Jadon Sancho di Ambang Juventus: Negosiasi Mengerucut, Target Pramusim Kian Dekat

Jadon Sancho di Ambang Juventus: Negosiasi Mengerucut, Target Pramusim Kian Dekat

Gelombang spekulasi seputar masa depan Jadon Sancho di Manchester United kini mencapai puncaknya, dengan laporan yang mengindikasikan bahwa negosiasi antara Juventus dan perwakilan sang pemain telah memasuki fase sangat lanjut. Klub raksasa Turin itu berambisi besar untuk merampungkan transfer winger berusia 24 tahun tersebut sebelum tim asuhan pelatih anyar Thiago Motta memulai jadwal pramusim mereka pada pekan depan, menandakan urgensi dan tekad Bianconeri untuk segera mengamankan tanda tangan sang bintang.

Urgensi Juventus terasa semakin nyata menyusul kedatangan Emeka Obasi, agen yang mewakili Jadon Sancho, di Turin pada Rabu lalu. Kehadiran Obasi di markas Juventus menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam menuntaskan detail-detail akhir kesepakatan. Dari laporan yang dirangkum oleh Football Italia, Sancho sendiri dikabarkan telah memprioritaskan transfer ke Juventus sebagai langkah selanjutnya dalam kariernya. Bahkan, ia disebut siap untuk menerima pemotongan gaji yang signifikan demi merealisasikan kepindahannya, sebuah indikasi kuat akan keinginannya untuk memulai lembaran baru dan menghidupkan kembali kariernya yang sempat meredup di Old Trafford.

Manajemen Juventus, khususnya Direktur Olahraga Cristiano Giuntoli, tengah berupaya keras agar Sancho sudah bisa bergabung dengan skuad pada 24 Juli mendatang. Tanggal tersebut bertepatan dengan dimulainya sesi pramusim klub, yang menjadi momen krusial bagi pelatih Thiago Motta untuk mengintegrasikan pemain baru ke dalam sistem permainannya. Kehadiran Sancho sejak awal pramusim akan memberikan waktu adaptasi yang memadai, baik secara taktis maupun fisik, serta memungkinkan sang pemain membangun chemistry dengan rekan-rekan setimnya sebelum dimulainya kompetisi resmi.

Aspek finansial menjadi salah satu poin utama dalam negosiasi yang sedang berlangsung. Juventus dilaporkan telah mengajukan penawaran terbaru kepada Manchester United pada awal pekan ini, dengan nilai yang mendekati 17 juta Euro. Angka ini memang lebih rendah dari permintaan awal Setan Merah yang berada di kisaran 25 juta Euro. Namun, ada indikasi kuat bahwa Manchester United kini telah melunak dan menunjukkan fleksibilitas dalam tuntutan mereka. Tekanan untuk melepas Sancho semakin besar mengingat situasinya yang terpinggirkan di skuad utama, di mana ia hanya tampil empat kali dalam dua tahun terakhir. Kontraknya di Old Trafford juga hanya tersisa satu tahun, membuat momen ini menjadi kesempatan terbaik bagi United untuk mendapatkan kembali sebagian investasi mereka ketimbang kehilangan Sancho secara gratis pada musim panas tahun depan.

Kisah Jadon Sancho di Manchester United adalah sebuah narasi tentang ekspektasi besar yang berujung pada kekecewaan. Didatangkan dari Borussia Dortmund pada tahun 2021 dengan mahar fantastis sebesar 85 juta Euro, Sancho diharapkan menjadi pilar utama di lini serang Setan Merah. Di Dortmund, ia menjelma menjadi salah satu winger paling menjanjikan di Eropa, dengan torehan gol dan assist yang impresif, serta kemampuan menggiring bola yang memukau. Namun, adaptasinya di Liga Primer Inggris terbukti jauh lebih sulit dari yang diperkirakan. Penampilannya cenderung inkonsisten, dan ia kesulitan menemukan ritme terbaiknya.

Puncak dari permasalahan Sancho di Manchester United terjadi di bawah kepemimpinan Erik ten Hag. Hubungan antara pemain dan pelatih memburuk setelah Ten Hag secara terbuka mengkritik performa dan sikap Sancho. Insiden tersebut berujung pada isolasi Sancho dari skuad utama, bahkan ia dilarang menggunakan fasilitas tim senior. Situasi ini membuat Sancho absen dari lapangan hijau untuk waktu yang cukup lama, membatasi kontribusinya secara drastis. Sebuah pinjaman kembali ke Borussia Dortmund pada paruh kedua musim lalu sempat memberikan secercah harapan. Sancho menunjukkan beberapa kilasan performa terbaiknya, bahkan berhasil membawa Dortmund mencapai final Liga Champions. Namun, penampilan tersebut tidak cukup untuk meyakinkan Ten Hag atau manajemen Manchester United bahwa ia layak mendapatkan kesempatan kedua di Old Trafford.

Bagi Jadon Sancho, kepindahan ke Juventus akan menjadi kesempatan emas untuk sepenuhnya merevitalisasi kariernya. Lingkungan baru, tekanan yang mungkin sedikit berbeda dibandingkan intensitas Liga Primer, serta filosofi sepak bola Serie A yang lebih taktis, bisa menjadi katalisator bagi Sancho untuk kembali menemukan sentuhan terbaiknya. Keinginannya untuk menerima pemotongan gaji menggarisbawahi tekadnya untuk menempatkan karier di atas aspek finansial semata, sebuah mentalitas yang sangat dibutuhkan untuk bangkit dari keterpurukan.

Dari sisi Juventus, perekrutan Sancho merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi pelatih Thiago Motta. Motta dikenal sebagai pelatih yang mengedepankan sepak bola menyerang berbasis penguasaan bola, dengan penekanan pada pergerakan dinamis dan kreativitas di sepertiga akhir lapangan. Kehadiran Sancho, dengan kemampuan dribblingnya yang luar biasa, visi bermain yang tajam, dan insting mencetak gol, akan menambah dimensi baru pada lini serang Bianconeri. Ia bisa beroperasi di kedua sisi sayap atau bahkan sebagai penyerang lubang, memberikan Motta fleksibilitas taktis yang berharga. Sancho juga diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan dalam menciptakan peluang dan memecah kebuntuan, aspek yang terkadang menjadi tantangan bagi Juventus di musim-musim sebelumnya.

Kebijakan transfer Juventus di era Direktur Olahraga Cristiano Giuntoli cenderung berfokus pada efisiensi dan nilai, daripada menghamburkan uang untuk pembelian mahal. Setelah sukses mendatangkan Jonathan David secara bebas transfer dari Lille, merekrut Sancho dengan harga yang relatif terjangkau (mengingat kualitas dan potensi yang dimilikinya) akan menjadi cerminan lain dari strategi ini. Giuntoli, yang memiliki reputasi gemilang dalam mengidentifikasi talenta tersembunyi dan melakukan negosiasi cerdas selama di Napoli, tampaknya melihat Sancho sebagai investasi berisiko rendah dengan potensi pengembalian yang tinggi, terutama jika sang pemain mampu kembali ke performa puncaknya.

Manchester United, di sisi lain, juga memiliki alasan kuat untuk memfasilitasi kepergian Sancho. Selain masalah disipliner dan ketidakcocokan dengan pelatih, melepas Sancho akan membantu United mengurangi beban gaji yang signifikan dan memberikan ruang lebih dalam anggaran Financial Fair Play (FFP) mereka. Dengan kepemilikan minoritas oleh INEOS di bawah Sir Jim Ratcliffe, United sedang dalam fase restrukturisasi besar-besaran, dan melepas pemain dengan gaji tinggi yang tidak berkontribusi adalah bagian dari upaya membersihkan skuad dan membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan. Kepergian Sancho akan memungkinkan United untuk mengalihkan sumber daya ke target transfer lain yang lebih sesuai dengan visi jangka panjang mereka.

Negosiasi antara Juventus dan Manchester United saat ini berada dalam tahap tarik ulur yang klasik. Juventus mencoba menekan harga serendah mungkin, sementara United, meskipun ingin melepas, tetap berusaha mendapatkan kompensasi yang layak. Namun, faktor kontrak Sancho yang tersisa setahun, ditambah keinginannya yang kuat untuk pindah, memberikan Juventus posisi tawar yang cukup kuat. Para negosiator di kedua belah pihak kemungkinan besar sedang bekerja keras untuk menemukan titik tengah yang bisa diterima, dengan tenggat waktu pramusim Juventus sebagai pemicu utama.

Jika transfer ini berhasil terealisasi, Jadon Sancho akan menjadi rekrutan kedua Juventus di jendela transfer musim panas ini, mengikuti jejak striker Kanada Jonathan David yang direkrut secara bebas transfer setelah kontraknya di Lille habis. Kedatangan kedua pemain ini mengindikasikan ambisi Juventus untuk memperkuat lini serang mereka secara signifikan menjelang musim baru. Dengan kembalinya mereka ke Liga Champions dan target untuk bersaing memperebutkan Scudetto, penambahan kualitas di lini depan menjadi prioritas utama.

Bagi Sancho, tantangan terbesarnya adalah beradaptasi dengan lingkungan baru dan mendapatkan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang. Serie A dikenal sebagai liga yang menuntut kecerdasan taktis dan ketahanan fisik, namun juga menawarkan ruang bagi pemain-pemain kreatif untuk bersinar. Jika Sancho mampu menemukan kembali performa terbaiknya, ia berpotensi menjadi salah satu bintang di liga Italia. Namun, risiko tentu ada, mengingat performa inkonsistennya dalam beberapa tahun terakhir dan riwayat cedera minor.

Para penggemar Juventus di seluruh dunia tentu akan menyambut berita ini dengan campuran kegembiraan dan antisipasi. Potensi Sancho tidak diragukan lagi, dan jika ia bisa mereplikasi performa yang pernah ia tunjukkan di Dortmund, Juventus akan mendapatkan aset yang sangat berharga. Kini, semua mata tertuju pada pengumuman resmi. Dengan tenggat waktu pramusim yang semakin dekat dan negosiasi yang telah mencapai tahap akhir, kemungkinan besar saga transfer Jadon Sancho akan segera menemukan titik terang dalam beberapa hari ke depan, membuka lembaran baru bagi sang pemain dan memberikan dorongan signifikan bagi ambisi Juventus di musim mendatang.

Jadon Sancho di Ambang Juventus: Negosiasi Mengerucut, Target Pramusim Kian Dekat

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *