KNKT Dorong Ekspor Bus Lokal ke Arab Saudi: Visi Menembus Pasar Haji dan Umrah

KNKT Dorong Ekspor Bus Lokal ke Arab Saudi: Visi Menembus Pasar Haji dan Umrah

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, melontarkan sebuah harapan besar bagi industri karoseri dan operator bus di Indonesia: menembus pasar Arab Saudi yang menjanjikan. Dalam sebuah pernyataan yang penuh optimisme, Soerjanto mengungkapkan mimpinya agar bus-bus buatan Indonesia dapat diekspor dan bahkan dioperasikan di Tanah Suci, mengingat tingginya kebutuhan dan permintaan bus perkotaan serta transportasi jamaah haji dan umrah di sana. Pernyataan tersebut disampaikan Soerjanto saat memberikan kata sambutan dalam acara peluncuran bus listrik Nucleus 6 di kantor pusat PT Laksana Bus Manufaktur di Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Selasa, 15 Juli 2025.

Menurut Soerjanto, potensi pasar di Arab Saudi sangatlah besar. Setiap tahunnya, jutaan jamaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, memadati Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Kebutuhan akan transportasi yang efisien, nyaman, dan andal menjadi krusial untuk melayani mobilitas jamaah tersebut. "Saya bermimpi bahwa industri karoseri (lokal) seperti Laksana atau yang lainnya, itu bisa beroperasi di Arab Saudi," ujar Soerjanto, menekankan keyakinannya terhadap kualitas dan kapabilitas industri manufaktur bus di Tanah Air.

Visi Soerjanto tidak berhenti pada ekspor unit bus semata. Ia juga berharap agar operator-operator bus terkemuka di Indonesia, seperti PO SAN atau PO Sinar Jaya, dapat melebarkan sayap operasional mereka ke Arab Saudi. Dengan demikian, bukan hanya produk busnya yang mendunia, tetapi juga keahlian dan pengalaman manajemen operasional bus Indonesia yang telah terbukti mampu melayani jutaan penumpang setiap harinya. Soerjanto percaya bahwa bus-bus buatan karoseri Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dibandingkan dengan armada yang saat ini mendominasi jalanan di Arab Saudi.

Baca Juga:

"Kami sangat berharap, karena industri untuk pengadaan transportasi di Arab Saudi itu masih terbuka lebar. Dan belum ada satu pun perusahaan Indonesia yang beroperasi di sana," sambung Soerjanto. Pernyataan ini menggarisbawahi peluang emas yang menanti para pelaku industri transportasi Indonesia. Pasar Arab Saudi memang sangat menarik untuk digarap. Transportasi bus adalah tulang punggung mobilitas di sana, terutama untuk melayani pergerakan jamaah haji dan umrah yang sangat masif. Bus digunakan untuk mengangkut jamaah dari bandara ke hotel, dari hotel ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, serta untuk perjalanan antar kota suci.

Saat ini, panorama jalanan di Arab Saudi didominasi oleh bus-bus buatan China. Kehadiran bus-bus dari Tiongkok ini bukan tanpa alasan; mereka seringkali menawarkan harga yang kompetitif dan kemampuan produksi massal yang cepat. Namun, dengan kualitas, inovasi, dan potensi penyesuaian yang ditawarkan oleh karoseri Indonesia, Soerjanto melihat celah besar untuk bersaing dan bahkan mengambil porsi pasar yang signifikan. Kualitas pengerjaan, ketahanan, serta kemampuan beradaptasi dengan kondisi iklim dan medan menjadi keunggulan yang bisa ditonjolkan oleh produk Indonesia.

Menanggapi harapan tersebut, Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur, Stefan Arman, mengakui bahwa Arab Saudi memang menjadi salah satu negara yang tengah dijajaki sebagai tujuan ekspor. Namun, ia juga tidak menampik bahwa proses untuk menembus pasar tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. "Arab memang menjadi salah satu negara yang kita jajaki (untuk ekspor) ya. Tapi memang prosesnya cukup panjang," ungkap Stefan Arman saat diwawancarai di lokasi yang sama. Proses panjang ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari sertifikasi standar internasional, penyesuaian regulasi lokal, hingga pembangunan jaringan distribusi dan purna jual yang kuat.

Selain itu, Stefan Arman juga menyoroti tantangan lain yang mungkin muncul jika permintaan dari Arab Saudi benar-benar terwujud dalam skala besar. "Memang Arab Saudi ini kebutuhan busnya luar biasa besarnya. Kadang-kadang kapasitasnya kita juga, kalau tiba-tiba mereka pesan ratusan, ribuan, ya kita nggak jualan ke yang lain kalo gitu," tambahnya. Kapasitas produksi menjadi isu krusial. Jika Laksana atau karoseri lainnya menerima pesanan dalam jumlah ratusan hingga ribuan unit, hal itu akan memerlukan peningkatan kapasitas produksi yang signifikan, investasi pada mesin dan teknologi baru, serta penambahan tenaga kerja. Ini bisa menjadi pedang bermata dua: peluang besar namun juga tantangan manajemen produksi yang kompleks.

Kendati pasar Arab Saudi masih dalam tahap penjajakan, jejak rekam Laksana di kancah internasional sudah cukup membanggakan. Sejauh ini, produk-produk bus Laksana telah berhasil menembus pasar internasional di beberapa negara. Di antaranya adalah Fiji, Timor Leste, Bangladesh, Laos, dan Sri Lanka. Keberhasilan ekspor ke negara-negara ini menunjukkan bahwa bus buatan Indonesia memiliki daya saing global, baik dari segi kualitas, desain, maupun harga. Pengalaman di pasar-pasar tersebut memberikan modal berharga bagi Laksana untuk terus mengembangkan produknya dan memperluas jangkauan ekspornya.

Keberhasilan menembus pasar Arab Saudi bukan hanya akan menjadi kebanggaan bagi industri karoseri dan operator bus, tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Ini akan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan produk-produk manufaktur berkualitas tinggi. Lebih dari itu, ekspor bus dan operasional perusahaan transportasi Indonesia di Arab Saudi akan membawa dampak ekonomi yang signifikan, termasuk peningkatan devisa negara, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, serta penguatan citra Indonesia sebagai negara produsen yang handal.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Luar Negeri, diharapkan dapat memberikan dukungan penuh untuk mewujudkan visi ini. Diplomasi ekonomi, fasilitasi standar dan sertifikasi internasional, serta program pembiayaan ekspor dapat menjadi kunci untuk membuka pintu pasar Arab Saudi. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga terkait seperti KNKT sangat penting untuk menyusun strategi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Visi Soerjanto Tjahjono untuk melihat bus dan operator Indonesia beroperasi di Arab Saudi adalah sebuah ambisi yang realistis dan strategis. Dengan kualitas yang telah terbukti, inovasi yang terus berkembang—seperti peluncuran bus listrik Nucleus 6 yang ramah lingkungan—dan semangat pantang menyerah dari para pelaku industri, mimpi untuk menembus pasar haji dan umrah di Arab Saudi bukanlah hal yang mustahil. Ini adalah langkah besar menuju pengakuan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri transportasi global, dan sebuah kontribusi nyata dalam melayani jutaan jamaah di Tanah Suci dengan armada buatan anak bangsa.

(lua/dry)

KNKT Dorong Ekspor Bus Lokal ke Arab Saudi: Visi Menembus Pasar Haji dan Umrah

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *