
Desakan ini secara gamblang disampaikan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, M. Rachmat Kaimuddin. Dalam sebuah kesempatan di Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat, 11 Juli 2025, Rachmat menegaskan pentingnya adaptasi produk dengan karakteristik pasar. "Jangan khawatir dengan pasar Indonesia, selama kalian membawa produk yang sesuai dengan pasar ini," ujar Rachmat dengan nada meyakinkan. Ia melanjutkan dengan penekanan yang jelas, "Indonesia adalah 7 seater, jadi kamu harus membawa 7 seater dan affordable." Pernyataan ini bukan sekadar saran, melainkan sebuah indikasi kuat mengenai arah kebijakan dan harapan pemerintah terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, yang tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga relevansi pasar.
Permintaan akan kendaraan tujuh penumpang di Indonesia bukanlah hal baru. Struktur keluarga besar, kebiasaan bepergian bersama, serta fungsi ganda kendaraan sebagai alat transportasi pribadi dan kadang-kadang juga untuk usaha kecil, menjadikan MPV tujuh penumpang sebagai tulang punggung penjualan otomotif selama puluhan tahun. Model-model seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, dan Honda BR-V telah lama mendominasi segmen ini dengan penjualan yang fantastis, membuktikan betapa kuatnya permintaan akan kendaraan multifungsi ini. Transisi ke era kendaraan listrik mau tidak mau harus mempertimbangkan preferensi dasar ini. Konsep "affordable" atau terjangkau juga menjadi kunci, mengingat daya beli mayoritas konsumen di Indonesia, yang sangat sensitif terhadap harga jual dan biaya kepemilikan.
Ketertinggalan Wuling dalam segmen MPV listrik tujuh penumpang di Indonesia semakin terasa tatkala kompetitornya, BYD, berhasil mencuri perhatian dan meraup keuntungan signifikan dari ceruk pasar ini. BYD, raksasa EV global asal China, telah sukses memperkenalkan model MPV listrik mereka, M6, dan juga varian mewah Denza D9. Kedua model ini, dengan cepat, berhasil masuk dalam daftar mobil terlaris di segmennya, menunjukkan bahwa pasar Indonesia sangat terbuka untuk MPV listrik asalkan produk yang ditawarkan memenuhi ekspektasi dalam hal kapasitas, fitur, dan tentu saja, harga. Kesuksesan BYD ini menjadi cambuk bagi Wuling untuk segera berinovasi dan mengisi kekosongan yang ada, agar tidak kehilangan momentum dan pangsa pasar yang strategis.
Baca Juga:
- Perang Harga Mobil China di Indonesia: Strategi Agresif yang Mengguncang Pasar dan Masa Depan Otomotif Nasional
- Honda dan Yamaha Menggemparkan Brno dengan Uji Coba Privat Strategis, Luca Marini Kembali dan Yamaha Kebut Pengembangan Mesin V4 Revolusioner
- Keeway Icon 110i: Ancaman Baru di Segmen Skutik 110cc, Tawarkan Desain Agresif dan Fitur Lengkap Mulai Rp 17 Jutaan
- Nissan Siap Gebrak GIIAS 2025 dengan X-Trail e-Power Hybrid dan Kembalinya Nissan Patrol, Menandai Era Baru di Pasar Otomotif Indonesia
- Chery Fulwin A9L: Sedan Hybrid Bikin Geger, Ludes 50 Ribu Unit dalam 24 Jam di Pasar Tiongkok!
Secara global, SAIC GM Wuling (SGMW), induk perusahaan Wuling, sebenarnya telah memiliki amunisi yang siap tempur di segmen MPV tujuh penumpang. Model anyar bernama Xingguang 730 adalah bukti kapabilitas SGMW dalam merancang kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar massal. Xingguang 730 hadir dengan fleksibilitas pilihan jantung pacu yang menarik, mencakup Internal Combustion Engine (ICE), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV). Varian BEV, yang paling relevan dengan arah pasar Indonesia, mengadopsi wajah depan tertutup yang aerodinamis dan futuristik, menjadi ciri khas kendaraan listrik modern. Sementara itu, varian ICE dan PHEV mengadopsi kisi-kisi depan berbentuk V poligonal besar, memberikan tampilan yang kokoh dan berkarakter. Trim hitam elegan dengan logo merek Wuling di tengah menghubungkan lampu depan di kedua sisi, menciptakan kesan lebar dan modern.
Xingguang 730 bukan hanya sekadar mobil baru; ia merupakan representasi dari akumulasi pengalaman SGMW dalam membangun MPV yang sukses. Saat ini, SGMW memiliki beberapa model MPV entry-level yang telah terbukti laris di berbagai pasar, termasuk Wuling Hongguang, Baojun 730, dan Wuling Jiachen. Model-model ini dikenal karena kepraktisan, daya tahan, dan harga yang kompetitif, yang secara kumulatif telah terjual lebih dari 7,8 juta unit di seluruh dunia. Angka fantastis ini menunjukkan keahlian SGMW dalam memahami kebutuhan konsumen MPV dan menghadirkan produk yang tepat sasaran. Warisan kesuksesan ini tentu menjadi modal berharga bagi Wuling untuk memperkenalkan MPV listrik tujuh penumpang di Indonesia, dengan harapan dapat mengulang kejayaan model-model pendahulunya.
Pertanyaan besar yang kini menggelayuti benak para pecinta otomotif adalah: akankah salah satu produk MPV global dari SGMW ini, khususnya Xingguang 730 BEV, menjadi model yang bakal diperkenalkan di pameran otomotif bergengsi GIIAS 2025? GIIAS selalu menjadi panggung utama bagi peluncuran produk-produk baru dan strategis di Indonesia, menjadikannya momen yang tepat untuk Wuling membuat gebrakan. Ricky Christian, Marketing Operation Director Wuling Motors, memberikan sinyal positif terkait kemungkinan ini. "Ya pada dasarnya tadi disampaikan juga memang pasar Indonesia ini sangat besar di segmen MPV ya. Atau kita mengenalnya juga 7-seat dan betul secara global kita sudah punya platform untuk produk MPV ini," ungkap Ricky. Respons ini mengindikasikan bahwa Wuling tidak tutup mata terhadap potensi pasar MPV listrik tujuh penumpang dan telah memiliki persiapan matang di tingkat global. "Ya harapannya bisa membawa secepatnya aja lah," imbuhnya, menegaskan urgensi dan komitmen Wuling untuk segera memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Peluncuran MPV listrik tujuh penumpang oleh Wuling tidak hanya akan memperkuat posisi mereka di pasar EV Indonesia, tetapi juga berpotensi mengubah peta persaingan secara signifikan. Dengan rekam jejak Wuling yang sukses dalam menghadirkan kendaraan listrik terjangkau seperti Air EV, diharapkan model MPV listrik mereka juga akan dibanderol dengan harga yang kompetitif, membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk beralih ke mobilitas ramah lingkungan. Tantangannya tentu tidak kecil, mulai dari memastikan ketersediaan pasokan, membangun infrastruktur pengisian daya yang memadai, hingga mengedukasi pasar tentang keunggulan kendaraan listrik berkapasitas besar. Namun, dengan dukungan pemerintah dan pengalaman global yang dimiliki SGMW, Wuling memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menaklukkan segmen MPV listrik tujuh penumpang di Indonesia, dan sekali lagi, menegaskan posisinya sebagai inovator sejati di industri otomotif nasional. Pasar menanti, dan ekspektasi publik kian membumbung tinggi.
