Indra Sjafri Ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Teknik PSSI, Sinyal Fokus Pembangunan Sepak Bola Jangka Panjang.

Indra Sjafri Ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Teknik PSSI, Sinyal Fokus Pembangunan Sepak Bola Jangka Panjang.

Jakarta – Kabar mengenai penunjukan Indra Sjafri sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Teknik PSSI telah menjadi sorotan utama dalam lingkaran sepak bola nasional. Momen pengumuman ini, yang secara tidak langsung disampaikan oleh Ratu Tisha Destria, Tenaga Ahli Kemenpora bidang diplomasi olahraga, diaspora, dan industri olahraga, pada sebuah acara penting di Kemenpora, seolah menjadi penanda arah baru bagi induk organisasi sepak bola Indonesia. Kehadiran Indra Sjafri dalam kapasitas barunya ini, meski bersifat sementara, mengindikasikan komitmen PSSI untuk tidak membiarkan posisi strategis tersebut kosong terlalu lama, sekaligus memanfaatkan pengalaman berharga dari salah satu figur pelatih paling disegani di tanah air.

Acara pelepasan tiga tim Indonesia yang akan berlaga di Gothia Cup 2025 Swedia, yang berlangsung di Ruang Teater Kemenpora, Senayan, pada Jumat (11/7/2025), menjadi panggung bagi "revelasi" ini. Ratu Tisha, yang saat itu mewakili Menpora Dito Ariotedjo, membuka sambutannya dengan menyapa Indra Sjafri secara langsung dengan sebutan "Direktur Teknik PSSI". Sapaan tersebut, yang awalnya memicu tanda tanya di kalangan awak media dan publik, kemudian menjadi jelas setelah dikonfirmasi langsung oleh Indra Sjafri sendiri. "Yang saya hormati Direktur Teknik PSSI (merujuk Indra Sjafri) komitmennya selalu mendampingi dan juga pembinaan yang perlu mendapatkan pembinaan yang lebih lagi," ucap Tisha, yang kemudian disusul dengan konfirmasi singkat namun tegas dari Indra, "Saya sekarang Plt Direktur Teknik PSSI."

Penunjukan ini menarik perhatian mengingat rekam jejak Indra Sjafri yang sarat pengalaman dan pernah menduduki posisi serupa sebelumnya. Ia sempat menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI sebelum ditunjuk menjadi Pelatih Timnas U-20. Setelah masa tugasnya bersama Timnas U-20 berakhir, dan posisi Direktur Teknik PSSI kembali kosong, nama Indra Sjafri kembali mencuat. Kekosongan posisi Dirtek PSSI pasca ditinggal Indra Sjafri memang sempat menjadi perhatian. PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, diketahui kesulitan menemukan sosok yang tepat dan sesuai kriteria untuk mengisi jabatan vital tersebut secara permanen. Proses pencarian yang memakan waktu cukup lama ini mengindikasikan bahwa PSSI tidak ingin sembarangan dalam memilih figur yang akan bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Oleh karena itu, penunjukan Indra sebagai Plt Dirtek dapat dilihat sebagai solusi jangka pendek yang cerdas, memastikan roda organisasi tetap berjalan sembari mencari sosok permanen yang ideal.

Peran Direktur Teknik dalam sebuah federasi sepak bola adalah jantung dari pembangunan jangka panjang. Posisi ini tidak hanya berfokus pada pembinaan pemain muda, tetapi juga mencakup pengembangan kurikulum kepelatihan, standarisasi akademi, identifikasi bakat, pengembangan infrastruktur teknis, serta penyusunan filosofi sepak bola nasional yang seragam dari tingkat akar rumput hingga tim nasional senior. Seorang Direktur Teknik diharapkan mampu menyusun peta jalan yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas sepak bola di semua lini, mulai dari level grassroot, kompetisi junior, hingga sistem promosi-degradasi yang sehat, serta memastikan adanya kesinambungan antara tim nasional di berbagai kelompok umur.

Indra Sjafri, dengan segudang pengalaman dan prestasinya, adalah pilihan yang logis untuk posisi Plt ini. Ia dikenal sebagai sosok pelatih yang memiliki visi jelas dalam pengembangan pemain muda. Kesuksesannya membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 pada tahun 2013 dengan skuad yang diisi pemain-pemain berbakat seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armayn, dan Hansamu Yama, adalah bukti nyata kemampuannya dalam memoles talenta muda. Selanjutnya, ia juga berhasil membawa Timnas U-22 meraih medali emas SEA Games 2019 di Filipina, sebuah prestasi yang telah lama dinantikan oleh publik sepak bola Indonesia. Filosofi kepelatihannya yang menekankan pada pengembangan teknik individu, pemahaman taktik, dan mentalitas juara, telah banyak diapresiasi. Pengalamannya yang luas di berbagai level usia tim nasional, serta pernah menjabat sebagai Dirtek sebelumnya, memberinya pemahaman mendalam tentang ekosistem sepak bola Indonesia, baik dari sisi teknis maupun administratif. Ia memahami tantangan dan potensi yang ada, mulai dari masalah kualitas pelatih, infrastruktur lapangan, hingga sistem kompetisi usia muda yang belum merata. Penunjukannya sebagai Plt Dirtek menunjukkan bahwa PSSI memercayai kapasitasnya untuk menjaga kesinambungan program pengembangan yang telah berjalan dan bahkan merintis inisiatif baru.

Selain Indra Sjafri, PSSI sebelumnya juga telah menunjuk Jordi Cruyff sebagai penasihat teknis. Ketum PSSI Erick Thohir menjelaskan bahwa tugas penasihat teknis berbeda dengan Dirtek, namun saling melengkapi. Penasihat teknis lebih fokus pada aspek teknis tim nasional Indonesia di semua level, mulai dari U-16, U-19, U-23, hingga senior. Mereka bertugas memberikan masukan, evaluasi, dan strategi untuk meningkatkan performa timnas, termasuk dalam hal pemilihan pemain, program latihan, dan persiapan turnamen. Sementara itu, Dirtek memiliki cakupan yang lebih luas, yakni pengembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Ini mencakup pembinaan usia dini, kurikulum kepelatihan nasional, pengembangan infrastruktur latihan, sistem identifikasi bakat, dan pembentukan filosofi sepak bola Indonesia yang berkelanjutan. Keduanya, Jordi Cruyff dan Indra Sjafri, diharapkan dapat bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan besar PSSI: membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi, baik di kancah regional maupun internasional. Sinergi antara penasihat teknis yang fokus pada tim nasional dan direktur teknik yang fokus pada pengembangan jangka panjang adalah model yang lazim diterapkan oleh federasi sepak bola maju di seluruh dunia, memastikan bahwa ada jalur yang jelas dari pembinaan usia muda hingga performa tim nasional senior.

Sebagai Plt Direktur Teknik, Indra Sjafri memiliki beberapa tugas mendesak. Pertama, ia harus memastikan program-program pembinaan yang telah dirancang PSSI berjalan sesuai rencana, terutama yang berkaitan dengan Elite Pro Academy (EPA) dan program-program pembinaan usia muda lainnya. Kedua, ia perlu meninjau dan mengevaluasi kurikulum kepelatihan nasional, memastikan bahwa pelatih-pelatih di Indonesia mendapatkan pendidikan yang relevan dan terkini. Ketiga, ia diharapkan dapat mengidentifikasi area-area kritis yang membutuhkan perbaikan segera, seperti kualitas wasit usia muda, pengembangan sport science di akademi, atau bahkan pemetaan talenta di daerah-daerah terpencil. Tantangan terbesar adalah bagaimana ia dapat merumuskan sebuah filosofi sepak bola Indonesia yang khas, yang dapat diterapkan secara konsisten di semua tingkatan, sehingga menciptakan identitas bermain yang kuat dan berkelanjutan.

Penunjukan Indra Sjafri sebagai Plt Direktur Teknik ini merupakan langkah strategis dari PSSI untuk mengisi kekosongan posisi krusial, sekaligus memanfaatkan keahlian dan pengalaman salah satu sosok terbaik di sepak bola Indonesia. Meskipun bersifat sementara, ini adalah sinyal kuat bahwa PSSI tidak akan mengendurkan fokus pada pembangunan sepak bola jangka panjang. Dengan dukungan penuh dari PSSI dan kolaborasi yang efektif dengan penasihat teknis seperti Jordi Cruyff, diharapkan Indra Sjafri dapat meletakkan fondasi yang lebih kokoh bagi masa depan sepak bola Indonesia, menciptakan generasi pemain yang lebih berkualitas, dan membawa tim nasional ke puncak prestasi yang diidamkan.

Indra Sjafri Ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Teknik PSSI, Sinyal Fokus Pembangunan Sepak Bola Jangka Panjang.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *