Kenapa Penggemar Norwegia Tetap Kecewa Meski Timnas Putri Meraih Rekor Sempurna di Euro Putri 2025?

Kenapa Penggemar Norwegia Tetap Kecewa Meski Timnas Putri Meraih Rekor Sempurna di Euro Putri 2025?

Kenapa Penggemar Norwegia Tetap Kecewa Meski Timnas Putri Meraih Rekor Sempurna di Euro Putri 2025?

Di panggung akbar Euro Putri 2025, tim nasional Norwegia telah menorehkan rekor yang sempurna di fase grup, memuncaki klasemen dengan sembilan poin penuh dari tiga pertandingan. Mereka menjadi tim pertama yang mengamankan tempat di perempat final, bahkan menyisakan satu pertandingan. Di atas kertas, pencapaian ini adalah sebuah kesuksesan yang patut dirayakan. Namun, di balik angka-angka cemerlang tersebut, tersimpan gelombang skeptisisme dan ketidakpuasan dari para penggemar dan pengamat sepak bola di Norwegia. Pertanyaan besar menggantung: mengapa euforia tidak menyertai kesuksesan yang jelas ini?

Pelatih kepala Norwegia, Gemma Grainger, yang kelahiran Middlesbrough, Inggris, telah menyatakan niatnya dengan jelas sejak konferensi pers pertamanya di Euro 2025. "Perempat final sudah cukup bagi saya," katanya ketika ditanya tentang hadiah ulang tahun idealnya. Grainger, yang akan merayakan ulang tahun ke-43 sehari setelah pertandingan perempat final pada Rabu (20:00 BST), mendapatkan keinginannya. Norwegia akan menghadapi Italia di babak delapan besar, sebuah pencapaian yang menandai kembalinya mereka ke fase gugur turnamen besar setelah absen cukup lama.

Namun, rekor 100% ini datang dengan catatan kaki yang signifikan. Norwegia berada di grup yang secara luas dianggap sebagai yang termudah di turnamen ini, bersaing dengan Swiss, Finlandia, dan Islandia. Meski berhasil mengalahkan ketiga lawan tersebut, performa mereka jauh dari meyakinkan. Setiap kemenangan diwarnai dengan momen-momen keraguan, kelalaian, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan permainan sepenuhnya.

Dalam pertandingan pembuka melawan tuan rumah Swiss, Norwegia harus berjuang keras dan bangkit dari ketertinggalan untuk meraih kemenangan 2-1. Pertandingan kedua melawan Finlandia juga tidak kalah mendebarkan; mereka membutuhkan gol bunuh diri dan gol kemenangan di menit-menit akhir untuk mengamankan skor 2-1. Puncaknya adalah pertandingan terakhir fase grup melawan Islandia, di mana Norwegia, meski menang 4-3, kebobolan dua gol setelah menit ke-84, menunjukkan kerapuhan pertahanan yang mengkhawatirkan meskipun unggul jauh.

Synne Sofie Christiansen, seorang jurnalis Norwegia, dengan jujur mengungkapkan perasaan campur aduk yang melingkupi tim. "Harus saya akui, ada sedikit perasaan campur aduk di sekitar tim," katanya kepada BBC Sport. "Mereka belum membuatnya mudah bagi kami para jurnalis untuk meliput pertandingan karena mereka kehilangan kendali atas permainan dan mereka belum benar-benar tampil sebagai tim yang kolektif." Sentimen ini bergema di kalangan penggemar, yang bertanya-tanya mengapa tim dengan deretan "superstar" tidak bisa bermain lebih baik.

Tim Norwegia memang dipenuhi dengan talenta menyerang kelas dunia. Ada Hegerberg, pemenang Ballon d’Or 2018, adalah striker mematikan yang dikenal dengan insting golnya. Caroline Graham Hansen dari Barcelona adalah salah satu winger paling berbahaya di dunia dengan dribel dan visi permainannya. Frida Maanum dari Arsenal adalah gelandang serang yang dinamis dengan tembakan jarak jauh yang kuat, sementara Guro Reiten dari Chelsea adalah pemain serbaguna yang mampu mencetak gol dan memberikan assist. Namun, di Euro 2025, kuartet ini, dan tim secara keseluruhan, belum mampu menerjemahkan performa brilian mereka di level klub ke panggung internasional. Mereka belum menunjukkan potensi sejati mereka sebagai sebuah unit.

"Bagi kami yang menonton pertandingan, rasanya mengejutkan bahwa mereka tidak tampil lebih baik mengingat nama-nama di atas kertas," tambah Christiansen. "Secara umum, orang-orang cukup kritis. Mereka tidak terlalu terkesan dengan bagaimana Norwegia tampil dan para penggemar bertanya mengapa tidak mungkin untuk bermain lebih baik dengan begitu banyak superstar di tim." Norwegia, yang pernah menjadi juara Euro dua kali (1987, 1993) dan bahkan Piala Dunia (1995), memiliki sejarah panjang kesuksesan dalam sepak bola wanita. Ekspektasi di negara Skandinavia itu selalu tinggi, dan kegagalan untuk tampil dominan, bahkan di grup yang relatif lemah, memicu kekhawatiran.

Gemma Grainger mengambil alih kursi pelatih Norwegia pada Januari 2024, menggantikan Hege Riise, setelah sebelumnya mengundurkan diri sebagai manajer Wales. Kedatangannya disambut dengan harapan besar untuk memulihkan tim yang tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2023, sebuah turnamen yang dibayangi oleh laporan konflik internal di bawah Riise. Dalam 18 bulan masa jabatannya, Grainger tampaknya telah berhasil memperbaiki hubungan di dalam tim dan membuat para pemain merasa bangga kembali bermain untuk Norwegia, menurut Christiansen. "Para pemain seringkali benar-benar menunjukkan bahwa mereka sangat senang berada di tim nasional lagi," katanya.

Pendekatan Grainger terhadap media juga berbeda. Ia selalu hadir, tersedia untuk pers, dan menjawab semua pertanyaan. Keputusannya untuk memberikan ban kapten kepada Ada Hegerberg juga dipandang positif, memberikan Hegerberg peran yang lebih besar dalam tim, meskipun sang striker sendiri masih berjuang untuk menemukan performa terbaiknya. Namun, di sisi lain, Grainger juga menghadapi kritik. "Dia telah melakukan hal-hal baik, tetapi saya masih berpikir orang-orang sedikit kritis terhadapnya karena dia belum membuat banyak perubahan dalam tim. Orang-orang ingin melihat pelatih yang lebih ofensif karena dia terlihat sedikit konservatif," jelas Christiansen. Kritik ini mungkin merujuk pada pendekatan taktis yang dianggap terlalu hati-hati atau kurang berani dalam memanfaatkan kekuatan ofensif tim, yang berpotensi menjadi alasan mengapa tim belum mampu mendominasi lawan-lawannya dengan lebih meyakinkan.

Terlepas dari performa yang tidak meyakinkan, Norwegia telah menghindari eliminasi fase grup ketiga berturut-turut di Euro. Ini adalah pertandingan babak gugur pertama mereka di turnamen ini sejak kekalahan final 2013 dari Jerman. Yang lebih penting, mereka berada di sisi undian yang "menguntungkan" bersama Italia, Inggris, dan Swedia. Ini berarti mereka berhasil menghindari tim-tim kuat seperti juara dunia Spanyol, serta pesaing tangguh lainnya seperti Prancis dan Jerman, setidaknya hingga babak final. Situasi ini memberikan mereka jalur yang relatif lebih mudah menuju semifinal, bahkan final.

"Karena fase grup dan tim-tim yang mereka lawan, akan menjadi kegagalan besar jika mereka tidak lolos," tambah Christiansen. "Itu adalah minimal yang harus mereka lakukan. Saya pikir orang-orang akan melihat perkembangan tim dan senang jika mereka mencapai semifinal." Ini menetapkan ekspektasi baru bagi Norwegia. Lolos dari grup adalah kewajiban, tetapi untuk benar-benar memuaskan penggemar, mereka harus melangkah lebih jauh.

Untuk mencapai semifinal, Norwegia harus mengatasi Italia, yang telah menunjukkan performa mengesankan di Swiss dan akan memainkan perempat final Euro pertama mereka sejak 2013. Kedua tim telah bertemu dua kali pada tahun 2024, dengan kedua pertandingan kualifikasi Euro 2025 berakhir imbang. Ini menunjukkan bahwa kekuatan kedua tim cukup seimbang dan pertandingan perempat final diprediksi akan berlangsung ketat.

"Norwegia tahu ini akan sulit, tetapi mereka cukup positif sekarang," kata Christiansen. "Mereka tahu mereka telah bermain imbang dua kali melawan mereka tahun lalu dan tahu kekuatan antara kedua tim cukup mirip. Mereka pikir mereka memiliki peluang bagus untuk lolos." Ada perasaan bahwa Norwegia "sedang menunggangi gelombang," memiliki momentum, dan bahkan "kekuatan yang lebih tinggi" menyertai mereka dengan undian yang menguntungkan.

Meskipun kritik tetap ada, fakta bahwa Norwegia telah mencapai perempat final dengan rekor sempurna, ditambah dengan undian yang "menguntungkan," mungkin bisa menjadi katalisator. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah mereka bisa mengubah momentum dan keberuntungan ini menjadi performa yang lebih meyakinkan? Akankah mereka akhirnya menunjukkan potensi penuh dari para superstar mereka, ataukah perjalanan mereka akan terhenti di tangan Italia, meninggalkan para penggemar dengan pertanyaan yang sama tentang tim yang berprestasi di atas kertas namun belum sepenuhnya meyakinkan di lapangan? Euro Putri 2025 bagi Norwegia adalah kisah tentang kesuksesan yang dipertanyakan, dan jawabannya akan terungkap di babak gugur.

Kenapa Penggemar Norwegia Tetap Kecewa Meski Timnas Putri Meraih Rekor Sempurna di Euro Putri 2025?

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *