
Tangerang Selatan, Indonesia – Gelaran akbar bulutangkis usia muda, Jaya Raya Junior International Grand Prix 2025, telah mencapai puncaknya. Setelah serangkaian pertandingan sengit dan penuh drama, babak semifinal yang berlangsung di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, pada Sabtu (12/7) telah resmi berakhir, menyaring para talenta terbaik yang akan berlaga di partai final besok, Minggu (13/7). Sorotan utama tertuju pada dominasi wakil tuan rumah, PB Jaya Raya, yang sukses meloloskan sejumlah andalannya, siap merebut gelar juara di hadapan pendukung sendiri.
Atmosfer di GOR PB Jaya Raya begitu hidup sepanjang hari, diwarnai semangat juang para atlet muda dan dukungan antusias dari pelatih, ofisial, serta keluarga. Turnamen ini, yang dikenal sebagai salah satu ajang paling bergengsi di kalender junior internasional, menjadi barometer penting bagi perkembangan bulutangkis global, khususnya di kategori junior. Para pemain tidak hanya berjuang untuk meraih kemenangan, tetapi juga untuk mengukir nama mereka di panggung internasional, membuka jalan menuju karier profesional yang lebih gemilang.
Salah satu sektor yang paling menarik perhatian adalah ganda campuran U-19, di mana PB Jaya Raya menunjukkan kekuatannya dengan menempatkan tiga wakil di semifinal. Pertarungan sengit terjadi dalam derbi internal antara Muhammad Mulky Aufa Atmaja/Salma Mufida melawan rekan setim mereka, Yusack Christian/Azka Fiona Zelia Debita. Setelah adu strategi dan smes-smes tajam, Mulky/Salma berhasil mengamankan tiket final dengan skor 21-19, 21-18. Kemenangan ini bukan hanya sekadar tiket ke final, melainkan juga validasi atas kerja keras dan kepercayaan diri mereka.
"Alhamdulillah kami senang sekali bisa lolos ke final. Sebelum pertandingan, kami juga merasa percaya diri karena sebelumnya pernah mengalahkan lawan di Sirnas A Jakarta lalu," ungkap Salma Mufida dengan raut wajah gembira, merujuk pada pengalaman berharga yang telah mereka kantongi. Aufa Atmaja menambahkan, "Senang dengan kemenangan ini, apalagi ini final pertama kami. Untuk partai final besok, kami akan waspada dan mempersiapkan diri sebaik mungkin." Pernyataan ini mencerminkan semangat juang sekaligus sikap rendah hati yang penting bagi atlet muda. Mereka menyadari bahwa final akan menjadi ujian sesungguhnya, di mana setiap poin akan diperjuangkan dengan maksimal.
Di partai puncak, Mulky/Salma akan menghadapi lawan yang tak kalah tangguh, yakni pasangan "gado-gado" Ardiola Dionilo dan Nadia Pritasari. Uniknya, Ardiola berasal dari klub Daihatsu Yonex Sunrise Candra Wijaya, sementara Nadia adalah binaan PB Jaya Raya sendiri. Kombinasi ini terbukti efektif saat mereka berhasil menyingkirkan wakil PB Djarum Kudus, Faizal Pangestu/Dian Ramadhani Mukti, dengan skor meyakinkan 21-10, 21-19.
Ardiola Dionilo mengaku kunci kemenangannya adalah bermain lepas dan tanpa beban. "Tadi kunci kemenangannya, kami bisa main lepas dan tanpa beban. Ini final pertama kami, makanya saya akan tampil habis-habisan besok," ujarnya. Nadia Pritasari, yang akan menghadapi rekan seklubnya di final, juga tidak kalah antusias. "Senang sekali bisa ke final. Hasil latihan keras kami tidak sia-sia. Besok di final bertemu teman sendiri, pasti akan berjalan seru dan ramai. Saya akan tampil maksimal saja," kata Nadia, menunjukkan profesionalisme meskipun harus berhadapan dengan sesama atlet dari PB Jaya Raya. Final ganda campuran U-19 ini diprediksi akan menjadi salah satu laga paling menarik, memadukan keakraban sekaligus rivalitas yang sportif.
Beralih ke sektor tunggal putri U-17, kisah inspiratif datang dari jagoan PB Jaya Raya, Miftaqul Putri Ayudis. Pemain kelahiran Wonogiri, 29 Maret 2009 ini, berhasil menorehkan langkah besar dalam kariernya dengan lolos ke final untuk kali pertama di tahun ini. Pertandingan semifinalnya melawan Riska Melani Putri asal Exist Badminton Club adalah tontonan yang penuh drama dan pertarungan sengit. Putri, yang merupakan unggulan ketiga, menunjukkan mental baja saat berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal jauh 11-17 di gim ketiga. Dengan gigih, ia akhirnya mengamankan kemenangan 21-17, 12-21, 21-18.
"Saya tadi di gim ketiga saat ketinggalan jauh, hanya berjuang dan pantang menyerah di lapangan. Tadi coach Budi Santoso juga meminta agar saya jangan menyerah dan terus berusaha. Hasilnya, saya bisa maju ke final," ujar Putri sambil menyeka air matanya, menggambarkan betapa emosional dan berharganya kemenangan ini baginya. Di sisi lain, Riska Melani Putri tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. "Saya kehilangan fokus dan mainnya buru-buru. Sayang, saya malah kalah," aku Riska, mengakui kesalahannya di momen krusial. Di final, Putri akan menghadapi Raisya Affatunisa dari PB Djarum Kudus, yang sebelumnya berhasil menundukkan rekan seklubnya, Hani Miftasari, dengan skor 21-18, 21-19. "Putri itu musuh bebuyutan saya. Sepanjang 2023 saya menang-kalah lawan dia. Setelah saya cedera di 2024, baru tahun ini bisa bertemu lagi Putri di final. Untuk pertandingan besok pasti seru dan saya juga harus berjuang keras," kata Raisya, menambah bumbu rivalitas yang sudah ada di antara keduanya.
Di kategori tunggal putri U-15, PB Djarum Kudus juga menempatkan wakilnya, Kalia Rahmadani, di final. Kalia menunjukkan performa impresif saat mengalahkan unggulan pertama asal Vietnam, Nguyen Thi Thu Huyen, dengan skor 21-13, 21-17. "Kunci kemenangan, saya tadi hanya mengikuti instruksi pelatih. Saya harus bermain menyerang sejak awal. Saya harus memegang kendali permainan dari awal pertandingan," ujar Kalia, menjelaskan strateginya yang efektif. Di partai puncak, Kalia akan berhadapan dengan Somasundaram Rithika, unggulan kedua asal Singapura, yang berhasil menundukkan Antlia Vannisa asal Indonesia 21-15, 21-16. Ini akan menjadi final yang mempertemukan dua talenta muda Asia, menunjukkan keragaman dan kualitas peserta di turnamen ini.
Sektor tunggal putra U-19 juga menjanjikan pertarungan seru di final. Maharishiel Timotius Gain dari PB Jaya Raya berhasil merebut tiket final setelah mengalahkan Fardhan Rainanda Joe asal Exist Badminton Academy dengan skor 21-17, 21-14. Timotius, yang merupakan unggulan ketujuh, menunjukkan kematangan dalam permainannya. "Tadi yang menjadi kunci kemenangan saya adalah berkat strategi menurun bola terus. Kala diangkat akan diserang lawan. Untuk besok final, saya siap tampil terbaik saja. Apalagi main di kandang pasti akan dapat dukungan teman seklub," kata Tio, panggilan akrabnya, yang berharap dukungan penuh dari suporter tuan rumah akan memberinya energi tambahan. Di final, Timotius akan bersua Muhammad Nashrulloh Alhabsyi asal Indonesia, pemain binaan PB Djarum Kudus. Nashrulloh harus berjuang tiga gim sebelum menyingkirkan unggulan ke-13 asal Taiwan, Chung-Hsiang Yih, dengan skor 15-21, 21-16, 21-15, menunjukkan ketahanan mental dan fisik yang luar biasa.
Di tunggal putra U-17, salah satu laga paling dinanti adalah ketika pemain binaan PB Jaya Raya, Alvin Jefferson Kusuma, harus mengakui keunggulan Ghaisan Haidar Tsaqib. Tsaqib, unggulan ke-15 dari Indonesia yang dibina klub Exist Badminton Club, menunjukkan kelasnya dengan kemenangan 23-21, 23-21. Kemenangan ini sekaligus melanjutkan tren positif Tsaqib yang sebelumnya telah menjuarai Sirnas A Surabaya, Sirnas A Jakarta, Sirnas A Solo, dan Piala Kapolri secara beruntun. Motivasi untuk meraih gelar kelima secara berturut-turut menjadi pendorong utama bagi pemain kelahiran Cilimus, Kuningan (Jabar), 19 Maret 2009 ini.
"Tadi saya bermain lebih sabar untuk mengalahkan Alvin. Dari awal saya memang termotivasi untuk bisa naik podium juara untuk kelima kalinya secara beruntun," kata Tsaqib, memancarkan aura juara. Di final tunggal putra U-17, Tsaqib akan bertemu Rayhan Pandu Aksara, yang sebelumnya mengalahkan Alif Akbar M dengan skor 21-13, 21-16 di semifinal. Pertarungan antara Tsaqib yang sedang on-fire melawan Rayhan yang penuh determinasi diprediksi akan menjadi salah satu highlight final.
Terakhir, di sektor ganda putra U-19, wakil PB Jaya Raya lainnya, Revand Garianto/Akmal Nurrahman, juga sukses merebut tiket ke partai puncak. Mereka menunjukkan performa dominan dengan mengalahkan Joven Farandi/Joseph Marcelino Kyta asal Gideon Badminton Academy dengan skor 21-13, 21-9. "Tentu senang bisa menang dan lolos ke final. Untuk pertandingan final, kami siap bekerja keras dan pantang menyerah saja," ujar Revand dan Akmal, kompak menunjukkan kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan terakhir.
Babak final Jaya Raya Junior International Grand Prix 2025 akan mempertandingkan total 14 nomor di tiga kelompok umur (U-15, U-17, U-19). Seluruh pertandingan final dijadwalkan akan dimulai pada Minggu (13/7) pukul 10.00 WIB. Ini akan menjadi hari penentuan bagi para bintang muda bulutangkis untuk membuktikan siapa yang terbaik di level junior internasional. Dengan banyaknya wakil tuan rumah yang melaju ke final, harapan untuk melihat bendera Merah Putih berkibar di podium tertinggi semakin besar, menandai keberhasilan pembinaan bulutangkis Indonesia di kancah junior. Para penonton diharapkan memadati GOR PB Jaya Raya untuk menyaksikan lahirnya calon-calon juara dunia di masa depan.
