Honda Memangkas Ambisi EV, Beralih Fokus ke Hybrid di Tengah Perlambatan Pasar Global

Honda Memangkas Ambisi EV, Beralih Fokus ke Hybrid di Tengah Perlambatan Pasar Global

Laporan terbaru mengindikasikan pergeseran strategis yang signifikan di tubuh Honda Motor Co., salah satu raksasa otomotif dunia. Pabrikan asal Jepang ini dikabarkan telah membatalkan proyek pengembangan SUV listrik tiga baris mereka, sebuah langkah yang mengejutkan di tengah gelombang elektrifikasi global. Keputusan drastis ini merupakan bagian dari upaya Honda untuk melakukan pemangkasan anggaran besar-besaran, hingga 30%, untuk beberapa model mobil listrik terbaru yang sedianya akan dirilis pada tahun 2030 mendatang.

Pemangkasan anggaran ini bukan isapan jempol belaka. Seperti yang dilansir oleh Nikkei Asia, pada bulan Mei 2025, Honda secara resmi mengumumkan rencana untuk mengurangi anggaran Penelitian dan Pengembangan (R&D) yang dialokasikan untuk model-model yang akan diluncurkan hingga tahun 2030. Angka yang fantastis, dari semula 10 triliun yen (sekitar Rp 1.300 triliun) dipangkas menjadi 7 triliun yen (sekitar Rp 910 triliun). Penurunan sebesar 3 triliun yen atau setara dengan Rp 390 triliun ini mencerminkan perubahan prioritas yang fundamental dan berani dari Honda.

Kabarnya, sebagian besar dari dana yang berhasil dihemat melalui pemangkasan anggaran ini akan dialihkan dan difokuskan secara intensif untuk pengembangan teknologi mobil hybrid. Lebih jauh lagi, Honda juga disebut-sebut tidak lagi menargetkan penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) sebesar 30% dari total penjualan mereka pada tahun 2030, sebuah target ambisius yang sebelumnya telah mereka canangkan. Revisi target ini mengindikasikan adanya realisme baru dalam menghadapi dinamika pasar kendaraan listrik yang tidak secepat atau sehomogen yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga:

Pergeseran strategi yang dilakukan oleh Honda ini bukanlah fenomena yang terisolasi. Sebaliknya, hal ini mencerminkan tren yang berkembang di antara pabrikan otomotif ternama dunia yang mulai merevisi ulang target dan lini produk terkait kendaraan elektrifikasi mereka. Sebelum Honda, beberapa pemain besar lainnya seperti Ford dan Toyota sudah lebih dahulu mengumumkan penundaan peluncuran crossover EV terbaru mereka. Ford, misalnya, telah menunda beberapa proyek EV dan fokus pada peningkatan profitabilitas unit EV mereka. Toyota, yang selama ini dikenal hati-hati dalam adopsi penuh EV, justru memperkuat kembali argumen mereka tentang pentingnya diversifikasi teknologi, termasuk hybrid dan hidrogen, sebagai jembatan menuju elektrifikasi penuh.

Tidak hanya pabrikan dari Barat, raksasa otomotif Asia lainnya pun merasakan dampak perlambatan ini. Nissan, yang merupakan pelopor dalam segmen EV massal dengan model Leaf, juga dilaporkan menunda peluncuran Xterra listriknya selama sepuluh bulan hingga November 2028. Saudara mereka di segmen premium, Infiniti, juga mengambil langkah serupa dengan menunda peluncuran model EV hingga Maret 2029. Serangkaian penundaan dan revisi target ini menunjukkan bahwa pasar kendaraan listrik global sedang mengalami fase konsolidasi dan penyesuaian ekspektasi.

Langkah Honda, dan juga pabrikan lainnya, dipandang sebagai reaksi langsung terhadap melambatnya permintaan kendaraan listrik di banyak negara kunci, terutama di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat dan Eropa. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perlambatan ini. Pertama, harga mobil listrik yang relatif masih tinggi, terutama untuk model-model premium, membuat sebagian besar konsumen masih enggan beralih. Kedua, kekhawatiran terkait infrastruktur pengisian daya yang belum merata dan waktu pengisian yang relatif lama masih menjadi kendala utama bagi banyak calon pembeli. Ketiga, faktor ekonomi makro seperti inflasi dan kenaikan suku bunga juga mempengaruhi daya beli konsumen, membuat mereka lebih hati-hati dalam melakukan pembelian besar seperti mobil baru.

Secara spesifik di Amerika Serikat, perubahan kebijakan pajak kendaraan listrik di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump juga menjadi pertimbangan penting. Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang berlaku saat ini memberikan insentif pajak yang signifikan untuk kendaraan listrik yang dirakit di Amerika Utara dan menggunakan komponen baterai yang bersumber dari wilayah tersebut atau negara-negara mitra dagang. Kebijakan ini, yang bertujuan untuk mendorong produksi lokal, secara tidak langsung mempersulit pabrikan asing yang belum memiliki rantai pasokan dan fasilitas produksi yang sesuai di AS untuk bersaing. Potensi perubahan kebijakan lebih lanjut jika Trump kembali menjabat juga menambah ketidakpastian bagi para produsen.

Meskipun ada efisiensi dan pemangkasan anggaran, Honda menegaskan bahwa mereka tidak sepenuhnya meninggalkan ambisi di segmen kendaraan listrik. Perusahaan ini masih memiliki beberapa kendaraan listrik yang siap diproduksi dan akan menjadi ujung tombak strategi EV mereka di masa depan. Di antaranya adalah "0 Series", yang mencakup 0 SUV dan 0 Saloon sedan, yang rencananya akan diluncurkan secara global tahun depan. Seri "0" ini merupakan representasi dari filosofi desain dan teknologi EV masa depan Honda, dengan penekanan pada efisiensi aerodinamika, ruang kabin yang lapang, dan teknologi canggih.

Selain itu, Honda juga sedang mengembangkan proyek Afeela 1, sebuah kendaraan listrik premium yang lahir dari kolaborasi strategis dengan Sony. Kemitraan ini menunjukkan komitmen Honda untuk menggabungkan keahlian otomotif dengan teknologi mutakhir dari industri hiburan dan elektronik, menciptakan pengalaman berkendara yang lebih imersif dan terhubung. Sementara itu, di pasar Tiongkok, yang memiliki dinamika dan persaingan EV yang sangat ketat, Honda sudah memiliki lini produk mobil listrik khusus yang disebut ‘Ye’ Series. Lini ini mencakup SUV P7 dan S7, serta model GT yang akan segera diluncurkan, menunjukkan pendekatan yang disesuaikan untuk pasar terbesar di dunia ini.

Sehubungan dengan peralihan fokus ke kendaraan hybrid, Honda juga akan segera mengumumkan model hybrid terbaru mereka, termasuk kembalinya nama legendaris Prelude yang akan hadir sebagai model hybrid pada tahun 2027. Penggunaan kembali nama-nama ikonik menunjukkan upaya Honda untuk memanfaatkan warisan merek mereka sekaligus mengintegrasikan teknologi modern. Yang paling menarik adalah pengembangan arsitektur baru untuk kendaraan hybrid mereka. Arsitektur ini disebut-sebut dapat mengurangi biaya produksi hingga 30% dan secara bersamaan meningkatkan penghematan bahan bakar hingga 10%. Inovasi ini sangat krusial karena akan membuat kendaraan hybrid Honda lebih kompetitif dari segi harga dan efisiensi operasional, menjadikannya pilihan yang lebih menarik bagi konsumen yang mencari keseimbangan antara efisiensi dan biaya.

Dengan strategi baru ini, Honda memperkirakan penjualan mobil hybrid mereka akan mencapai angka 2,2 juta unit pada tahun 2030. Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dari proyeksi sebelumnya dan menunjukkan keyakinan Honda pada teknologi hybrid sebagai pendorong utama pertumbuhan penjualan mereka dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, penjualan EV diperkirakan akan berkurang menjadi sekitar 750.000 unit pada tahun yang sama. Perbandingan antara 2,2 juta unit hybrid dan 750.000 unit EV ini jelas menunjukkan bahwa Honda melihat hybrid sebagai penopang utama penjualan mereka di akhir dekade ini, setidaknya sampai pasar EV benar-benar matang dan infrastrukturnya siap.

Keputusan Honda untuk memangkas ambisi EV dan beralih fokus ke hybrid adalah langkah pragmatis yang mencerminkan realitas pasar saat ini. Ini adalah strategi yang fleksibel, memungkinkan Honda untuk beradaptasi dengan perubahan permintaan konsumen dan dinamika ekonomi global. Meskipun ada risiko tertinggal dalam perlombaan EV jangka panjang, Honda tampaknya memilih jalur yang lebih hati-hati dan menguntungkan dalam jangka menengah, sembari terus berinvestasi pada teknologi EV masa depan. Ini adalah cerminan dari industri otomotif yang sedang bergejolak, di mana kemampuan untuk beradaptasi dan merevisi strategi menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang.

Honda Memangkas Ambisi EV, Beralih Fokus ke Hybrid di Tengah Perlambatan Pasar Global

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *