
Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola internasional setelah bintang Liverpool, Diogo Jota, dikonfirmasi meninggal dunia bersama saudaranya dalam sebuah kecelakaan mobil tragis di Spanyol pada pagi ini. Insiden yang menggemparkan ini sontak menimbulkan gelombang kesedihan dan ucapan belasungkawa dari seluruh penjuru dunia, dengan sebagian besar netizen dan penggemar Liverpool menyerukan agar nomor punggung 20 yang dikenakan Jota dipensiunkan sebagai bentuk penghormatan abadi.
Tragedi itu terjadi di area Zamora, Spanyol, ketika Lamborghini yang dikemudikan Jota atau saudaranya, kehilangan kendali dan keluar jalur. Menurut konfirmasi dari Kepolisian Spanyol kepada BBC, kecelakaan maut tersebut dipicu oleh pecah ban kendaraan saat mencoba menyalip mobil lain. Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan bahwa mobil sport mewah itu terbakar hebat beberapa saat setelah benturan, menyulitkan identifikasi pengemudi di antara kedua bersaudara tersebut. Usia Jota yang masih 28 tahun membuat kepergiannya terasa semakin menyesakkan, memupus harapan akan masa depan yang cerah di puncak kariernya.
Diogo Jota, nama lengkapnya Diogo José Teixeira da Silva, lahir di Porto, Portugal, pada 4 Desember 1996. Ia memulai karier sepak bolanya di akademi Gondomar S.C. sebelum kemudian bergabung dengan Paços de Ferreira. Bakatnya yang mencolok di lini serang dengan cepat menarik perhatian klub-klub besar, membawanya ke Atlético Madrid pada tahun 2016, meskipun ia segera dipinjamkan ke FC Porto untuk musim 2016–2017. Di sana, ia menunjukkan potensi besarnya dengan mencetak beberapa gol penting, mengukuhkan reputasinya sebagai penyerang yang berbahaya.
Titik balik signifikan dalam karier Jota terjadi ketika ia pindah ke Inggris, bergabung dengan Wolverhampton Wanderers pada tahun 2017. Awalnya sebagai pemain pinjaman, ia kemudian dipermanenkan oleh Wolves. Di bawah asuhan Nuno Espírito Santo, Jota menjadi salah satu pilar utama tim yang berhasil promosi ke Premier League. Kombinasi kecepatan, dribbling, dan insting mencetak golnya menjadikannya ancaman konstan bagi pertahanan lawan. Ia membentuk kemitraan yang mematikan dengan Raúl Jiménez, membantu Wolves meraih hasil impresif di liga papan atas Inggris dan bahkan di kompetisi Eropa. Selama tiga musim bersama Wolves, Jota mencatatkan 44 gol dalam 131 penampilan di semua kompetisi, menjadikannya salah satu penyerang paling menonjol di luar "enam besar" Liga Primer.
Pada musim panas 2020, Jota membuat langkah besar dalam kariernya dengan transfer yang mengejutkan ke Liverpool. Di bawah bimbingan manajer legendaris Jürgen Klopp, ia dengan cepat beradaptasi dengan gaya bermain "gegenpressing" The Reds. Adaptasinya yang instan dan kemampuannya mencetak gol dari berbagai posisi di lini depan memberikan energi baru bagi Liverpool yang saat itu sedang berjuang dengan cedera beberapa pemain kunci. Jota membuktikan dirinya sebagai predator di kotak penalti dengan finishing yang klinis dan pergerakan cerdas tanpa bola. Ia menjadi aset berharga, seringkali menjadi pemecah kebuntuan atau pencetak gol penentu dalam pertandingan-pertandingan penting.
Momen-momen tak terlupakan Jota di Anfield termasuk hat-trick sensasionalnya melawan Atalanta di Liga Champions, gol-gol krusialnya di Derby Merseyside, dan kontribusinya yang konsisten dalam perburuan gelar domestik dan Eropa. Meskipun ia sempat diganggu oleh beberapa cedera, setiap kali kembali ke lapangan, Jota selalu menunjukkan komitmen dan kualitas yang sama. Ia adalah tipikal pemain yang selalu memberikan 100% di setiap pertandingan, dengan etos kerja yang tinggi dan keinginan kuat untuk menang. Kehadirannya di lapangan selalu memberikan dimensi baru bagi serangan Liverpool, baik sebagai starter maupun sebagai pemain pengganti yang efektif.
Di luar lapangan, Diogo Jota dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, profesional, dan berdedikasi. Ia memiliki hubungan yang baik dengan rekan-rekan setimnya dan sangat dihormati oleh staf pelatih. Jota juga aktif di media sosial, sering berinteraksi dengan penggemar dan menunjukkan kecintaannya pada game e-sports. Sikapnya yang tenang namun penuh semangat menjadikannya favorit di kalangan suporter Liverpool yang menghargai bukan hanya bakatnya, tetapi juga karakternya.
Kabar duka ini segera disambut dengan gelombang duka cita yang tak terhingga dari seluruh komunitas sepak bola. Akun resmi Liverpool di media sosial X (sebelumnya Twitter) dan Instagram dibanjiri dengan jutaan komentar yang menyatakan kesedihan dan belasungkawa. Tagar #RIPJota dan #Forever20 segera menjadi trending topic global, menunjukkan skala kehilangan yang dirasakan oleh para penggemar.
Di tengah kesedihan yang mendalam, muncul seruan yang semakin menguat dari para netizen dan suporter Liverpool agar klub memensiunkan nomor punggung 20 sebagai bentuk penghormatan abadi kepada Diogo Jota. "Mohon pensiunkan kaus bernomor 20 untuk menghormati Diogo," tulis seorang penggemar di akun X resmi Liverpool, yang kemudian diikuti oleh ribuan komentar serupa. "Selamanya angka 20. Mohon pensiunkan angka ini untuk mengenang pria yang hebat ini," tambah yang lain.
Alasan di balik desakan ini tidak hanya didasari oleh emosi semata, tetapi juga oleh simbolisme yang kuat. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu penggemar di X, "Lakukan hal yang benar dan pensiunkan nomor 20 miliknya. Dia ikut memenangkan liga nomor 20 kami dan dia juga mengenakan nomor 20." Komentar lain bahkan menambahkan, "Dia mengenakan Jersey nomor 20. Kami memenangkan gelar Liga ke-20 kami. Dia mencetak gol pertama musim saat kami memenangkannya. Pensiunkan nomor jersey 20 untuk Diogo Jota. Dia adalah DIA. Selamat jalan kawan." Bagi banyak suporter, angka 20 bukan sekadar nomor punggung; ia adalah simbol kejayaan yang baru saja diraih Liverpool di musim sebelumnya, yang diwarnai oleh kontribusi signifikan dari Jota.
Praktik memensiunkan nomor punggung dalam sepak bola Eropa sangat jarang, berbeda dengan olahraga Amerika Utara seperti bola basket atau hoki es. Namun, ada beberapa preseden, seperti AC Milan yang memensiunkan nomor 3 untuk Paolo Maldini dan nomor 6 untuk Franco Baresi, atau West Ham United yang memensiunkan nomor 6 untuk Bobby Moore. Jika Liverpool mengambil langkah ini, itu akan menjadi pernyataan yang sangat kuat dan menunjukkan betapa besar dampak Diogo Jota, baik di dalam maupun di luar lapangan, terhadap klub dan para penggemarnya dalam waktu singkat. Keputusan ini akan menjadi cara klub untuk secara permanen mengukir namanya dalam sejarah mereka, memastikan warisannya terus hidup.
Dunia sepak bola secara keseluruhan turut berduka. Pesan belasungkawa mengalir deras dari berbagai klub di Premier League, federasi sepak bola Eropa (UEFA), dan badan sepak bola dunia (FIFA). Pemain-pemain top, termasuk rekan senegaranya dari tim nasional Portugal seperti Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes, menyampaikan kesedihan mereka melalui media sosial. Pelatih dan mantan rekan setim Jota dari Porto dan Wolves juga berbagi kenangan manis dan kesedihan atas kepergiannya yang mendadak. Stadion-stadion di seluruh Inggris dan Eropa diperkirakan akan mengadakan momen hening sebelum pertandingan sebagai penghormatan.
Bagi Liverpool, kepergian Jota meninggalkan vakum besar, tidak hanya di lini serang tetapi juga di ruang ganti. Semangat juang dan dedikasinya akan sangat dirindukan oleh Jürgen Klopp dan seluruh skuad. Klub harus segera beradaptasi dengan kehilangan ini menjelang musim baru, mencari cara untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh salah satu pemain kuncinya. Namun, yang lebih penting dari aspek taktis adalah dampak emosional yang mendalam. Seluruh tim akan merasakan kehilangan seorang rekan, seorang teman, dan seorang pejuang.
Di balik sorotan publik dan gemuruh sepak bola, ada duka mendalam bagi keluarga Diogo Jota dan saudaranya. Kehilangan ganda ini adalah tragedi pribadi yang tak terlukiskan. Kecelakaan mobil yang begitu mendadak dan mengerikan ini menjadi pengingat pahit akan kerapuhan hidup. Investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang Spanyol akan terus dilakukan untuk mengungkap detail-detail terakhir dari insiden tragis ini.
Diogo Jota mungkin telah pergi, namun warisannya akan tetap hidup di hati para penggemar Liverpool dan seluruh dunia sepak bola. Ia akan dikenang sebagai penyerang yang mematikan, seorang profesional sejati, dan pribadi yang rendah hati. Nomor 20, yang ia kenakan dengan bangga, kini sarat dengan makna yang lebih dalam, menjadi simbol kejayaan, perjuangan, dan tragedi yang tak terduga. Kepergiannya adalah pengingat pahit bahwa hidup ini singkat dan berharga, serta meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Liverpool dan kenangan kolektif para penggemar sepak bola.
