
Sebuah insiden mengejutkan yang melibatkan terbakarnya satu unit mobil listrik Wuling Air EV di Bandung, Jawa Barat, telah menarik perhatian publik dan memicu berbagai spekulasi, terutama terkait keamanan kendaraan listrik. Namun, hasil investigasi menyeluruh yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan dikonfirmasi oleh Wuling Motors, dengan tegas menepis dugaan bahwa kebakaran tersebut dipicu oleh komponen utama mobil listrik seperti baterai atau motor listrik. Sebaliknya, fakta lapangan menunjukkan bahwa insiden tragis ini berawal dari sebuah tabrakan kecil yang terjadi sebelumnya, yang kemudian diduga menyebabkan korsleting kelistrikan di bagian depan kendaraan.
Peristiwa yang menggemparkan ini terjadi di perempatan Jalan Soekarno Hatta – Moch Toha, Bandung, Jawa Barat, sebuah titik persimpangan yang selalu ramai oleh lalu lintas. Menurut keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung, AKP Fiekry Perdana, insiden bermula saat kendaraan Wuling Air EV tersebut tengah berhenti menunggu lampu merah di persimpangan jalan. Tiba-tiba, kepulan asap tebal terlihat muncul dari bagian kap depan mobil, diikuti dengan cepat oleh kobaran api yang membesar dan melalap seluruh bodi kendaraan.
"Saat menunggu lampu merah, tiba-tiba dari mesin keluar kepulan asap disusul api dan membakar sehingga menghanguskan mobil listrik tersebut," ujar AKP Fiekry dalam keterangannya yang dikutip dari detikJabar, menggambarkan detik-detik mengerikan insiden tersebut. Api yang begitu cepat membesar membuat kendaraan tersebut hangus tak bersisa dalam waktu singkat, menyisakan kerangka yang gosong.
Baca Juga:
- Terobosan Gemilang: Laksana Ungaran Perkuat Dominasi Global dengan Ekspor Bodi Bus SR3 Neo ke Sri Lanka
- Suzuki Tegas: Tolak Ikut Perang Harga Mobil China, Fokus Kualitas dan Layanan Jangka Panjang.
- Revolusi Tenaga: Nissan Meluncurkan Teknologi e-POWER Generasi Ketiga yang Ditingkatkan Secara Menyeluruh
- Honda BeAT vs. Yamaha Gear Ultima: Pertarungan Skutik Entry-Level, Harga Juli 2025 dan Analisis Komprehensif.
- Siap-siap! Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 Gerebek Palembang Akhir Pekan Ini
Beruntung, dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Pengemudi dan penumpang, jika ada, berhasil menyelamatkan diri sebelum api melahap habis kendaraan. Namun, kerugian materiil yang ditanggung pemilik mobil diperkirakan mencapai angka fantastis, yakni sekitar Rp 100 juta, mengingat nilai Wuling Air EV yang merupakan salah satu mobil listrik terjangkau di pasaran Indonesia. "Akibat dari kejadian tersebut mobil hangus terbakar. Tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan materi," tambah Fiekry, menegaskan fokus penyelidikan pada penyebab kebakaran.
Poin krusial yang diungkapkan oleh pihak kepolisian adalah adanya insiden tabrakan yang mendahului peristiwa kebakaran. AKP Fiekry menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan mendalam dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, diketahui bahwa mobil tersebut sebelumnya sempat terlibat tabrakan dengan kendaraan lain. Meskipun permasalahan tabrakan awal itu telah diselesaikan secara kekeluargaan antara kedua belah pihak, dan pengemudi Wuling Air EV melanjutkan perjalanan, insiden kecil itu ternyata menyisakan dampak serius yang tidak terlihat.
"Kemudian jalan kembali dan berputar di JL. Soekarno Hatta arah ke timur. Sebelum di perempatan JL. Soekarno Hatta – Jl. Moch Toha lampu merah, sehingga kendaraan berhenti. Saat menunggu lampu merah, tiba-tiba dari mesin keluar kepulan asap disusul api dan membesar," tutur Fiekry, merangkai kronologi kejadian secara detail. Polisi menduga kuat bahwa kebakaran tersebut diakibatkan oleh korsleting kelistrikan yang kemungkinan besar terjadi akibat kerusakan internal yang tidak terdeteksi pasca-tabrakan. Benturan, meskipun kecil, dapat menyebabkan kabel-kabel listrik putus, terkelupas, atau bahkan saling bersentuhan, memicu percikan api yang dalam kondisi tertentu dapat memicu kebakaran, terutama jika ada material mudah terbakar di sekitarnya. "Kebakaran diakibatkan faktor kendaraan yaitu diduga ada korsleting kelistrikan pada kendaraan," pungkasnya, memberikan kesimpulan awal dari investigasi kepolisian.
Menanggapi insiden ini, Wuling Motors, melalui Aftersales Director mereka, Maulana Hakim, segera mengeluarkan pernyataan resmi untuk memberikan klarifikasi dan menenangkan kekhawatiran publik. Maulana Hakim secara tegas membantah spekulasi yang mengaitkan kebakaran dengan baterai atau motor listrik, yang merupakan komponen inti dari kendaraan listrik.
"Untuk perkembangan kali ini dapat disampaikan bila kami sudah berhasil melakukan komunikasi dengan konsumen terkait melalui dealer setempat dan telah sepakat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut perihal asal usul penyebab kejadian ini bersama pihak pihak terkait," kata Maulana Hakim dalam keterangan resminya kepada detikOto pada Senin (7/6/2025), menunjukkan respons cepat dan transparansi dari pihak pabrikan.
Investigasi awal yang dilakukan oleh Wuling Motors sejalan dengan temuan kepolisian. Mereka memastikan bahwa komponen vital seperti baterai tegangan tinggi, yang biasanya terletak di bawah kabin mobil, dan motor listrik yang berada di bagian belakang, ditemukan dalam kondisi utuh dan normal pasca-proses pemadaman api. Ini adalah poin krusial yang meredakan kekhawatiran tentang keamanan baterai EV.
"Kami juga ingin menyampaikan bahwa komponen baterai tegangan tinggi yang terletak di bawah kabin mobil dan motor listrik yang berada di bagian belakang mobil ditemukan dalam kondisi yang utuh dan normal usai proses pemadaman selesai," tegas Maulana Hakim. "Oleh karenanya dapat dipastikan bila komponen tersebut tidak ada kaitannya dan juga bukan pemicu dari insiden ini." Pernyataan ini sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap teknologi kendaraan listrik, yang seringkali menjadi sasaran kekhawatiran berlebihan terkait potensi kebakaran baterai.
Dengan demikian, fokus investigasi lebih lanjut akan diarahkan pada area kap depan mobil, tempat asap pertama kali terlihat dan api mulai berkobar. "Dengan demikian, investigasi yang lebih dalam tetap berjalan dan kami fokuskan terhadap area kap depan untuk dapat mengetahui penyebab insiden ini. Kami mohon untuk dapat menunggu perkembangan selanjutnya," tambah Maulana, menjanjikan transparansi penuh dalam proses investigasi.
Insiden ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi para pemilik kendaraan, baik konvensional maupun listrik, mengenai pentingnya pemeriksaan menyeluruh setelah kendaraan terlibat dalam insiden, sekecil apa pun itu. Benturan dapat menyebabkan kerusakan struktural atau kelistrikan yang tidak terlihat secara kasat mata namun berpotensi memicu masalah serius di kemudian hari. Kabel yang putus, isolasi yang terkelupas, atau komponen yang bergeser akibat benturan dapat menjadi pemicu korsleting.
Wuling Air EV sendiri merupakan salah satu pionir mobil listrik yang diproduksi secara lokal di Indonesia dan telah mendapatkan sambutan positif karena harganya yang relatif terjangkau, menjadikannya pilihan menarik bagi masyarakat yang ingin beralih ke mobilitas ramah lingkungan. Kehadiran mobil ini menjadi salah satu pendorong utama percepatan adopsi kendaraan listrik di Tanah Air. Oleh karena itu, insiden kebakaran ini tentu menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi Wuling tetapi juga bagi ekosistem kendaraan listrik secara keseluruhan.
Pernyataan resmi dari Wuling yang menegaskan bahwa baterai dan motor listrik tidak menjadi penyebab kebakaran sangat krusial dalam menjaga kepercayaan konsumen. Kekhawatiran mengenai kebakaran pada kendaraan listrik seringkali berpusat pada baterai, yang secara inheren menyimpan energi besar. Namun, fakta menunjukkan bahwa kebakaran mobil, baik itu kendaraan listrik maupun konvensional (Internal Combustion Engine/ICE), dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kelistrikan, kebocoran bahan bakar, atau kerusakan akibat tabrakan. Dalam kasus kendaraan ICE, kebocoran bahan bakar atau masalah kelistrikan di ruang mesin juga sering menjadi penyebab utama kebakaran.
Para ahli otomotif sering menekankan bahwa desain kendaraan modern, termasuk EV, telah melalui uji keselamatan yang sangat ketat. Baterai EV dirancang dengan sistem manajemen termal dan perlindungan canggih untuk mencegah thermal runaway (kondisi di mana baterai terlalu panas dan memicu kebakaran). Oleh karena itu, insiden kebakaran yang tidak melibatkan baterai seperti kasus Wuling Air EV ini, justru menunjukkan bahwa masalah yang terjadi lebih mirip dengan kebakaran yang bisa menimpa kendaraan konvensional, yaitu akibat kerusakan pasca-benturan yang mengganggu sistem kelistrikan.
Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya perbaikan kendaraan pasca-tabrakan yang dilakukan oleh bengkel resmi atau teknisi yang memiliki sertifikasi dan pemahaman mendalam tentang struktur dan sistem kelistrikan kendaraan listrik. Pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh komponen, terutama di area yang terdampak benturan, dapat mencegah insiden yang lebih besar di kemudian hari. Penggunaan suku cadang asli dan prosedur perbaikan yang sesuai standar pabrikan juga sangat direkomendasikan untuk memastikan keamanan dan integritas kendaraan.
Ke depannya, Wuling Motors diharapkan akan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang dan konsumen untuk menyelesaikan investigasi secara tuntas dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencegah terulangnya insiden serupa. Transparansi dalam setiap tahap penyelidikan akan sangat membantu dalam menjaga kepercayaan publik terhadap produk mereka dan teknologi kendaraan listrik secara umum. Dengan fakta bahwa penyebabnya adalah korsleting pasca-tabrakan dan bukan masalah inheren pada baterai atau motor listrik, Wuling Air EV tetap menjadi pilihan yang relevan dan aman di pasar kendaraan listrik Indonesia, asalkan pemilik senantiasa menjaga kondisi kendaraan dan melakukan perbaikan yang tepat setelah insiden apa pun.
