran Garcia yang belum sepenuhnya meyakinkan—kembali melirik mantan produk akademi mereka. Minat Real Madrid untuk membawa pulang Carreras sejatinya sudah tercium sejak Maret lalu, jauh sebelum bursa transfer musim panas dibuka. Mereka melihat transformasi Carreras menjadi bek kiri modern yang lengkap, dengan atribut menyerang yang tajam dan pertahanan yang semakin solid.

Negosiasi untuk memboyongnya kembali sempat menemui hambatan kecil. Awalnya, Real Madrid ingin mendatangkannya sebelum Piala Dunia Antarklub 2025, turnamen bergengsi yang juga akan diikuti oleh Benfica. Namun, klub Portugal tersebut, yang juga berambisi meraih hasil terbaik di turnamen tersebut, ingin mempertahankan Carreras hingga turnamen usai. Real Madrid akhirnya sepakat untuk memenuhi permintaan harga fantastis 50 juta Euro dari Benfica, menunjukkan betapa besar keinginan mereka untuk memulangkan Carreras. Ini adalah angka yang signifikan untuk seorang bek kiri, mencerminkan nilai yang kini disematkan pada pemain yang pernah mereka biarkan pergi secara cuma-cuma.

Kisah Alvaro Carreras adalah pelajaran berharga bagi Real Madrid dan klub-klub besar lainnya mengenai pentingnya mempertahankan dan mengembangkan talenta muda. Seringkali, klub-klub besar terlalu cepat menyerah pada pemain akademi yang belum sepenuhnya matang, hanya untuk melihat mereka bersinar di tempat lain dan harus dibeli kembali dengan harga selangit. Kasus Carreras adalah cerminan dari dinamika transfer modern yang kejam namun juga penuh ironi.

Kini, semua penantian itu berakhir. Alvaro Carreras akhirnya kembali ke klub yang ia impikan sejak kecil, klub yang pernah memberinya fondasi, namun juga pernah melepaskannya. Bagi Real Madrid, ini adalah penambahan amunisi berharga untuk skuad asuhan Carlo Ancelotti. Carreras akan memberikan kompetisi yang sehat di posisi bek kiri dan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang di pos tersebut. Namun lebih dari itu, kepulangan Carreras juga menjadi pengingat dan pelajaran mahal agar kejadian serupa—melepas talenta berharga secara gratis hanya untuk membelinya kembali dengan harga puluhan juta Euro—tak lagi terulang di masa depan La Fábrica.

Alvaro Carreras: Penebusan Rp 875 Miliar Real Madrid untuk Talenta yang Pernah Dibuang Gratis

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *