Chelsea flop Joao Felix makes transfer admission after failed AC Milan loan move as Enzo Maresca turns back on £45m signing despite remaining six-year contract

Chelsea flop Joao Felix makes transfer admission after failed AC Milan loan move as Enzo Maresca turns back on £45m signing despite remaining six-year contract

Joao Felix Berharap Kembali ke Benfica Setelah Gagal Bersinar di Chelsea dan AC Milan, Enzo Maresca Abaikan Bintang £45 Juta dengan Sisa Kontrak Enam Tahun

Kisah karier Joao Felix, yang pernah digadang-gadang sebagai salah satu talenta paling cemerlang di generasinya, kini mencapai persimpangan krusial. Setelah periode peminjaman yang kurang memuaskan di Chelsea dan AC Milan, penyerang Portugal berusia 25 tahun itu secara terbuka menyatakan keinginannya untuk kembali ke "rumah" lamanya, Benfica. Pernyataan emosional ini muncul di tengah ketidakpastian masa depannya di Chelsea, di mana ia terikat kontrak enam tahun yang bernilai fantastis, namun kini diabaikan oleh manajer baru Enzo Maresca.

Awal Mula Sebuah Janji yang Mahal: Era Atletico Madrid

Perjalanan Joao Felix menuju puncak sepak bola Eropa dimulai dengan gemilang di akademi Benfica. Bakatnya yang luar biasa, visi bermain yang matang di usia muda, dan kemampuan mencetak gol menjadikannya sensasi instan. Pada musim 2018-2019, ia meledak di panggung profesional bersama tim senior Benfica, mencetak 20 gol dan 11 assist di semua kompetisi, termasuk hat-trick di Liga Europa, yang menarik perhatian klub-klub elite Eropa. Puncaknya, pada tahun 2019, Atletico Madrid memecahkan rekor transfer klub dengan mengeluarkan dana sebesar €126 juta (£109 juta/$148 juta) untuk memboyongnya ke Wanda Metropolitano. Angka fantastis ini tidak hanya menjadikannya remaja termahal kedua di dunia setelah Kylian Mbappé, tetapi juga menempatkan beban ekspektasi yang sangat besar di pundaknya.

Di Madrid, Felix diharapkan menjadi penerus Antoine Griezmann dan membawa dimensi ofensif baru bagi skuat Diego Simeone yang dikenal pragmatis. Namun, adaptasi dengan filosofi sepak bola Simeone yang mengutamakan pertahanan dan kerja keras tanpa henti terbukti menjadi tantangan besar bagi gaya bermain Felix yang lebih mengalir dan kreatif. Meskipun menunjukkan kilasan kejeniusan, konsistensinya sering kali dipertanyakan. Ia kesulitan menemukan peran yang pas dalam sistem tim, dan performa naik-turunnya mulai memicu keraguan. Cedera juga kerap menghambat perkembangannya, mencegahnya membangun momentum yang dibutuhkan untuk membenarkan label harganya. Hubungannya dengan Simeone dilaporkan menegang, yang pada akhirnya memicu keinginan untuk mencari tantangan baru.

Petualangan di London Barat: Peminjaman Pertama dengan Chelsea

Pada paruh kedua musim 2022-2023, Joao Felix mendapatkan kesempatan untuk mencoba peruntungannya di Liga Primer Inggris, bergabung dengan Chelsea dengan status pinjaman. Kedatangannya disambut dengan antusiasme besar oleh para penggemar The Blues yang haus akan kreativitas di lini serang. Dalam 20 penampilannya di semua kompetisi bersama Chelsea, Felix berhasil mencetak 7 gol. Meskipun tidak sepenuhnya buruk, kontribusinya dianggap belum cukup untuk mengangkat performa Chelsea yang sedang terpuruk di bawah Graham Potter dan kemudian Frank Lampard. Ia menunjukkan beberapa momen brilian, terutama dalam kemampuan menggiring bola dan visi umpan, namun seringkali terlihat kurang klinis di depan gawang atau kurang terlibat dalam fase bertahan, yang menjadi tuntutan di Liga Primer yang intens. Pada akhir musim, Chelsea memutuskan untuk tidak mempermanenkan statusnya, dan ia pun kembali ke Atletico Madrid.

Interlude di Catalunya: Setengah Musim Bersama Barcelona

Musim berikutnya, 2023-2024, Felix kembali dipinjamkan, kali ini ke rival domestik Atletico, Barcelona. Di Camp Nou, ia sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di awal musim, mencetak gol-gol penting dan beradaptasi dengan gaya bermain tiki-taka Barcelona yang lebih cocok dengan atributnya. Bersama Robert Lewandowski dan Raphinha, ia membentuk trio penyerang yang menjanjikan. Namun, seiring berjalannya waktu, performanya kembali menurun. Inkonsistensi dan kurangnya dampak signifikan dalam pertandingan-pertandingan besar membuat Barcelona juga enggan untuk mempermanenkan statusnya. Klub Catalunya itu menghadapi masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi tuntutan harga Atletico, sementara Felix sendiri gagal meyakinkan Xavi Hernandez sepenuhnya untuk menjadikannya bagian dari rencana jangka panjang klub.

Investasi Senilai £45 Juta yang Terlupakan: Kembali ke Chelsea dan Keputusan Maresca

Meskipun sempat dipinjamkan ke Barcelona, Chelsea tampaknya melihat secercah harapan dalam diri Felix, atau mungkin Atletico Madrid berhasil menurunkan harga jualnya secara signifikan. Di bursa transfer musim panas 2024, sebuah langkah mengejutkan terjadi: The Blues dikabarkan mengeluarkan dana sebesar £45 juta untuk mengamankan tanda tangan Felix secara permanen dari Atletico Madrid, mengikatnya dengan kontrak berdurasi enam tahun yang menggarisbawahi komitmen jangka panjang klub kepadanya. Investasi ini, meskipun jauh lebih rendah dari harga awalnya ke Atletico, tetaplah angka yang substansial, menunjukkan bahwa Chelsea masih percaya pada potensi besar yang dimilikinya.

Namun, harapan untuk melihat Felix bersinar di Stamford Bridge segera pupus. Kedatangan pelatih baru Enzo Maresca di Stamford Bridge telah memicu perombakan besar-besaran, dan Joao Felix menjadi salah satu korban pertama dari evaluasi strategis ini. Maresca, yang dikenal dengan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan intensitas tinggi, tampaknya tidak melihat Felix sebagai bagian integral dari rencana jangka panjangnya. Meskipun Felix memiliki sisa kontrak enam tahun yang menguntungkan, laporan mengindikasikan bahwa Maresca telah "memalingkan punggungnya" dari pemain tersebut, menganggapnya surplus dari persyaratan tim. Ini adalah pukulan telak bagi Felix dan dilema besar bagi Chelsea, yang kini memiliki pemain dengan kontrak jangka panjang dan gaji tinggi namun tidak masuk dalam rencana pelatih.

Sebagai bagian dari upaya untuk mencari solusi, Felix kembali dipinjamkan, kali ini ke AC Milan pada paruh kedua musim lalu. Di Milan, ia diharapkan menemukan kembali sentuhan magisnya di Serie A, namun realitas di lapangan jauh dari ekspektasi. Bersama pemain pinjaman lain seperti Kyle Walker (dari Man City) dan Christian Pulisic (yang kemudian dipermanenkan), Felix gagal memberikan dampak signifikan. Penampilannya di San Siro kurang impresif, dan ia hanya sesekali menunjukkan kualitasnya tanpa mampu menjadi figur kunci yang diharapkan. Akibatnya, Rossoneri telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mempertimbangkan transfer permanen atau peminjaman ulang untuk Felix. Hal ini semakin memperumit posisi Felix, yang kini kembali ke Chelsea tanpa prospek yang jelas di bawah Maresca.

Panggilan "Rumah": Kerinduan Akan Benfica

Dalam wawancara dengan Correio da Manha, Joao Felix secara gamblang menyatakan keinginannya untuk kembali ke akarnya. "Saya ingin pulang, rumah saya adalah Benfica. Saya harus pulang," katanya dengan penuh kerinduan. "Benfica adalah klub favorit saya." Pernyataan ini bukan sekadar keinginan biasa, melainkan cerminan dari kebutuhan mendalam akan stabilitas, kebahagiaan, dan lingkungan yang familiar setelah bertahun-tahun berkelana tanpa menemukan tempat yang pas.

Faktor lain yang memperkuat keinginannya adalah keberadaan Bruno Lage sebagai pelatih Benfica. Lage adalah sosok yang sangat penting dalam karier Felix, pelatih yang memberinya debut dan kepercayaan penuh saat ia meledak sebagai bintang di Benfica. "Dengan Bruno Lage sebagai pelatih, yang saya kenal dan yang penting bagi karier saya, ia menambah keputusan saya dan saya [akan] sangat senang tentang kembali ke Benfica," ungkap Felix. "Dan itu mungkin tempat di mana saya paling condong. Saya merasa perlu berada di rumah dan itulah mengapa Benfica adalah salah satu ide yang ada dalam pikiran saya." Panggilan dari pelatih yang memahami gaya bermain dan karakternya bisa menjadi katalis yang ia butuhkan untuk menghidupkan kembali kariernya.

Dampak Tragedi Pribadi dan Pencarian Stabilitas

Pernyataan Felix untuk kembali ke Portugal juga tidak terlepas dari peristiwa tragis yang baru-baru ini menimpa rekan setimnya di tim nasional Portugal, Diogo Jota, yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil yang menyedihkan. Tragedi ini tampaknya sangat memengaruhi Felix, memicu keinginan untuk lebih dekat dengan keluarga dan mencari stabilitas serta kebahagiaan, baik dalam kehidupan profesional maupun pribadinya. "Saya ingin lebih dekat dengan keluarga saya," tambahnya, menunjukkan bahwa keputusannya bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang kesejahteraan emosional.

Pencarian akan stabilitas dan kebahagiaan ini menjadi benang merah dalam perjalanan karier Felix yang berliku. Dari ekspektasi besar di Atletico hingga petualangan pinjaman yang gagal, ia tampaknya mendambakan tempat di mana ia bisa merasa nyaman dan dihargai, jauh dari tekanan dan sorotan yang terus-menerus. Benfica, sebagai klub yang memberinya kesempatan pertama dan di mana ia pernah bersinar terang, menawarkan janji akan lingkungan yang mendukung dan sistem yang akrab.

Tantangan di Depan dan Masa Depan yang Tidak Pasti

Meskipun keinginan Felix untuk kembali ke Benfica sangat kuat, mewujudkan transfer ini tidak akan mudah. Tantangan utama terletak pada aspek finansial. Dengan sisa kontrak enam tahun di Chelsea dan gaji yang tinggi, The Blues pasti ingin meminimalkan kerugian dari investasi £45 juta mereka. Atletico Madrid, sebagai klub asal yang masih memegang hak kepemilikan awalnya sebelum penjualan ke Chelsea, juga mungkin memiliki klausul atau tuntutan tertentu yang harus dipenuhi. Benfica, di sisi lain, mungkin tidak mampu membayar biaya transfer yang signifikan atau menanggung seluruh gaji Felix. Negosiasi yang kompleks antara ketiga belah pihak, serta kesediaan Felix untuk melakukan "pengorbanan besar" dalam hal gaji, akan menjadi kunci.

Kisah Joao Felix adalah pengingat betapa sulitnya bagi seorang talenta muda untuk memenuhi ekspektasi yang sangat tinggi, terutama ketika label harga besar melekat pada mereka. Setelah berulang kali gagal menemukan rumah permanen di klub-klub top Eropa, keinginan untuk kembali ke Benfica mungkin menjadi langkah paling bijak bagi sang penyerang. Apakah ia akan berhasil kembali ke "rumah" dan menemukan kembali performa terbaiknya di bawah Bruno Lage, ataukah ia akan terus terperangkap dalam limbo transfer yang sulit, hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, masa depan Joao Felix tetap menjadi salah satu saga transfer paling menarik di musim panas ini.

Chelsea flop Joao Felix makes transfer admission after failed AC Milan loan move as Enzo Maresca turns back on £45m signing despite remaining six-year contract

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *