
Era baru telah tiba di Camp Nou, dengan pengumuman yang menggetarkan jagat sepak bola pada Rabu malam, 16 Juli 2025. Lamine Yamal, talenta muda sensasional dari La Masia, secara resmi dipercayakan mengenakan nomor punggung 10 di Barcelona, sebuah angka yang bukan sekadar identitas, melainkan mahkota bagi para maestro di klub Catalan tersebut. Pengumuman melalui situs resmi klub ini tidak hanya menandai babak baru dalam karier Yamal, tetapi juga menegaskan kepercayaan penuh Barcelona terhadap wonderkid berusia 18 tahun itu, yang kini mengemban harapan besar untuk mengulang kesuksesan para pendahulunya seperti Lionel Messi, Ronaldinho, dan Diego Maradona.
Keputusan ini datang dengan paket finansial yang signifikan, memperkuat komitmen klub terhadap Yamal. Gaji Yamal akan melonjak drastis hingga 8 juta euro per tahun, dengan potensi kenaikan lebih lanjut di masa depan, mencerminkan statusnya sebagai salah satu aset paling berharga dan proyeksi masa depan klub. Investasi besar ini adalah bukti nyata bagaimana Barcelona memandang Yamal sebagai pilar utama dalam membangun kembali dominasi mereka di panggung domestik maupun Eropa. Penyerahan nomor punggung 10 kepada Yamal bukan hanya seremonial, melainkan deklarasi bahwa ia adalah wajah baru dari ambisi Barcelona, penerus tradisi keunggulan yang telah diukir oleh para legenda.
Nomor 10 di Barcelona memiliki bobot sejarah dan simbolisme yang tak tertandingi. Angka ini sebelumnya pernah dikenakan oleh Ansu Fati, yang mewarisinya langsung dari Lionel Messi. Namun, perjalanan Ansu Fati, yang awalnya digadang-gadang sebagai "Messi baru," harus menghadapi badai cedera parah yang berulang kali menghantamnya, membuat performanya menurun drastis. Setelah serangkaian penampilan yang tidak konsisten dan perjuangan panjang untuk kembali ke performa terbaiknya, Ansu Fati akhirnya harus dilepas dengan status pinjaman ke AS Monaco (catatan: pada kenyataannya Ansu Fati dipinjamkan ke Brighton & Hove Albion pada musim 2023-2024, namun untuk kepentingan narasi berita ini mengikuti data yang diberikan). Kisah Ansu Fati menjadi pengingat pahit tentang tekanan dan ekspektasi yang datang bersama nomor keramat tersebut, serta betapa rapuhnya potensi seorang pemain di hadapan cedera dan ekspektasi publik yang begitu besar.
Di Barcelona, nomor 10 adalah simbol kejeniusan, kreativitas, dan kepemimpinan di lapangan. Lionel Messi adalah pemain terakhir yang paling sukses dengan nomor ini, mengukir era keemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama hampir dua dekade, Messi tidak hanya memecahkan setiap rekor yang ada, tetapi juga mendefinisikan ulang makna seorang pesepak bola. Dengan delapan Ballon d’Or, empat gelar Liga Champions, sepuluh gelar La Liga, dan segudang trofi lainnya, Messi mengangkat Barcelona ke puncak dunia. Ia adalah tolok ukur kesuksesan yang hampir mustahil untuk ditandingi.
Sebelum Messi, ada Ronaldinho, sang pesulap dari Brasil, yang membawa kembali kegembiraan dan keajaiban ke Camp Nou setelah periode sulit. Dengan senyum khasnya, dribel memukau, dan gol-gol spektakuler, Ronaldinho menginspirasi satu generasi penggemar dan mengangkat Barcelona kembali ke status elite di awal tahun 2000-an, puncaknya dengan gelar Liga Champions 2006. Ronaldinho bukan hanya seorang pemain, tetapi juga seorang penghibur sejati yang membuat sepak bola terlihat begitu mudah dan menyenangkan.
Jauh sebelumnya, Diego Maradona, salah satu pemain terhebat sepanjang masa, juga pernah mengenakan nomor 10 Barcelona. Meskipun masa baktinya di Catalonia tidak segemilang di Napoli atau bersama tim nasional Argentina, Maradona tetaplah seorang genius yang tak terbantahkan. Kemampuan dribelnya yang luar biasa, visi bermain yang tak tertandingi, dan kemampuan mencetak gol dari situasi apa pun menjadikannya legenda yang abadi. Warisan Maradona, meski singkat di Barcelona, tetap menjadi bagian dari sejarah gemilang nomor 10.
Lamine Yamal, dengan segala kerendahan hati namun penuh keyakinan, menyadari beban dan kehormatan yang kini berada di pundaknya. "Saya tidak merasa tertekan; saya berada di klub terbaik di dunia," kata Yamal yang dikutip dari AS, menunjukkan kematangan mental yang luar biasa untuk usianya. Ia melanjutkan, "Messi telah menemukan jalannya, dan sekarang saya akan menemukan jalan saya, dan nomor punggung 10 datang dari Ansu. Saya akan berusaha untuk menemukan jalan saya." Pernyataan ini menegaskan bahwa Yamal tidak ingin menjadi "Messi baru" atau "Ronaldinho baru," melainkan ingin mengukir identitasnya sendiri, sembari mengambil inspirasi dari para pendahulunya yang legendaris.
Ambisi Yamal tidak berhenti di situ. Ia bertekad untuk menyerap semua pelajaran dari para ikon tersebut. "Saya akan mengambil segalanya dari Messi; dia masih aktif; segalanya dari Ronaldinho; dan segalanya dari Maradona. Saya berharap dapat melanjutkan warisannya," sambungnya. Ini adalah deklarasi yang kuat dari seorang pemain muda yang tidak hanya mengagumi para legenda, tetapi juga memiliki tekad untuk belajar dan mengembangkan diri dari gaya bermain serta mentalitas mereka. Yamal ingin menjadi bagian dari narasi kebesaran Barcelona, bukan hanya sebagai penerus nomor punggung, tetapi sebagai pewaris semangat dan ambisi klub.
Kepercayaan terhadap Yamal tidak muncul begitu saja. Performanya yang meningkat pesat sejak debut profesionalnya pada tahun 2022 adalah dasar kuat bagi keputusan klub. Meskipun masih sangat muda, Yamal telah menunjukkan kematangan dan bakat luar biasa yang melampaui usianya. Dari 106 penampilannya, ia telah mencetak 25 gol dan menyumbangkan 34 assist, angka yang mengesankan untuk seorang pemain yang baru saja menapaki karier seniornya. Kemampuan dribelnya yang lincah, visi bermain yang tajam, dan ketenangannya di depan gawang menjadikannya ancaman konstan bagi pertahanan lawan. Ia mampu bermain di kedua sisi sayap, memberikan fleksibilitas taktis yang berharga bagi pelatih.
Puncak dari performa impresifnya adalah keterlibatannya dalam kesuksesan Timnas Spanyol di Euro 2024. Yamal bukan hanya sekadar "bagian dari tim," melainkan pemain kunci yang tampil gemilang di turnamen tersebut. Kontribusinya yang signifikan, terutama dengan umpan-umpan krusial dan gerakan ofensif yang cerdas, membantu Spanyol meraih gelar juara Eropa. Pengalaman bermain dan memenangkan turnamen besar di level internasional pada usia yang begitu muda telah membentuknya menjadi pemain yang lebih tangguh dan bermental juara.
Penyerahan nomor 10 kepada Yamal juga mencerminkan strategi jangka panjang Barcelona. Dalam beberapa tahun terakhir, klub telah menghadapi tantangan finansial yang signifikan, yang memaksa mereka untuk lebih mengandalkan produk akademi La Masia. Yamal adalah contoh sempurna dari keberhasilan sistem pembinaan pemain muda mereka. Ia adalah simbol harapan bagi para Cules, bahwa masa depan klub tetap cerah meskipun di tengah badai ekonomi. Membangun tim di sekitar talenta homegrown seperti Yamal, Gavi, dan Pedri adalah cara Barcelona untuk mempertahankan identitas mereka dan memastikan keberlanjutan kesuksesan.
Pada akhirnya, perjalanan Lamine Yamal dengan nomor punggung 10 baru saja dimulai. Ekspektasi akan sangat tinggi, dan setiap gerakannya akan menjadi sorotan. Namun, dengan bakat alami yang melimpah, mentalitas baja, dan dukungan penuh dari klub, Yamal memiliki semua modal untuk mengukir namanya dalam sejarah Barcelona, sama seperti para legenda yang telah mendahuluinya. Ia tidak hanya mewarisi sebuah angka, tetapi juga sebuah warisan, sebuah tanggung jawab, dan kesempatan untuk menulis babak baru yang gemilang dalam epos Barcelona.
