
Piala AFF U-23 2025 akan segera bergulir, dan sorotan utama tertuju pada Timnas Vietnam U-23, yang datang dengan status sebagai juara bertahan dua edisi terakhir. Pertanyaan besar yang mengemuka adalah, mampukah Golden Star Warriors mencetak hat-trick gelar juara, atau adakah tim lain yang siap menghentikan dominasi mereka di panggung sepak bola Asia Tenggara level U-23? Turnamen ini akan menjadi panggung krusial bagi pengembangan talenta muda di kawasan, sekaligus ajang pembuktian bagi strategi pembinaan sepak bola masing-masing negara.
Sejarah Piala AFF U-23 sendiri menunjukkan dinamika yang menarik. Ajang ini pertama kali digelar pada tahun 2005 dengan nama AFF U-23 Championship di Thailand, di mana tuan rumah Thailand berhasil keluar sebagai juara pertama. Namun, setelah edisi perdana tersebut, turnamen ini sempat vakum untuk waktu yang cukup lama. Baru pada tahun 2019, Piala AFF U-23 dihidupkan kembali dengan format yang lebih reguler dan kini menjadi agenda tahunan yang penting dalam kalender sepak bola Asia Tenggara. Pada edisi 2019 yang berlangsung di Kamboja, Timnas Indonesia U-23 berhasil mencatatkan namanya sebagai juara, mengalahkan Thailand di babak final, sebuah pencapaian bersejarah bagi Garuda Muda. Kemenangan tersebut menegaskan potensi besar sepak bola Indonesia di level usia muda.
Kemudian, datanglah era dominasi Vietnam. Mereka mengukuhkan diri sebagai kekuatan baru yang patut diperhitungkan setelah meraih gelar juara pada dua edisi terakhir, yaitu 2022 dan 2023. Pada Piala AFF U-23 2022, yang diselenggarakan di Kamboja, Timnas Vietnam U-23 berhasil merengkuh gelar juara pertamanya dengan mengalahkan rival abadi mereka, Thailand, di pertandingan final. Kemenangan tersebut bukan hanya sekadar trofi, tetapi juga menjadi penanda bangkitnya generasi emas sepak bola Vietnam di level usia muda, yang sebelumnya telah menunjukkan potensi di berbagai ajang internasional.
Setahun berselang, pada edisi 2023 yang digelar di Thailand, Vietnam kembali menunjukkan kelasnya. Mereka berhasil mempertahankan gelar juara dengan mengalahkan Timnas Indonesia U-23 di babak final melalui adu penalti yang dramatis. Pertandingan tersebut berlangsung sangat ketat dan penuh intensitas, di mana kedua tim bermain imbang tanpa gol hingga perpanjangan waktu. Dalam laga final tersebut, Timnas Indonesia U-23 yang diasuh oleh pelatih Shin Tae-yong diperkuat oleh beberapa nama yang kini menjadi pilar penting di timnas senior, seperti Beckham Putra, Robi Darwis, Kelly Sroyer, Alfeandra Dewangga, Muhammad Ferrari, dan penjaga gawang Ernando Ari. Kekalahan tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Garuda Muda, sekaligus memicu semangat untuk membalas dendam di edisi-edisi mendatang. Di sisi lain, kemenangan Vietnam di bawah asuhan pelatih Hoang Anh Tuan semakin memperkuat reputasi mereka sebagai tim yang solid dan pantang menyerah.
Untuk Piala AFF U-23 2025 mendatang, Timnas Vietnam U-23 akan ditangani oleh pelatih asal Korea Selatan, Kim Sang-sik. Penunjukan Kim Sang-sik ini menarik perhatian, mengingat ia juga memegang kendali Timnas senior Vietnam. Keberhasilannya membawa Timnas senior meraih gelar juara Piala AFF 2024 (meskipun turnamen ini belum berlangsung, namun ini mengacu pada kemungkinan kesuksesan di turnamen regional mendatang atau merujuk pada keberhasilannya memimpin klub Jeonbuk Hyundai Motors meraih gelar V.League 1 di Korea Selatan, yang menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih juara) menjadi indikasi kualitas dan kapabilitasnya dalam meracik strategi dan memotivasi pemain. Dengan rekam jejak yang impresif, Kim Sang-sik diharapkan mampu membawa filosofi permainan yang kuat dan mental juara ke dalam skuad U-23.
Persiapan Vietnam menjelang Piala AFF U-23 2025 sudah mulai terlihat. Satu uji coba penting telah digelar, di mana mereka berhasil meraih kemenangan telak 5-0 atas Timnas Taiwan U-22. Kemenangan ini tentu menjadi suntikan moral yang positif bagi tim. Dalam pertandingan tersebut, beberapa pemain muda menunjukkan performa gemilang, di antaranya Phi Hoang dan Le Van Thuan yang masing-masing mencetak satu gol. Gol-gol lainnya disumbangkan oleh Van Truong, Quoc Viet, dan Viktor Le. Hasil ini menunjukkan bahwa Vietnam memiliki kedalaman skuad dan talenta-talenta muda yang siap bersinar, meskipun mereka akan menghadapi tekanan besar untuk mempertahankan gelar juara.
Kim Sang-sik sendiri sudah melakukan pemetaan terhadap lawan-lawan terkuat yang akan dihadapi timnya di Piala AFF U-23 2025. Ia secara spesifik menyebut dua negara yang selalu menjadi ancaman serius bagi ambisi Vietnam, yaitu Thailand dan Indonesia. "Dari apa yang saya tahu dan amati, Thailand dan Indonesia selalu menjadi lawan kuat," kata Kim Sang-sik seperti dikutip dari The Thao 247. Ia memberikan analisis mendalam mengenai kekuatan masing-masing rival. "Thailand menonjol dengan teknik yang solid dan organisasi yang rapi, sementara Indonesia tampil mengesankan dengan kekuatan fisik dan kecepatan. Pertandingan melawan dua tim ini selalu menegangkan dan kompetitif, jadi kami harus bersiap dengan hati-hati," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Kim Sang-sik sangat menghormati kekuatan lawan dan tidak akan meremehkan tantangan yang ada.
Piala AFF U-23 2025 akan diselenggarakan di Indonesia sebagai tuan rumah, berlangsung mulai tanggal 15 hingga 29 Juli 2025. Status sebagai tuan rumah tentu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Timnas Indonesia U-23, baik dari segi dukungan suporter maupun adaptasi lapangan. Sementara itu, Vietnam sendiri tergabung di Grup B, bersama dengan Kamboja dan Laos. Di atas kertas, grup ini terlihat cukup menguntungkan bagi Vietnam, mengingat Kamboja dan Laos secara historis bukanlah lawan yang terlalu merepotkan. Namun, dalam sepak bola, kejutan selalu bisa terjadi, dan Vietnam tetap harus waspada agar tidak tergelincir di fase grup.
Melihat kembali kekuatan lawan yang diwaspadai Kim Sang-sik, Thailand memang selalu menjadi rival klasik Vietnam. Kedua negara ini memiliki sejarah persaingan yang panjang dan intens di berbagai level usia. Thailand dikenal dengan gaya bermain yang mengandalkan operan pendek, kombinasi yang apik, serta pemain-pemain yang memiliki visi bermain yang tinggi. Mereka seringkali menjadi barometer kekuatan sepak bola di Asia Tenggara. Sementara itu, Indonesia, dengan status sebagai tuan rumah dan di bawah arahan Shin Tae-yong, akan menjadi ancaman serius. Shin Tae-yong telah berhasil menanamkan disiplin taktik, meningkatkan fisik pemain, dan mengembangkan kecepatan dalam permainan Timnas Indonesia. Dengan dukungan penuh dari puluhan ribu suporter di stadion, motivasi pemain Indonesia akan berlipat ganda, menjadikan mereka lawan yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Potensi bentrokan antara Vietnam, Thailand, dan Indonesia di fase gugur turnamen ini diprediksi akan menjadi puncak-puncak yang paling dinantikan. Pertandingan antara ketiga tim ini selalu menyajikan drama, intensitas tinggi, dan adu strategi yang menarik. Bagi Vietnam, tantangan terbesar bukan hanya mengalahkan lawan di lapangan, tetapi juga mengatasi tekanan untuk mempertahankan status juara bertahan dan meraih hat-trick yang belum pernah dicapai oleh tim lain di turnamen ini.
Bagi para pemain muda, Piala AFF U-23 adalah panggung penting untuk menunjukkan bakat dan potensi mereka. Turnamen ini menjadi jembatan menuju tim nasional senior, serta kesempatan untuk menarik perhatian klub-klub besar, baik di dalam maupun luar negeri. Keberhasilan di turnamen ini tidak hanya meningkatkan reputasi tim, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi para pemain muda dalam menghadapi tekanan kompetisi tingkat tinggi.
Mampukah Vietnam mengukir sejarah dengan hat-trick gelar juara di Piala AFF U-23 2025? Atau akankah Thailand atau Indonesia, dengan kekuatan dan motivasi masing-masing, berhasil mematahkan dominasi Golden Star Warriors? Jawabannya akan tersaji di lapangan hijau Indonesia pada bulan Juli 2025. Turnamen ini dipastikan akan menyajikan persaingan sengit, gol-gol indah, dan momen-momen dramatis yang akan dikenang. Para penggemar sepak bola di Asia Tenggara tentu sudah tidak sabar menantikan aksi-aksi para talenta muda terbaik di kawasan ini.
