Erick Thohir Targetkan Patrick Kluivert Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Tekankan Kesabaran dalam Proses Panjang

Erick Thohir Targetkan Patrick Kluivert Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Tekankan Kesabaran dalam Proses Panjang

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, kembali menegaskan ambisinya yang besar untuk membawa Tim Nasional Indonesia melangkah ke panggung dunia, yakni Piala Dunia 2026. Dengan penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala yang baru, harapan publik dan PSSI kian membumbung tinggi. Namun, di balik target setinggi langit itu, Erick Thohir juga dengan bijak menekankan pentingnya kesabaran dan proses panjang dalam membangun fondasi sepak bola yang kuat, sebuah filosofi yang ia terapkan pada seluruh jajaran pelatih, termasuk Kluivert.

Asa Indonesia untuk menembus Piala Dunia 2026 masih menyala terang. Perjalanan yang telah dilalui Skuad Garuda sejauh ini menunjukkan kemajuan signifikan, berhasil melewati putaran pertama dan kedua kualifikasi dengan performa yang menjanjikan. Kini, mereka bersiap menghadapi tantangan yang jauh lebih besar di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Di putaran ini, Indonesia akan bersaing dengan tim-tim raksasa sepak bola Asia lainnya seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, dan Oman. Keenam tim ini akan dibagi menjadi dua grup, dan undian penentuan grup dijadwalkan pada 17 Juli mendatang.

Taruhan di putaran keempat ini sangatlah tinggi. Untuk bisa langsung mengamankan tiket menuju Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia wajib menjadi juara grup. Jika hanya mampu finis sebagai runner-up, perjalanan tidak berhenti di situ; mereka harus melanjutkan perjuangan di putaran kelima, sebuah skema yang menambah kompleksitas dan tingkat kesulitan dalam upaya mencapai impian tersebut. Kondisi ini menuntut persiapan yang matang, strategi yang cerdik, serta mentalitas baja dari seluruh elemen tim.

Penunjukan Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda dengan segudang pengalaman sebagai pemain top dunia, diharapkan mampu membawa angin segar dan dimensi baru dalam taktik serta mentalitas tim. Meskipun rekam jejak kepelatihannya belum sementereng karier bermainnya, kehadirannya diyakini dapat memberikan inspirasi dan motivasi tambahan bagi para pemain. Erick Thohir sendiri telah menekankan target ini kepada Kluivert sejak awal penunjukannya, bahwa tujuan utama adalah membawa Indonesia mencapai Piala Dunia 2026.

"Kembali kita semua berusaha, kita berusaha, kita ingin jadi tuan rumah itu sebagai asuransi, sekarang kita bermain di Saudi dan Qatar. Pernyataan saya pasti tuan rumah menguntungkan, main di mereka, dan tentu kita harus berikan persiapan," ujar Erick Thohir kepada awak media di kawasan Senayan, Jakarta. Pernyataan ini merefleksikan realitas bahwa keuntungan bermain di kandang sendiri kini tidak ada, dan Timnas harus siap menghadapi tekanan serta tantangan bermain di markas lawan yang memiliki basis pendukung kuat.

Erick Thohir juga mengambil pelajaran dari pengalaman pahit saat Timnas Indonesia U-23 berjuang di babak playoff Olimpiade Paris 2024 melawan Guinea di Prancis. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, pengalaman tersebut menjadi bukti bahwa perjuangan di babak kualifikasi menuju turnamen besar memang penuh dinamika dan membutuhkan mentalitas pantang menyerah. "Kembali babak daripada menuju Piala Dunia itu ada round 4, round 5, dan playoff seterusnya. Kita pernah merasakan hal yang sama ketika kita mencoba lolos ke Olimpiade, ketika kita playoff melawan Guinea waktu itu main di Prancis. Ya hal-hal ini kita usaha, kita semua usaha, yang penting kita jangan jadi bangsa yang menyerah sebelum kita fight, yang penting persiapannya harus baik," lanjut Menteri BUMN tersebut, menekankan pentingnya persiapan maksimal dan semangat juang yang tak pernah padam.

Filosofi "kesabaran" menjadi benang merah dalam setiap pernyataan Erick Thohir terkait pengembangan sepak bola nasional. Ia menegaskan bahwa membangun sebuah ekosistem sepak bola yang kokoh tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan memerlukan proses bertahap dan waktu yang cukup. Hal ini terlihat dari pendekatannya terhadap para pelatih yang diamanahi tanggung jawab besar.

"Ya kan usaha, semua usaha, semua usaha. Sama Coach Mochizuki (Satoru) berusaha, kita mempersiapkan para pemain muda kemarin dengan beberapa pemain diaspora yang U-19 bermain, dan pemain yang berikutnya akan bergabung usia U-23 itu buat tahun depan, kita usaha kembali dinamika sepak bola terjadi," jelas Erick. Ini menunjukkan bahwa PSSI di bawah kepemimpinannya tidak hanya fokus pada tim senior, tetapi juga membangun fondasi kuat dari usia muda, termasuk dengan mengintegrasikan pemain-pemain diaspora yang memiliki potensi besar.

Pendekatan jangka panjang ini juga diaplikasikan pada kontrak para pelatih. "Nah kembali membangun sepak bola itu perlu kesabaran. Coach Shin Tae-yong, 5 tahun kita beri kesempatan. Tetapi saat waktunya sudah, ya kita sudah. Coach Patrick ada kontrak 2 (tahun) ya kita tunggu, Coach Mochizuki ada kontrak 2 (tahun), ya kita tunggu semua, enggak usah kesusu semua membangun. Saya pun sebagai ketua umum sampai 2027, ada waktunya semua," tutur Erick. Pernyataan ini secara implisit membandingkan durasi kontrak Kluivert dengan Shin Tae-yong, yang telah diberi waktu lima tahun untuk membangun Timnas dan menunjukkan progres signifikan. Ini juga menegaskan bahwa setiap pelatih memiliki target dan durasi kontrak yang harus dihormati, serta memberikan ruang bagi mereka untuk bekerja tanpa tekanan berlebihan untuk hasil instan.

Lebih dari sekadar hasil di lapangan, Erick Thohir juga menginginkan sepak bola menjadi alat pemersatu bangsa, bukan sumber perpecahan. "Jadi semua enggak usah apa sekedar sepak bola ini jadi drama saling menghujat, saling memecah belah, justru sepak bola ini harus mempersatukan dan saya tidak menjadi bagian yang apa individu yang takut dikritik ya ini era demokrasi," ujar Erick, menunjukkan keterbukaannya terhadap kritik sebagai bagian dari proses demokrasi, selama kritik tersebut bersifat membangun dan tidak menimbulkan perpecahan.

Untuk memperkaya pemahaman akan jalur kualifikasi Piala Dunia 2026, ada baiknya kita menilik kembali seluruh tahapan yang harus dilalui. Kualifikasi Zona Asia terdiri dari lima putaran utama. Indonesia memulai perjalanannya dari Putaran Pertama, di mana mereka berhasil mengalahkan Brunei Darussalam. Kemudian, di Putaran Kedua, Indonesia tergabung dalam grup F bersama Irak, Vietnam, dan Filipina. Secara mengejutkan, Skuad Garuda mampu finis sebagai runner-up grup di bawah Irak, mengungguli Vietnam dan Filipina, sebuah pencapaian yang mengantarkan mereka ke Putaran Ketiga.

Namun, di sini ada sedikit koreksi dan penambahan detail. Putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia akan melibatkan 18 tim terbaik dari putaran kedua. Tim-tim ini akan dibagi menjadi tiga grup yang masing-masing terdiri dari enam tim. Dua tim teratas dari setiap grup (total 6 tim) akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Jika Indonesia berada di Putaran Keempat, itu berarti PSSI dan Erick Thohir merujuk pada format lanjutan setelah putaran ketiga. Berdasarkan informasi FIFA, setelah putaran ketiga, tim peringkat ketiga dan keempat dari masing-masing grup (total 6 tim) akan melaju ke Putaran Keempat. Di sinilah keenam tim tersebut (yang disebutkan Erick Thohir: Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, dan Oman, ditambah Indonesia) akan dibagi menjadi dua grup berisi tiga tim. Masing-masing juara grup dari putaran keempat ini akan lolos langsung ke Piala Dunia 2026.

Artinya, jika Indonesia berhasil menjadi juara grup di Putaran Keempat ini, tiket menuju Piala Dunia sudah di tangan. Namun, jika hanya menjadi runner-up, mereka akan melanjutkan perjuangan di Putaran Kelima. Di putaran kelima, dua runner-up dari Putaran Keempat akan saling berhadapan dalam format playoff dua leg. Pemenangnya akan melaju ke playoff antar-konfederasi, sebuah babak terakhir yang sangat krusial di mana tim-tim dari berbagai benua akan memperebutkan slot terakhir di Piala Dunia. Ini adalah jalur yang sangat panjang, berliku, dan penuh tekanan.

Dengan demikian, target yang dibebankan kepada Patrick Kluivert tidaklah ringan. Ia harus mampu meramu tim yang tidak hanya solid secara taktik dan fisik, tetapi juga memiliki mental juara dan ketahanan menghadapi tekanan besar. Peran Kluivert akan sangat krusial dalam mengembangkan potensi para pemain, baik yang berasal dari liga domestik maupun diaspora, serta mengintegrasikan mereka menjadi satu kesatuan yang padu. PSSI sendiri, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, dituntut untuk memberikan dukungan penuh, mulai dari fasilitas latihan, jadwal uji coba yang ideal, hingga dukungan psikologis bagi seluruh tim.

Pengembangan pemain muda melalui Coach Mochizuki Satoru juga merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang PSSI. Pembinaan di level U-19 dan U-23 adalah investasi untuk masa depan Timnas senior. Pemain-pemain yang saat ini dipersiapkan di kelompok umur tersebut diharapkan akan menjadi tulang punggung Timnas di tahun-tahun mendatang, memastikan keberlanjutan regenerasi dan kualitas skuad.

Singkatnya, perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 adalah sebuah maraton, bukan sprint. Ambisi besar telah dicanangkan, pelatih kelas dunia telah ditunjuk, dan persiapan di berbagai level telah digalakkan. Namun, kunci utama untuk mencapai impian tersebut, seperti yang selalu ditekankan oleh Erick Thohir, adalah kesabaran, kerja keras yang konsisten, dan keyakinan bahwa dengan persiapan yang matang dan semangat pantang menyerah, Timnas Indonesia mampu mengukir sejarah baru di kancah sepak bola dunia. Ini adalah upaya kolektif dari PSSI, staf pelatih, pemain, dan tentu saja, dukungan tak henti dari seluruh rakyat Indonesia.

Erick Thohir Targetkan Patrick Kluivert Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Tekankan Kesabaran dalam Proses Panjang

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *