Indonesia Merintis Jalan Menuju Kedaulatan Semikonduktor: Ambisi Besar untuk Industri Masa Depan.

Indonesia Merintis Jalan Menuju Kedaulatan Semikonduktor: Ambisi Besar untuk Industri Masa Depan.

Kebutuhan global terhadap teknologi chip semikonduktor terus melonjak secara eksponensial, didorong oleh akselerasi transformasi digital di berbagai sektor seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), komputasi awan, 5G, hingga kendaraan otonom. Fenomena ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi yang masif, tetapi juga menyoroti isu krusial terkait ketahanan rantai pasok global, yang sempat terguncang hebat selama pandemi COVID-19. Melihat potensi strategis serta urgensi geopolitik ini, Pemerintah Indonesia dengan visi jauh ke depan mendorong pembangunan ekosistem semikonduktor nasional, sebagai pilar penting untuk mewujudkan kemandirian teknologi dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Namun, upaya ini bukanlah tanpa aral melintang. Tantangan yang dihadapi sangatlah kompleks dan multidimensional. Ekosistem semikonduktor melibatkan rantai pasok yang amat rumit dan terintegrasi secara global, mulai dari penemuan dan pengolahan material dasar, perancangan arsitektur chip (chip design) yang presisi, proses manufaktur (fabrikasi) yang membutuhkan teknologi litografi tercanggih, hingga perakitan komponen dan pengujian akhir dalam produk elektronik. Setiap tahapan ini menuntut penguasaan teknologi tinggi yang mutakhir, investasi biaya yang sangat besar – pembangunan satu fasilitas fabrikasi (fab) bisa menelan puluhan miliar dolar AS – serta ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian sangat spesifik dan langka.

Menyikapi tantangan tersebut, inisiatif strategis pun dilahirkan dalam bentuk Konsorsium Chip Design Indonesia (KCDI). Konsorsium ini merupakan manifestasi kolaborasi antara dunia akademik dan industri, dengan Prof. Trio Adiono, seorang pakar chip desain terkemuka dari Institut Teknologi Bandung (ITB), bertindak sebagai pemimpin. Di sisi industri, Polytron turut bergabung, menunjukkan komitmen sektor swasta dalam mendukung agenda nasional ini. Kolaborasi lintas sektor ini kemudian membentuk Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDeC) – sebuah organisasi nirlaba yang beranggotakan 16 universitas besar di Indonesia, termasuk ITB dan Universitas Prasetiya Mulya, yang secara kolektif bertekad untuk menjadi lokomotif pengembangan ekosistem semikonduktor di Tanah Air.

"Dunia akademik Indonesia memilih untuk memfokuskan langkah awal pada desain chip, bidang yang memiliki barrier entry lebih rendah dibandingkan aspek semikonduktor lainnya," jelas Permata Nur Miftahur Rizki, Ph.D. selaku Ketua Bidang Kerjasama dan Kolaborasi ICDeC, dalam keterangan yang diterima detikINET. Pilihan strategis ini didasari pertimbangan bahwa fase desain chip, meskipun sangat kompleks dan membutuhkan keahlian tinggi, tidak memerlukan investasi modal sebesar pembangunan fasilitas manufaktur atau pabrik wafer. Fokus pada desain memungkinkan Indonesia untuk membangun fondasi keahlian, mengembangkan kekayaan intelektual (IP) lokal, dan melatih SDM yang kompeten sebelum melangkah ke tahapan yang lebih kapital-intensif. Dengan demikian, Indonesia dapat secara bertahap menempatkan diri dalam rantai nilai semikonduktor global, dimulai dari segmen yang paling memungkinkan untuk dikuasai.

Langkah maju ICDeC ini tidak lepas dari dukungan penuh dari berbagai kementerian kunci Pemerintah Indonesia, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Luar Negeri. Sinergi lintas kementerian ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjadikan pengembangan semikonduktor sebagai prioritas nasional. Dukungan ini mencakup aspek kebijakan, regulasi, fasilitasi riset, pengembangan industri, hingga diplomasi internasional.

Melalui delegasi ICDeC yang dipimpin oleh Prof. Trio Adiono, pada medio Mei 2025, Indonesia tengah menjajaki kemitraan strategis dengan pelaku global industri semikonduktor terkemuka di Eropa. Kunjungan penting ini menyasar dua entitas vital dalam ekosistem semikonduktor dunia: IMEC (Interuniversity Microelectronics Centre) di Belgia, yang dikenal sebagai pusat penelitian dan inovasi independen terbesar di dunia untuk nanoelektronik dan teknologi digital; serta ASML (Advanced Semiconductor Materials Lithography) di Belanda, sebuah perusahaan multinasional yang merupakan produsen peralatan semikonduktor terkemuka di dunia, khususnya dalam teknologi litografi yang krusial untuk fabrikasi chip.

Kemitraan dengan IMEC diharapkan akan membuka pintu bagi Indonesia untuk mendapatkan transfer teknologi penting dalam desain dan riset nanoelektronik, akses ke fasilitas prototyping canggih, serta terlibat dalam proyek-proyek riset kolaboratif yang akan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global semikonduktor. IMEC, sebagai jembatan antara riset fundamental dan aplikasi industri, dapat memberikan wawasan dan metodologi terkini dalam pengembangan chip. Sementara itu, kolaborasi dengan ASML, meskipun Indonesia berfokus pada desain, sangat strategis untuk masa depan. Memahami teknologi litografi dari ASML akan membekali Indonesia dengan pengetahuan fundamental tentang batasan dan kemampuan manufaktur, serta membuka jalan untuk potensi akuisisi teknologi atau pelatihan SDM di bidang manufaktur di kemudian hari.

Selain transfer teknologi, kolaborasi internasional ini juga membuka jalan yang sangat luas dalam penyediaan SDM unggul. Melalui riset akademik bersama dan program pelatihan yang terstruktur, diharapkan akan lahir lulusan-lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu berinovasi dan berkontribusi signifikan pada industri semikonduktor. Peningkatan kualitas SDM ini menjadi kunci vital, mengingat kelangkaan talenta di bidang ini secara global.

Permata Nur juga menambahkan bahwa Universitas Prasetiya Mulya, melalui Program Studi Artificial Intelligent Robotics (AIR) di STEM Prasetiya Mulya, secara proaktif telah menyiapkan kurikulum berbasis semikonduktor untuk pengembangan SDM masa depan. Kurikulum ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan mendalam tentang arsitektur komputer, desain sirkuit terintegrasi (IC), sistem tertanam (embedded systems), hingga pemahaman tentang material semikonduktor dan proses fabrikasi dasar. Ini menunjukkan komitmen institusi pendidikan tinggi untuk merespons kebutuhan industri yang sedang berkembang pesat.

Dalam kurikulum inovatif ini, mahasiswa tidak hanya didorong untuk berkolaborasi lintas universitas dalam negeri, seperti ITB, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), guna menciptakan sinergi pengetahuan dan sumber daya. Lebih dari itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman internasional melalui program pertukaran atau magang di negara-negara yang memiliki kekuatan di sektor semikonduktor, seperti Taiwan (pusat manufaktur chip global), Belanda (pusat inovasi peralatan semikonduktor), dan Belgia (pusat riset nanoelektronik). Paparan global ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan perspektif internasional, jaringan profesional, serta kemampuan untuk mengadopsi praktik terbaik dari industri global.

Ambisi Indonesia untuk membangun ekosistem semikonduktor nasional merupakan langkah strategis yang monumental. Ini bukan hanya tentang memenuhi permintaan pasar, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah ekonomi yang tinggi, membuka lapangan kerja baru yang berkualitas, mengurangi ketergantungan impor, dan pada akhirnya, memperkuat kedaulatan teknologi bangsa. Dengan fondasi yang kuat di bidang desain chip, didukung oleh sinergi pemerintah, akademisi, dan industri, serta kemitraan strategis dengan pemain global, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam industri semikonduktor global di masa depan. Perjalanan ini memang panjang dan penuh tantangan, namun dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat, visi Indonesia sebagai negara yang mandiri secara teknologi akan semakin nyata.

Indonesia Merintis Jalan Menuju Kedaulatan Semikonduktor: Ambisi Besar untuk Industri Masa Depan.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *