Euro 2025: Polandia Triumphs dalam Sejarah, Kalahkan Denmark untuk Kemenangan Perdana Turnamen

Euro 2025: Polandia Triumphs dalam Sejarah, Kalahkan Denmark untuk Kemenangan Perdana Turnamen

Euro 2025: Polandia Triumphs dalam Sejarah, Kalahkan Denmark untuk Kemenangan Perdana Turnamen

Polandia, meskipun telah dipastikan tersingkir dari turnamen Euro 2025, berhasil mencetak sejarah gemilang dengan meraih kemenangan pertama mereka di sebuah turnamen besar. Dalam laga terakhir Grup D yang berlangsung di Lucerne, tim debutan ini mengalahkan Denmark yang tanpa kemenangan dengan skor 3-2, sekaligus mencetak gol dan meraih poin perdana mereka di ajang bergengsi ini. Kemenangan ini menjadi momen kebanggaan bagi sepak bola wanita Polandia, menandai langkah maju yang signifikan meskipun perjalanan mereka di turnamen ini harus berakhir.

Sebelum pertandingan krusial ini, nasib Polandia di Euro 2025 sudah disegel. Dua kekalahan telak di laga sebelumnya—0-2 dari raksasa Jerman dan 0-3 dari Swedia—memastikan mereka tereliminasi dari fase grup. Namun, kekalahan tersebut tidak meruntuhkan semangat juang pasukan Nina Patalon. Justru sebaliknya, mereka memasuki pertandingan melawan Denmark dengan tekad kuat untuk membuktikan diri dan meninggalkan jejak positif di panggung Eropa. Bagi Polandia, laga ini bukan lagi tentang kualifikasi, melainkan tentang kehormatan, kebanggaan, dan janji yang telah diucapkan pelatih Patalon sebelumnya: "Ini bukan akhir, ini baru permulaan."

Denmark, di sisi lain, datang ke turnamen ini dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi. Sebagai finalis Euro 2017, mereka diharapkan mampu menunjukkan performa yang lebih baik. Namun, serangkaian hasil mengecewakan telah membuat mereka terpuruk dan berada dalam tekanan besar. Pertandingan melawan Polandia adalah kesempatan terakhir bagi mereka untuk menyelamatkan muka dan setidaknya meraih satu poin. Pertandingan ini juga menjadi laga terakhir bagi pelatih Denmark, Andree Jeglertz, sebelum ia hijrah ke Manchester City, menambah lapisan emosional pada duel ini.

Sejak peluit awal dibunyikan, Polandia menunjukkan pendekatan yang jauh berbeda. Nina Patalon, pelatih kepala Polandia, tampaknya telah mengambil risiko yang diperhitungkan dengan mengadopsi pendekatan yang jauh lebih menyerang dibandingkan dua pertandingan grup sebelumnya. Strategi ini terbukti jitu sejak menit-menit awal. Mereka menerapkan tekanan tinggi terhadap Denmark, memenangkan bola di area pertahanan lawan, dan dengan cepat mengalihkan bola ke sisi sayap yang kosong, sebuah taktik yang nyaris tidak terlihat dalam kekalahan mereka dari Jerman dan Swedia. Kebebasan bermain dan intensitas menyerang yang ditunjukkan Polandia ini mengejutkan pertahanan Denmark yang tampak tidak siap.

Hasil dari pendekatan agresif ini langsung terlihat pada menit ke-13. Emilia Szymczak, yang tampil impresif di sisi kanan, melakukan penetrasi tajam setelah memenangkan bola dari kesalahan lawan. Ia kemudian melepaskan umpan silang mendatar ke tiang dekat yang awalnya ditujukan untuk kapten Ewa Pajor. Namun, bola justru jatuh tepat di kaki Natalia Padilla-Bidas. Tanpa ragu, Padilla-Bidas menyambar bola dan mencetak gol, menandai gol pertama Polandia di sebuah turnamen besar dalam sejarah mereka. Sorakan kegembiraan meledak dari bangku cadangan dan para pendukung Polandia, merayakan momen bersejarah ini.

Gol pembuka itu semakin memicu semangat Polandia. Mereka terus menekan dan memaksa Denmark melakukan kesalahan. Tujuh menit berselang, Ewa Pajor menjadi beneficiari dari tekanan Polandia. Menerima umpan silang akurat dari Padilla yang tidak terkawal, Pajor melompat tinggi dan menyundul bola melewati kiper Denmark, Maja Ostergaard. Gol kedua ini, yang terjadi hanya dalam waktu 20 menit, semakin menegaskan dominasi Polandia di babak pertama dan membuat Denmark dalam posisi yang sangat sulit.

Perjuangan Denmark di babak pertama semakin diperparah dengan cederanya kapten sekaligus striker andalan mereka, Pernille Harder, yang harus ditarik keluar. Kehilangan Harder, pemain kunci yang menjadi motor serangan mereka, jelas menjadi pukulan telak bagi tim yang sudah kesulitan mencari ritme. Denmark praktis tidak memberikan ancaman berarti hingga menit-menit akhir babak pertama. Di masa injury time, striker Signe Bruun—yang memulai pertandingan di lini depan menggantikan Amalie Vangsgaard—hampir saja memperkecil ketertinggalan. Sundulannya membentur mistar gawang, dan sesaat kemudian ia memaksa kiper Polandia, Kinga Szemik, melakukan penyelamatan cerdas. Momen-momen ini menjadi secercah harapan bagi Denmark sebelum jeda.

Memasuki babak kedua, Polandia tampak sedikit melambat, menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah upaya keras di babak pertama. Hal ini dimanfaatkan oleh Denmark untuk mencoba bangkit. Kinga Szemik, kiper Polandia, yang sebelumnya tampil gemilang dengan beberapa penyelamatan penting, melakukan kesalahan fatal. Tendangan jarak jauh Janni Thomsen dari luar kotak penalti meluncur melalui tangannya yang tidak sempurna, dan bola bergulir masuk ke gawang. Gol ini memberikan Denmark napas baru dan memperkecil kedudukan menjadi 2-1, membuat pertandingan kembali hidup.

Momentum seolah bergeser ke Denmark. Mereka semakin agresif dan nyaris menyamakan kedudukan. Pemain pengganti Denmark, Nadia Nadim, berhasil menjebol gawang Polandia dengan sundulan keras, namun gol tersebut dianulir oleh sistem offside otomatis. Keputusan ini, yang didasarkan pada teknologi canggih, menjadi penyelamat bagi Polandia dan sebuah pukulan telak bagi Denmark.

Polandia, yang mendapatkan ‘kehidupan’ kedua dari keberuntungan ini, tidak menyia-nyiakannya. Mereka segera memanfaatkan momentum yang tercipta. Martyna Wiankowska dengan sigap menyambar bola dari jarak dekat setelah terjadi kemelut di depan gawang Denmark, dan berhasil menjebloskan bola untuk membuat skor menjadi 3-1. Gol ini seolah mengamankan kemenangan Polandia dan mengembalikan keunggulan dua gol mereka.

Namun, drama belum berakhir. Signe Bruun kembali menunjukkan ketajamannya dengan sundulan terarah yang melewati Szemik, memperkecil kedudukan menjadi 3-2. Gol ini tercipta di menit-menit akhir, mengatur panggung untuk penyelesaian yang sangat menegangkan. Denmark berjuang keras untuk mencari gol penyama kedudukan di sisa waktu, tetapi pertahanan Polandia berhasil bertahan dari gempuran akhir, memastikan kemenangan bersejarah mereka.

Bagi Polandia, kemenangan ini bukan sekadar tiga poin atau gol-gol perdana. Ini adalah bukti nyata dari perkembangan dan potensi sepak bola wanita di negara tersebut. Kata-kata Nina Patalon, "Ini bukan akhir, ini baru permulaan," bergema kuat. Timnya benar-benar mendukung seruan motivasinya di lapangan, bermain dengan kebebasan dan niat menyerang yang sangat minim di awal turnamen. Kemenangan ini memberikan dorongan moral yang sangat dibutuhkan dan menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi. Meskipun kelemahan dalam bertahan dari bola-bola atas masih terlihat (lima dari tujuh gol yang mereka kebobolan di Swiss berasal dari sundulan), penampilan ini memberikan banyak harapan untuk masa depan. Ini menunjukkan bahwa penampilan pertama mereka di turnamen besar tidak akan menjadi yang terakhir. Kemenangan ini akan menjadi fondasi penting bagi generasi pemain Polandia selanjutnya, menginspirasi lebih banyak gadis muda untuk mengejar impian sepak bola.

Di sisi lain, bagi Denmark, kekalahan ini adalah penutup yang mengecewakan untuk kampanye Euro 2025 mereka. Bermain di bawah pelatih Andree Jeglertz untuk terakhir kalinya, mereka menjadi negara kelima dalam sejarah Euro Wanita yang kalah dalam ketiga pertandingan grup mereka di sebuah turnamen. Ini adalah penurunan performa yang drastis bagi tim yang hanya beberapa tahun lalu mencapai final. Cedera Pernille Harder menjadi salah satu faktor kunci yang mungkin mempengaruhi performa mereka secara keseluruhan, namun performa tim secara kolektif tampak lesu dan kurang kohesif. Denmark kini menghadapi tugas berat untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan membangun kembali tim mereka untuk tantangan di masa depan. Perginya Jeglertz ke Manchester City juga menandai berakhirnya sebuah era dan dimulainya periode transisi bagi timnas wanita Denmark.

Pertandingan ini menjadi bukti nyata bahwa di turnamen besar sekalipun, tim yang telah tersingkir masih bisa menemukan motivasi untuk menampilkan performa terbaik mereka. Kemenangan Polandia atas Denmark bukan hanya tentang skor akhir, melainkan tentang semangat, sejarah, dan harapan untuk masa depan sepak bola wanita. Ini adalah momen yang akan dikenang oleh penggemar sepak bola Polandia sebagai langkah pertama yang berani di panggung internasional.

Euro 2025: Polandia Triumphs dalam Sejarah, Kalahkan Denmark untuk Kemenangan Perdana Turnamen

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *